Mohon tunggu...
afifatur rohmah
afifatur rohmah Mohon Tunggu... -

pptq Nurul Furqon wepas malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membentuk Karakter Sedini Mungkin

25 Februari 2015   04:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:33 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhir tahun 1970-an, dunia pernah dihebohkan dengan munculnya sosok Victor Aveyron,seorang anak yang muncul di Paris dan memiliki tingkah laku seperti hewan liar. Walaupun asal-usulnya masih misteri, namun diduga kuat victor tumbuh dan besar di hutan bersama hewan-hewan liar. Guna menumbuhkan kembali sifat kemanusiaan yang ada dalam diri Victor, ia dirawat oleh dokter Jean Marc Gaspard Itard. Selama berada dalam masa perawatan, Victor menjadi obyek penelitian para ahli Psikologi yang akhirnya menyimpulkan bahwa ada masa-masa vital atau penting dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi kepribadiannya. Selain Victor, ada beberapa anak lain yang memilikikepribadian dan kejiwaannya mirip dengan hewan. Kepribadian atau kejiwaan ini mereka dapatkan dari lingkungan mereka yang dibesarkan dilingkungan hewan. Tercatat nama-nama seperti, Oxana Malaya seorang gadis yang ditemukan dalam kandang anjing, memiliki kepribadian dan sifat-sifat seperti anjing, ia tidak mampu berbicara dan hanya menggonggong serta tidak mampu berjalan normal seperti manusia biasa selain merangkak seperti anjing. Selain Kisah Oxana Malaya, ada juga kisah Madina. Kisah madina sama dengan Oxana Malaya, ia ditinggalkan oleh orang tuanya di kandang anjing. Seperti Oxana Malaya, Madina hanya mampu menggonggong selayaknya anjing. Menariknya, anak-anak tersebutnya selalu merindukan masa-masa ketika mereka dirawat di alam luar. Hal ini menunjukkan bahwa kesan-kesan ketika masih dalam fase perkembangan anak sangat mempengaruhi mereka dikemudian hari.

Jean Piaget dalam buku Psikologi Anak (The Psychology of the Child) (2000: 6) mengungkapkan bahwa, seorang anak ketika dilahirkan memiliki 6 tahap dalam perkembangan sensori-motor yang berkembang secara kontinu. Pada tahap 2 dan 3 muncul kemampuan imitasi atau meniru, kemudian pada tahap-tahap selanjutnya si anak selalu mengalami kematangan respon atau refleks yang tanggap serta kecerdasan dasar. Kemudian menginjak usia 2 tahun hingga 2,5 tahun kecendrungan anak dalam merespon untuk mengikuti atau meniru (imitasi) apa yang dilihatnya semakin tinggi, bahkan mencoba melakukan segala hal sendiri dan ingin lepas dari ketergantungan orang tua (respon kemandirian). Lebih jauh lagi, Jean Piaget mengungkapkan bahwa “ imitasi adalah prafigurasi representasi. Artinya, selama periode sensori-motor, imitasi merupakan semacam representasi dalam perbuatan fisik, tetapi belum dalam pikiran”. (2000: 98).

Kemampuan imitasi sejak dini ini memungkinkan anak untuk menyerap dan menerima segala macam kejadian dan peristiwa yang dilihatnya. Hal ini disebabkan karena kemampuan anak masih hanya bersifat imitasi tanpa dibarengi kemampuan protect ataupun selektif dalam merespon sesuatu, atau dalam bahasa Jean Piaget, kemampuan imitasi dalam bentuk perbuatan fisik, belum dalam pikiran. Oleh karenanya, tidaklah mengherankan jika anak-anak yang sedari kecilnya berada dalam kandang anjing seperti Madani dan Oxana Malaya dapat dengan mudah terpengaruh dan memiliki sifat yang hampir sama dengan anjing yang ada dikandang tersebut.

Melihat fenomena diatas, kita bisa mengetahui bahwa perkembangan manusia ketika masih dalam fase anak ternyata sangat berpengaruh pada dewasanya nanti. Kemampuan imitasi tanpa dibarengi kemampuan selektif tersebut memungkin pembentukan karakternya sejak dini. Dengan demikian, pemberian kesan positif pada anak sangatlah diperlukan guna membentuk kepribadian yang baik. Anak-anak yang dididik dengan kekerasan oleh orang tuanya secara tidak langsung juga mempengaruhinya untuk menjadi pribadi yang keras dewasa nanti. Sebaliknya, jika anak dididik secara baik dan lemah lembut, maka ia akan memiliki kepribadian yang baik dan lemah lembut di kemudian hari.

--------------------------------------

Rujukan:

Piaget, Jean. Inhelder, Barbel. “Psikologi Anak (The Psychology of the Child)”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2000.

http://www.anehdidunia.com/2013/10/orang-yang-diasuh-oleh-binatang.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun