Nur Melizza menambahkan, "Kami juga harus sangat teliti dalam mengukur konsumsi kopi. Beberapa responden minum kopi instan, yang kadar kafeinnya berbeda, jadi kami harus mengelompokkan dengan hati-hati."
Dampak Penelitian
Penelitian ini tidak hanya memberikan data ilmiah tetapi juga membuka diskusi luas di masyarakat. "Kami berharap penelitian ini menjadi langkah awal untuk kampanye kesehatan tentang konsumsi kopi," ujar Erma.
Ketika ditanya apa rencana mereka selanjutnya, Erma dengan semangat menjawab, "Kami ingin meneliti lebih dalam tentang jenis kopi dan cara penyeduhannya. Siapa tahu ada perbedaan efeknya."
Di akhir percakapan, tim tertawa bersama saat Yoyok berkelakar, "Tapi jangan salah, kami juga pecinta kopi. Kami hanya ingin orang-orang lebih bijak menikmatinya."
Penelitian ini tidak hanya mencerminkan kecintaan Erma Wahyu Mashfufa dan timnya terhadap ilmu pengetahuan tetapi juga dedikasi mereka untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. "Kopi itu nikmat, tapi kesehatan jauh lebih berharga," tutup Erma sambil menyeruput secangkir kopi pagi.
Isi Jurnal
Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional study) dengan 36 responden pasien hipertensi di wilayah Puskesmas Dau, Kabupaten Malang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria inklusi responden yang mengonsumsi kopi dan bersedia berpartisipasi. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter.
Temuan Utama:
1. Hubungan Konsumsi Kopi dan Hipertensi:
Penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah. Koefisien korelasi (r) sebesar 0,424 menunjukkan hubungan yang cukup kuat.
Semakin sering seseorang mengonsumsi kopi, semakin besar peningkatan tekanan darah, khususnya pada pasien dengan hipertensi tahap 1.
2. Karakteristik Responden: