Sepi sunyi masuk merengkuh nafas
Bening mungil sembunyi tak berbekas
Terbang menari membaur buas
Tak seinsanpun mengerti engkau mengimbas
Hingga temaram panas mengalir deras
Kini tunas dan dahan bertumbangan
Daun hijau, menguning meranggas berjatuhan
Bintik titikmu mengayun mengoyak kerongkongan
Merenggut jutaan yang acuh dan was-was tanpa enggan
Engkau tak pernah terbersit dalam setiap angan
Tetes telah menjadi jelaga mendunia
Pongah dan gagah tak lagi memamerkan raga
Tumpukan koin dan lembar angka bukan segalanya
Beradu kuat dengan engkau dimana-mana
Bahkan rela mengunci kaki dari indahnya dunia
Wahai tamu tak berhati
Insan tak pernah ingin kehadiranmu membumi
Mungkinkah engkau untusan pencipta galaksi
Atau hanya daki manusia yang kau cemburui
Hingga kau rela tinggalkan perih dan susah hati
Cerah pagi tak seperti tempo hari
Ramadhan yang suci kau belenggu dalam sepi
Tetes air mata memburu ridho Illahi Rabbi
Rindu sanubari tanpa engkau mengurung kami
Bersimpuh menanti senja tamu tak berhati
Mataram, 29 April 2020
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H