Mohon tunggu...
Afief Burhany Thahir
Afief Burhany Thahir Mohon Tunggu... Insinyur - Penulis Pemula dan Freelance Desain Gambar Teknik

Seorang yang tidak pernah berhenti untuk berpikir dan merenung tentang segala hal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjuangan Mencari Kesuksesan Bekerja Selain Menjadi Pegawai Pemerintahan

4 Februari 2024   20:30 Diperbarui: 4 Februari 2024   21:10 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari Pekerjaan. Sumber : wallpapers.com

Di sebuah kota, hiduplah seorang pemuda bernama Alejandro dan biasa dipanggil dengan nama Alei. Kedua orangtua Alei adalah seorang pegawai pemerintahan di Negara X. Pada saat sekolah, Alex diarahkan kedua orangtuanya agar menjadi anak yang pintar dan bersekolah setinggi mungkin. Namun, orangtua Alei memiliki idealisme yang sangat tinggi, bahkan sampai tidak mungkin bisa diganggu gugat. Kedua orangtua Alei mengharuskan Alei untuk menjadi seorang pegawai pemerintah, tidak boleh bekerja di pekerjaan lain.

Alei pada awalnya bercita-cita menjadi seorang insinyur pemrograman. Hal ini dikarenakan di sektor swasta gaji berkali-kali lipat lebih tinggi daripada pegawai negara serta peluang kerja di bidang teknologi informasi di sektor negara masih sangat minim. Namun, karena larangan dari orangtuanya untuk tidak bekerja di sektor selain pegawai negara, ia akhirnya berkuliah di bidang pendidikan.

Alei tergolong seorang pemuda yang pintar dan rajin. Ia ketika berkuliah sering mengikuti perlombaan, organisasi, dan memiliki indeks prestasi yang cumlaude. Setelah ia lulus, ia ingin melamar kerja pada sebuah bank. Hal ini dikarenakan seorang lulusan bidang pendidikan diharuskan untuk magang kerja terlebih dahulu di sekolah sebelum dapat melamar pekerjaan menjadi seorang pegawai negara. Gaji seorang magang bidang pendidikan terbilang lebih kecil dibanding bidang yang lain, bahkan terkadang sekolah tak mau membayarnya. Namun, dikarenakan orangtuanya yang tidak mau dia bekerja selain menjadi pegawai negara, Alei diharuskan bekerja magang di bidang pendidikan.

Alei terlibat konflik yang cukup sengit kepada kedua orangtuanya. Hal ini dikarenakan Alei belajar banyak di kuliahnya tentang pentingnya mencari pengalaman terlebih dahulu, walaupun pekerjaannya belum sesuai dengan bidangnya.

Alei : "Bapak, Ibu, saya mohon izinkan saya untuk melamar kerja di bank. Saya ingin bekerja di pendidikan. Namun karena saya ingin berkembang di bidang manajemen saya ingin bekerja di bank terlebih dahulu. Nanti bila ada lamaran pegawai negara, saya akan resign dari bank.

Ayah Alei : "Kamu kalau di bank nanti kerjanya paling cuma jadi customer service sama teller, ga mungkin jadi manager. Udahlah, mending kamu magang dulu di pendidikan nanti kamu habis itu ngelamar jadi pegawai negara"

Ibu Alei : "Betul kata bapak, apalagi kadang bank mutasinya bisa terlempar sampai luar kota bahkan di negara bagian yang lain. Mending magang di pendidikan aja dulu, kerjaannya dekat, nanti bisa bekerja tetap disitu sampai tua."

Alei : "Yaudah saya kerja magang pendidikan lah. Nanti kalau belum bisa jadi pegawai negara cepat, jangan nyalahin saya ya bapak ibu."

Akhirnya Alei terpaksa melamar menjadi seorang pekerja magang di sebuah instansi pendidikan. Dua tahun berlalu, negara tak kunjung membuka lamaran pegawai negara. Jika dilihat dari syaratnya pada tahun-tahun sebelumnya, seharusnya Alei sudah bisa melakukan lamaran untuk menjadi pegawai negara. 

Pemerintahannya menjanjikan pada tahun ini akan dibuka. Namun, ternyata pemerintahan secara resmi melakukan pembubaran pegawai negara. Hal ini dikarenakan pemerintahan negara X sudah tidak mau membiayai tenaga pegawai negara. Sektor pembiayaannya digunakan di bidang lain dikarenakan dunia saat ini menghadapai krisis keuangan yang sangat parah. Pegawai negara yang sudah bekerjapun banyak yang dialihkan menjadi karyawan pihak ketiga walaupun masih bekerja di sektor pemerintahan.

Alei pun akhirnya menyesal. Hal itupun juga dialami oleh kedua orang tuanya. Seharusnya negara X bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya di bidang pegawai negara malah terjadi krisis besar di dunia.

Alei : "Andai saja kemarin saya melamar jadi pegawai bank maka tidak akan terjadi seperti ini. Seluruh pegawai magang di pendidikan saja dirumahkan, nanti saya harus bekerja apa. Gengsi tidak akan membuat saya sejahtera secara keuangan bapak ibu."

Ayah Alei : "Yasudah kamu ngelamar pekerjaan terserah kamu saja. Kami mendoakan biar kamu bisa cepat bekerja. Apalagi sekarang bahan makanan pokok juga semakin mahal. Kita butuh segera kamu bisa bekerja. Apapun itu pekerjaannya."

Ibu Alei : "Maafkan kami nak, kami tak bisa berbuat banyak. Bapakmu juga dulu hanya karyawan perusahaan biasa. Tidak bisa mencarikan kamu pekerjaan. Ibu juga hanya ibu rumah tangga. Kamu juga masih memiliki tanggungan adik perempuannya yang masih di sekolah menengah. Semoga kamu cepat dapat kerja nak."

Alei pun memutuskan untuk melamar seluruh pekerjaan yang ada di negara X, meskipun itupun terkadang hanya perlu lulusan sekolah menengah saja. Sudah 10 lebih lamaran yang ia kirimkan di berbagai perusahaan di kotanya, namun tak satupun dipanggil. Alei pun lanjut mengirimkan lamaran ke berbagai kota di negara bagian lain Negara X yang berbentuk republik federal.  Enam bulan pun berlalu, tak satupun pekerjaan yang ia lamar membuahkan hasil. Sering Alei tidak diterima karena terkendala umur, dikarenakan umurnya sekarang yang sudah mencapai 28 tahun. Selain itu dikarenakan dia tidak memiliki kompetensi yang cukup di bidang pekerjaan yang ia lamar. 

Alei pun sedikit putus asa. Dia harus menjadi tulang punggung keluarga sekarang semenjak ayahnya pensiun 2 tahun yang lalu. Dia pun juga harus mencari uang demi menyekolahkan adik perempuannya, Natha. Dia pun memutuskan untuk mencari pekerjaan di negara lain dimana ia sudah tidak banyak harapan di negara X. Dia pun memutuskan untuk belajar ilmu teknologi informasi yang ia dapatkan di laman gratis di internet. Ia menekuni bidang tersebut, tak lama ia mendapatkan sebuah undangan untuk tes sertifikat kompetensi programming di negara Y, yang cukup dekat dengan tempat tinggalnya walaupun sudah berbeda negara. Ia pun meminta izin kepada kedua orangtuanya untuk berangkat kesitu.

Alei : "Bapak ibu Alei izin untuk ke negara Y, dimana bila Tuhan mengizinkan,  saya akan dapat pekerjaan disana. Di Negara X mungkin bukan rezeki saya, saya mencoba untuk menjemput pekerjaan yang mungkin ditakdirkan di saya."

Ayah Alei : "Yasudah nak, kami izinkan kamu pergi ke negara Y. Bekerja yang baik disana. Apalagi sekarang kamu jadi tulang punggung keluarga. Bapak sudah tidak punya penghasilan lagi, dimana kamu yang sekarang yang harus cari uang. Kami mendoakan yang terbaik untukmu nak."

Ibu Alei : "Ibu juga mendoakan yang terbaik untukmu nak. Apalagi sekarang Natha, adikmu, juga ingin bersekolah di kedokteran. Kami sudah tidak punya banyak uang untuk membiayainya. Harapannya kalau tidak Natha mencari beasiswa ya kamu yang harus menyekolahkan Natha."

Alei : "Baiklah, saya pamit bapak ibu. Semoga bapak ibu sehat selalu. Doakan yang terbaik untuk Alei."

Akhirnya Alei sampai ke Negara Y, dimana ia diundang untuk melakukan sertifikat kompetensi. Setelah diumumkan lulus, salah satu pimpinan dari perusahaan dimana ia menjalani ujian sertifikat kompetensi memberikan ia penawaran magang di departemen rekayasa perangkat lunak di perusahaan tersebut. Alei pun akhirnya senang dan bersyukur, ia mendapatkan pekerjaannya lagi setelah di negara X terjadi krisis besar dimana banyak lulusan baru yang tidak mendapatkan pekerjaan yang layak. 

Setelah satu tahun ia magang, Alei dipromosikan menjadi seorang staf di perusahaan tersebut. Ia menandatangani kontrak dimana ia diharuskan untuk bekerja selama 5 tahun di perusahaan tersebut. Gaji yang ditawarkan pun terbilang sangat besar bila dibandingkan di negara X. Akhirnya Alei pun bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Alei juga bisa membiayai kedua orang tuanya dan membiayai kuliah adiknya sampai lulus.

Alei mendapatkan banyak ilmu di perusahaan itu. Setelah 6 tahun di negara Y, Alei memutuskan kembali ke negaranya yaitu negara X. Dengan mengumpulkan penghasilan yang ia miliki saat bekerja disana, ia membuka sebuah bisnis digital. Bisnis digital yang dimiliki Alei pun berkembang dengan pesat dan sudah memiliki beberapa cabang di negara X. Alei merasa sangat bersyukur, dimana ketika ia sudah sedikit harapan untuk bekerja di negaranya, Tuhan membuka rezeki untuknya di negara lain. Alei juga banyak diundang menjadi motivator dimana ia memacu semangat para pemuda yang putus harapannya menjadi pegawai negara, dimana peluang bekerja sukses tidak melulu harus menjadi seorang pegawai negara.

Kisah fiktif Alei ini memberikan pesan kepada kita, terkadang harapan kita bekerja di suatu bidang tidak bisa tercapai. Di Negara kita, banyak yang bercita-cita menjadi pegawai di bidang pemerintahan. Namun terkadang kita telah berusaha semaksimal mungkin dan menjalani banyak kursus, rezeki menjadi pegawai di pemerintahan belum tercapai. Atau bila kita lulusan pendidikan di suatu bidang, namun pekerjaan yang didapatkan malah di bidang lain. Mari kita berusaha semaksimal mungkin meningkatkan skill yang dimiliki dan relasi yang seluas-luasnya. Ada teman kita yang sudah sukses di usia dini, namun dia tidak bisa menikmati kesuksesannya karena diberikan ujian oleh Tuhan. Karena kita tidak tertinggal dengan kesuksesan orang lain, kita tepat waktu di garis perjalanan hidup yang diberikan Tuhan. Serta carilah relasi seluas-luasnya, karena kita tidak tahu teman mana yang akan memberikan batu loncatan rezeki kepada kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun