Mohon tunggu...
Afif Ikhwanul Muslimin
Afif Ikhwanul Muslimin Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar Pendidikan Bahasa Inggris UIN Mataram

Minat dalam ELT, Linguistics, Literature, English skills, ESP, EYL, pembelajaran TOEFL dan IELTS, serta pembelajaran berbasis technology.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Publikasi Artikel Ilmiah di Jurnal

12 Mei 2020   11:51 Diperbarui: 12 Mei 2020   12:17 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis merupakan hal keharusan bagi setiap akademisi, khususnya mereka yang sedang menempuh studi di tingkat pendidikan tinggi. Berdasarkan  Surat Dirjen DIKTI nomor 152/E/T/2012,   sebagai syarat kelulusan dari universitas sejak setelah Agustus 2012, mahasiswa strata 1, 2, dan 3 diwajibkan membuat dan mempublikasikan  karya ilmiah dalam bentuk artikel Jurnal. 

Adapun ketentuanya, mahasiswa strata 1  mempublikasikan karyanya ke jurnal ilmiah di Indonesia. Bagi calon lulusan magister, artikel dipublikasikan  di jurnal nasional treakreditasi. 

Sedangkan bagi para calon pemegang gelar doktor, mereka diminta untuk publikasi karya ilmiah di jurnal internasional. Namun, sekalipun  naskah sudah ditulis, tidak semua tulisan yang dikirimkan berhasil masuk dan diterima oleh jurnal. 

Sehingga, mau tidak mau, keterampilan dalam menulis di jurnal ilmiah perlu diasah dan memperhatikan tips jitu agar naskah ilmiah yang telah disusun susah payah bisa terpublikasikan sesuai harapan.

Berdasarkan pola umum pengelolaan jurnal berbasis Online Jurnal System (OJS), ada beberapa tips yang harus diperhatikan penulis saat mengirimkan artikelnya.

1. Pilih Jurnal yang Sesuai Lingkup Penelitian

Setiap jurnal memiliki scope atau lingkup penelitian yang berbeda-beda. Ada tiga jenis spesifikasi lingkup jurnal, yaitu umum, spesifik, dan sangat spesifik. Jurnal dengan lingkup umum biasanya mencakup topik penelitian yang luas atau bahkan mencakup beberapa disiplin ilmu yang didiskusikan dalam sebuah perpektif  yang sama. 

Sebagai contoh jurnal yang memiliki scope interdisciplinary Islamic studies. Jurnal ini akan menerima semua artikel yang dituliskan asalkan mengandung unsur pembahasan keislaman. 

Selanjutnya, ada jurnal yang  memiliki lingkup bahasan spesifik seperti halnya Jurnal Matematika. Jurnal tersebut akan menerima semua artikel mengenai matematika umum dan  topik spesifik di dalam matermatika. Ketiga, jurnal dengan lingkup kajian sangat spesifik. Jurnal ini akan menerima artikel dengan spesifikasi khusus dari sebuah bidang kajian. 

Sebagai contoh jurnal yang mengkaji geofisika dalam ilmu fisika. Jadi, ketika penulis ingin menerbitkan artikel di jurnal, kesesuaian lingkup tulisan kita akan sangat menentukan apakah artikel kita akan diterima oleh jurnal ataukah tidak, karena editor akan melakukan initial evaluation atau evaluasi awal sebelum dilakukan review atau penelaahan lebih lanjut..

2.  Sesuaikan Format Tulisan dengan Template Jurnal

Hampir semua jurnal bereputasi dan terakreditasi saat ini sudah menerapkan aturan bahwa semua tulisan yang akan dipublikasikan harus memenuhi format penulisan sesuai template jurnal. 

Ketika tulisan yang telah disusun sudah memiliki kesesuaian lingkup, jika tidak sesuai dengan template, bisa dipastikan tulisan tersebut akan ditolak. Hal ini disebabkan karena template menjadi ciri khas setiap jurnal dan menjadi pembeda dari jurnal-jurnal lainya. 

Template setiap jurnal biasanya tersedia di beranda atau home setiap jurnal yang menggunakan Online Jurnal System (OJS). Atau juga bisa ditemukan pada menu Author Guidelines (panduan penulis). Template jurnal bisa langsung di unduh dan dikostumasi sesuai dengan tulisan yang telah disusun.

3. Memperhatikan Deadline Penerbitan Artikel

Setiap jurnal memiliki periode penerbitan artikel pada setiap tahunya. Ada yang menggunakan sistem biannual atau dua kali setiap tahun yaitu terbit per enam bulan, ada yang annual atau sekali terbit setahun, dan ada yang lebih sering yaitu bulanan atau monthly. Bilamana penulis berniat membidik sebuah jurnal, harus dipastikan periode terbitnya sesuai dengan kebutuhannya. 

Bilamana penulis menyerahkan artikel kepada editor sedangkan submission deadline (tanggal pengiriman) telah terlewati, maka bisa dipastikan artikel tersebut tidak akan terbit sesuai harapan. 

Meskipun bisa jadi jika berkenan diantrikan untuk publikasi pada periode selanjutnya. Namun, pastinya editor dan manajer  jurnal tidak akan menerima artikel yang memburu untuk diterima dalam jurnalnya tanpa melalui prosedur review dan editing yang benar sesuai manajemen pengelolaan jurnal yang benar. 

Hal ini dikarenakan rekam prosedur pengelolaan tersebut akan mempengaruhi penilaian akreditasi jurnal. Sehingga, keajekan publikasi sesuai periode terbit jurnal tentunya akan dijaga oleh tim jurnal.

4. Hindari Plagiasi

Plagiasi artikel bisa menjadi masalah paling serius ketika sebuah artikel ditujukan untuk publikasi jurnal. Beberapa jurnal mensyaratkan adanya cek plagiasi yang berbasis similarity atau kesamaan karakteristik tulisan dengan berbagai sumber online dalam berbagai macam standar toleransi antara 5%-20%. 

Bilamana bukti cek plagiasi tidak disertakan ketika melakukan upload dokumen ke dalam sistem jurnal, jika itu menjadi syarat, maka artikel tersebut akan tertolak. Ataupun juga, ketika editor melakukan cek plagiasi sebagai initial review, dan terindikasi memiliki similarity diatas standarnya, maka artikel akan tertolak.

5. Penyesuaian Artikel dengan Gaya Selingkung Jurnal Target

Samahalnya template jurnal, gaya selingkung yang terdapat pada bagian author guidelines di OJS menjadi penciri khusus setiap jurnal terakreditasi dan bereputasi. 

Gaya selingkung ini meliputi beberapa hal seperti jumlah kata, gaya penulisan kutipan, penataan konten dalam bab temuan dan pembahasan apakah disatukan atau terpisah, gaya penulisan referensi, penyebutan nama setiap bab dalam artikel, dan lainya. 

Ketika hal sepele seperti penamaan bab di artikel tidak sesuai dengan gaya selingkung jurnal,  jurnal yang bereputasi dan terakreditasi tinggi tidak akan segan  menolak artikel yang sudah di kirimkan.  

6. Tekun Memperhatikan Feedback

Setiap artikel yang dikirimkan ke sebuah jurnal, pasti akan menerima feedback atau umpan balik dari jurnal tersebut. Feedback ini bisa berupa pernyataan penerimaan draft artikel ke dalam jurnal, inital review oleh editor, hasil review oleh para mitra berstari, atau surat penerimaan publikasi oleh jurnal.

Biasanya, setiap feedback akan terkirimkan ke akun kita di jurnal tersebut yang jg tertaut pada email yang penulis pakai untuk mendaftarkan akun. Namun, seringkali penulis kurang tekun untuk mengecek dan merespon dengan cepat feedback tersebut. Sehingga, beberapa penolakan publikasi oleh jurnal juga didasari karena kurang responsifnya penulis akan feedback dari jurnal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun