Mohon tunggu...
Afif Fajriansyah
Afif Fajriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

fotography

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sosial Media Sebagai Media Kampanye Partai Politik

3 Januari 2024   00:33 Diperbarui: 3 Januari 2024   01:07 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: GoodStats, 23 Juli 2022

Menurut KBBI, kelayakan diartikan sebagai kemampuan atau kompetensi  seseorang yang dipilih untuk menduduki jabatan tertentu di pemerintahan. Analisis yang dilakukan menemukan bahwa peningkatan penyebaran citra politik  positif yang dilakukan partai politik baik melalui media cetak maupun elektronik  tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan peluang partai politik untuk menang.

Menjelang pemilu 2024, spektrum publik akan semakin banyak digunakan untuk kegiatan branding dan peningkatan suara partai politik. Menurut survei Voxpopuli Research Center, dibandingkan survei-survei sebelumnya, tingkat pemilu Golkar stabil di kisaran 8% sejak Desember 2021, namun kini turun menjadi 7,3%, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). tingkat kemenangan terus menjadi tren. Angka ini meningkat dan saat ini mencapai 5,5%. 

Dari 15 parpol tersebut, lima parpol menempati posisi teratas, dengan PDIP menduduki peringkat teratas dengan perolehan suara 18,4%, disusul Gerindra dengan 13,5%, dan PKB di peringkat keempat (empat). Tingkat pemilu: 8%, Golkar 7,3%, Partai Demokrat 5,7%. 

Saat ini PBB berada di posisi terbawah  dengan selektabilitas 0,3%. PDIP dan Jelinda adalah dua kandidat politik teratas, dan kedua partai diperkirakan akan mempertahankan posisi teratas mereka hingga tahun 2022, dan keduanya mendukung pemerintahan koalisi periode kedua Jokowi. PDIP merupakan satu-satunya partai politik yang dapat mengajukan calon presiden dan wakil presiden tanpa harus berkoalisi. Ini adalah elemen penting dalam  koalisi, dan jika PDIP berdiri sendiri, kemungkinan  ada empat  calon. (Prasetia, 2023).

Berdasarkan hasil survei parameter Indonesia, PDIP memiliki tingkat pemilu tertinggi yaitu sebesar 22,1, disusul oleh Gerindra sebesar 11,9%, Golkar pada peringkat ke-3 sebesar 10,8%, Partai Demokrat sebesar 8,4%, dan PKB pada peringkat ke-5 sebesar 8,2%. . Peningkatan tingkat kemenangan partai diperkirakan dipengaruhi oleh faktor kepribadian, citra, dan emosional yang menentukan arah pemilu partai.

Berdasarkan penelusuran data indonesia.id, pada simulasi semi publik tersebut, PDIP berhasil meraih delapan suara teratas dengan tingkat kemenangan tertinggi sebesar 25,7%, disusul Golkar 10,5%, Gerindra 9,5%, Partai Demokrat 9%, dan Partai Demokrat 9,5%. PKB 7,4%, Nasdem 5%, 1%, PKS 4,4%,  Perindo 2,8% (Sadia, 2023). 

Berdasarkan temuan Center for Strategic and International Studies (CSIS), peluang terpilih adalah PDIP  21,6%, Gerindra 18%, Golkar 11,3%, Partai Demokrat 11,5%, PKB 6,9%, dan PKS 5,8%, Nasdem 5,1%, dan PPP 1,8. % menempati posisi teratas. , PAN 1,8%, PSI 0,8%, Garuda 0,7%, Hanura 0,5%, PBB 0,3%, Belkariya 0,1%,  PKPI 0,1% (Rahayu, 2022). 

Sementara itu, temuan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan PDIP cenderung menguat, Partai Demokrat relatif stagnan, dan  partai lain cenderung melemah. PDIP memimpin dengan tingkat persetujuan 25,6%. Golkar berada di urutan kedua dengan  9,7%, disusul Gerindra dengan 9% dan Partai Demokrat dengan 8,6%. PKB mendapat dukungan 5,6%, Nasdem 4,8%, PKS 4,1%, PAN 3,2%, dan partai lain kurang dari 3% (Rizkia, 2022).

Hasil kajian yang dilakukan oleh Voxpopuri Research Center, Parameter Indonesia, Data Indonesia.id, Center for Strategic and International Studies (CSIS), dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa  pencitraan politik sering kali menunjukkan bahwa pihak-pihak yang muncul, kecil kemungkinannya untuk terpilih. 

Media seperti Partai Hanura, PAN, PSI, Garuda, PBB, PKPI, Belkariya, dll belum mampu bersaing dengan elektabilitas partai politik besar seperti PDIP, Gerindra, Partai Demokrat, PKB, dan belum mampu untuk mencapai puncak. Ini menempati peringkat ke-5 dalam semua penelitian yang dipublikasikan. 

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin paham dengan apa yang ingin mereka lihat di media massa. Masyarakat Indonesia  memilih partai politik yang mereka yakini memiliki visi untuk melindungi masyarakat, bukan berdasarkan  jumlah iklan atau gambar politik yang mereka lihat. Lebih lanjut, keberadaan kepribadian politik masing-masing partai  juga berperan cukup besar terhadap elektabilitas partai itu sendiri (Widyanto & Putri, 2014).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun