Mohon tunggu...
Afifa Fauziya
Afifa Fauziya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hi im afifa 20 yr

art

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menelusuri Jalan Tikus yang Gelap: Praktek Jasa Joki Skripsi dan Penggunanya

27 Juni 2021   21:03 Diperbarui: 27 Juni 2021   21:09 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jakarta, 26 Juni 2021 - Saat ini praktek jasa joki skripsi kembali marak terjadi di kalangan mahasiswa. Fenomena ini terjadi karena adanya stigma tentang skripsi yang dapat membuat beberapa mahasiswa stress akan skripsi. Hal ini sudah berlangsung lama beberapa tahun ke belakang.

Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa adanya oknum-oknum nakal yang membuka praktek jasa joki skripsi. Salah satu nya pemilik usaha fotocopy, sebut saja Yeji (nama disamarkan), dirinya selain pemilik usaha fotocopy juga membuka praktek jasa joki skripsi.

Yeji mengatakan awal mula dirinya melakukan praktek ini ketika salah satu mahasiswa meminta tolong untuk menggantikan dirinya mengerjakan tugas kuliahnya. Menurut Yeji penghasilan dari jasa joki skripsi ini lumayan besar. 

Yeji mengakui dirinya memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu membantunya dalam pembuatan skripsi. Walaupun Yeji memiliki SDM yang memadai, Yeji menjelaskan dirinya memiliki beberapa kategori dalam penerimaan klien, karena hanya mampu menerima yang sudah mempunyai pengalaman di bidang tertentu "untuk klien sendiri saya hanya mampu untuk jenjang S1 dan itu juga yang bisa dicari dari jurnal atau buku aja, kalau jurusan bisa semua paling yang ga bisa kedokteran dan Teknik si karena ga ada basic disana," tuturnya saat diwawancarai pada Selasa (22/07).

Yeji bersama tim membuka 2 kloter di setiap tahunnya bagi para pengguna jasa joki skripsi pada bulan April dan bulan Oktober. Tidak hanya itu, Yeji dan tim mampu menerima pesanan jasa joki skripsi hingga 10 slot di setiap kloternya, "kami menerima 10 slot, tapi kalo tim saya bisa ngerjain lebih dari 10, biasanya kita buka slotnya lagi," tambahnya.

Mengenai sistematis pengerjaan, Yeji menyebutkan bahwa dirinya dan pelanggan akan bertemu untuk mendiskusikan mengenai topik dan judul, sehingga dapat memuaskan pelanggannya. Sedangkan untuk tarif, Yeji tidak bisa mematok harga karena hal tersebut dilihat dari tingkat kesulitan data yang diperoleh untuk skripsi tersebut.

Keuntungan Yang Besar

Menurut kesaksian Yeji setelah beberapa lama menjalani pekerjaan ini, Yeji bersama tim bisa meraup untung hingga 75 juta rupiah dalam kurun waktu 1 tahun. Meskipun beliau mampu menghasilkan untung hingga puluhan juta, Yeji menjelaskan bahwa dibalik itu semua ia dan timnya sempat merasakan lupa cara untuk tidur karena harus standby depan laptop. 

"Sempet saking ga ada data di jurnal atau buku, saya dan tim pernah terjun langsung ke lapangan terus cari data sampe ke luar kota, dan alhamdulillah sampai saat ini belum ada komplain dari para pelanggan," tambahnya. Yeji dan tim juga mengatakan bahwa untuk saat ini akan terus melakukan usaha joki ini karena memperoleh untung yang besar.

Kemajuan teknologi membuat praktek jasa joki skripsi menjadi rahasia umum di masyarakat dari kalangan mahasiswa hingga para dosen mengetahui keberadaan joki skripsi. Bahkan ada oknum yang masih berprofesi sebagai mahasiswa membuka praktek jasa joki skripsi ini salah satunya, Ujang (nama disamarkan). Ujang memulai usahanya karena dirinya membutuhkan uang.

Untuk kategori dalam penerimaan klien, sama seperti Yeji, bahwa Ujang hanya menerima yang dapat dicari melalui buku, "kaya hukum, ilkom gitu-gitu kalo kedokteran susah lah ga mungkin yang berbau science saya gak terima," jelasnya.

Sistematis pengerjaan yang Ujang jalankan, dirinya menyebutkan biasanya dilakukan secara per-bab. Dan tarif yang ditawarkan Ujang cukup besar, "Per bab dilihat dari tingkat kesusahan nya biasanya sekitar 1-2 jutaan kalau skripsi. Dan kalau bab penelitian udah masuk ke 3-5 juta. Waktu itu saya pernah terjun langsung ke lapangan buat penelitian. Total yg saya dapet sekitar 8 juta 1 skripsi" tutupnya.

Berawal Dari Media Sosial

Ada penyedia jasa, sudah pasti ada yang menggunakan jasa tersebut. Tukul (nama disamarkan) merupakan salah satu dari sekian banyak mahasiswa yang menggunakan jasa joki skripsi ini. Tukul mengatakan bahwa tidak ada mahasiswa maupun dosen yang tidak mengetahui tentang praktek jasa joki skripsi ini. 

Menurut kesaksian Tukul, dirinya menggunakan jasa joki skripsi lantaran mempunyai aktivitas yang padat di akhir tahun perkuliahannya, "sibuk kerja juga si terus pake joki skripsi buat koreksi tulisan aja takut ada yang salah," pungkasnya.

Awal mula Tukul mengetahui keberadaan praktek jasa joki skripsi ini berawal dari media sosial twitter. Tukul mengatakan bahwa joki yang ia sewa tidak hanya untuk skripsi melainkan jasa penulisan, tugas, dan parafrase. Menurutnya, perjokian ini sudah umum di kalangan pengguna twitter "ya kalo di twitter search aja ada keyword-nya kok," tuturnya.

Mengenai tarif yang Tukul pakai pada saat itu sekitar 5 ribu hingga 2 juta. Ia juga mengakui selama sidang skripsi tidak ada masalah bahkan dosen penguji tidak mencurigai nya.

Sanksi Bagi Mahasiswa

Meskipun Tukul merasa dirinya tidak di curigai oleh para dosen penguji, tetapi menurut salah satu alumni sekaligus dosen di salah satu kampus di Jakarta yaitu Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ), Lusia Handayani, mengatakan bahwa dirinya pernah mengetahui bahwa salah satu mahasiswa pernah menggunakan jasa joki skripsi, Lusi juga menjelaskan bahwa membenarkan adanya praktek jasa joki skripsi di lingkungan kampus.

Lanjut, Lusi menjelaskan terkait sanksi bagi mahasiswa yang memakai jasa joki skripsi ini, "tapi sejauh ini para dosen masih punya hati nurani ya, masih memaafkan gitu lagian kalo pun mau diusut nanti takut fitnah karena kita ga punya bukti yang kuat, walaupun kita sebagai dosen menyadari hanya diberikan nilai minimum," jelasnya saat dihubungi pada Selasa (22/07).

Lusi mengatakan bahwa dirinya tidak menyetujui adanya pratek ini. Lusi mengatakan sebagai tenaga pendidik usaha untuk meminimalisir perjokian skripsi yang sudah marak di kalangan mahasiswa dengan cara mengingatkan mahasiswa bahwa hal instan tidak selalu baik dilakukan "soalnya perjokian ini kan di luar lingkungan kampus jadi susah buat diminimalisir, intinya menyadarkan mereka hal tersebut sangat merugikan," pungkasnya. Usaha lainnya Lusi memberikan jurnal kepada mahasiswa bimbingannya sebagai bahan bacaan alih-alih menggunakan jasa joki skripsi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun