Mohon tunggu...
Afif Amrullah
Afif Amrullah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Filsafat, Teologi, Ekonomi & Bisnis, Teknologi & sains

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

10 Pengusaha Dalam Maupun Luar Negeri yang Bisa Menjadi Inspirasi dan Motivasi untuk Memulai Suatu Usaha

26 Oktober 2024   10:49 Diperbarui: 26 Oktober 2024   10:57 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

5 PENGUSAHA INDONESIA

Robert Budi Hartono

Robert Budi Hartono atau yang memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong, (lahir 28 April 1941) adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia merupakan anak kedua dari pendiri perusahaan Djarum yaitu Oei Wie Gwan. Robert merupakan keturunan Tionghoa-Indonesia. Kakaknya bernama Michael Bambang Hartono alias Oei Hwie Siang. Pada 2022, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Budi Hartono dan Bambang Hartono menduduki peringkat pertama dengan total kekayaan US$ 47,7 Miliar.

 Budi Hartono sendiri menduduki peringkat ke-64 dunia dengan total kekayaan US$ 23,2 Miliar.Pada awalnya, Djarum merupakan perusahaan kecil yang memiliki nama Djarum Gramophon. Namun pada tahun 1951, ayah Budi Hartono mengakuisisi Djarum Gramophon dan melakukan rebranding dengan menggunakan nama Djarum.Pada tahun 1963, pabrik tembakau Djarum sempat mengalami bencana kebakaran besar dan hampir tidak ada yang tersisa. Setelah kejadian itu, Budi beserta dengan adiknya melakukan inovasi sebuah dengan menciptakan beraneka macam produk rokok.Pada tahun 1972, Djarum mulai berkembang bisnisnya dan melakukan ekspansi. Seperti dengan mulai menggunakan mesin produksi rokok, mengekspor produk ke luar negeri, dan yang lainnya. Tidak hanya sampai disitu, Budi Hartono saat ini menjadi pemegang saham terbesar dari Bank Central Asia (BCA).

Anthony Salim

 Anthony lahir di Kudus, Jawa Tengah, tempat ayahnya Liem Sioe Liong (Soedono Salim) merintis usahanya setelah menetap di Indonesia sejak 1938. Nama Tionghoa-nya adalah Liem Fung Seng (dapat diartikan sebagai "menemui hidup yang baru"), suatu nama yang diberikan Liem sebagai rasa syukur setelah ia hampir terbunuh akibat kecelakaan angkot saat dalam perjalanan dari Kudus ke Semarang di tahun 1949. Menurut penulis biografi Liem, Richard Borsuk dan Nancy Chng, Anthoni memiliki karakter yang hiperaktif dan gemar bermain di masa kecilnya, sampai-sampai pernah membuat rumah keluarganya hampir terbakar. Pendidikan dasarnya ditempuh di sekolah Sin Hua dan SMAN 21 di Jakarta, dilanjutkan ke Seventh-Day Adventist School dan St Joseph's Institution di Singapura. Ia lalu melanjutkan pendidikan tinggi di Ewell Country Technical College di Inggris. Meskipun prestasinya biasa-biasa saja, namun karakternya yang kemudian membantunya menjadi pengganti ayahnya. Tiga saudaranya yang lain, Albert Salim, Andree Halim dan Mira Salim, justru kemudian tersingkir dari grup yang didirikan Liem. Albert keluar dari Salim Grup sejak 1980-an, Andree sejak 1998, dan Mira tidak terlibat dalam bisnis keluarganya.

Berasal dari keluarga Salim Group, langkah Anthony terjun ke bidang bisnis tidak semulus yang dibayangkan.Pada tahun 1998, Anthony mencari banyak cara untuk menyelamatkan Salim Group dari lilitan hutang sekitar 55 miliar dan nyaris bangkrut.Salah satu kunci keberhasilan Anthony dalam menjalankan bisnis adalah dengan melakukan inovasi dan ekspansi. Karena hal tersebut, yang  akhirnya membuat Anthony meraih kesuksesan dan memiliki kekayaan sekitar USD 8.5 miliar atau setara dengan Rp 91 triliunContoh inovasi dan ekspansi yang dilakukan oleh Anthony Salim yaitu melakukan inovasi pada produk Indomie dengan memiliki varian rasa dan melakukan ekspor ke berbagai negara.Sehingga Indomie menjadi brand mie instan terbesar di dunia yang meraup keuntungan sebesar USD 5,8 miliar. Untuk ekspansi yang dilakukan Anthony Salim yaitu membuka waralaba  Indomaret pada tahun 1997 dan berhasil menghasilkan kurang lebih 18.113 minimarket yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dato’ Sri Tahir

Tahir,(nama lahir: Ang Tjoen Ming, Hanzi: 翁俊民) (lahir 24 Maret 1952) adalah seorang pengusaha, investor, dan filantropis asal Indonesia yang merupakan pendiri Mayapada Group, sebuah perusahaan induk yang memiliki beberapa unit usaha di Indonesia. Unit usahanya meliputi perbankan, media cetak dan TV berbayar, properti, rumah sakit dan rantai toko bebas pajak/duty free shopping (DFS). Ia menjadi dikenal karena mampu menjadi orang terkaya kedua belas di Indonesia dan seorang filantropis yang mampu menyumbangkan US$ 75 Juta untuk kesehatan.  

Tahir lahir di Surabaya pada tahun 1952 di sebuah lingkungan yang rata-rata warganya tergolong tidak mampu. Dia dibesarkan oleh sepasang ayah dan ibu yang menghidupi keluarga dengan membuat becak. Tahun 1971, dia menamatkan pendidikan menengah atas (SMA) di SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya.

Ketika lulus SMA, Tahir pernah bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Cita-cita tersebut kandas pada waktu ayahnya mengalami sakit keras hingga tidak sanggup lagi membiayai keluarga. Akibatnya, Tahir muda harus berhenti kuliah dan melanjutkan bisnis ayahnya di Surabaya. Ia mendapat beasiswa di sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura. Di Singapura, Tahir menempuh studi sembari tiap bulan mencari produk di Singapura untuk dijual di Surabaya. Dia membeli pakaian wanita dan sepeda dari pusat perbelanjaan di Singapura dan menjualnya kembali ke Indonesia. Dari sinilah, ia mendapatkan idenya untuk kapitalisasi produk impor guna membantu biaya sekolahnya. Awal dari bisnis garmen yang kemudian serius dia geluti pula. Di umur 35 tahun, ia bersekolah kembali lalu menyelesaikan pendidikan keuangan di Golden Gates University, California, Amerika Serikat.

Ferry Unardi

Ferry Unardi lahir di Lahir di Padang Sumatera Barat pada tanggal 16 Januari 1988. Ia adalah salah satu pengusaha muda di Indonesia yang mendirikan perusahaan penjualan tiket online bernama Traveloka. Debut utamanya membangun usaha tersebut dimulai ketika usianya masih 23 tahun yakni pada 2012.

Ferry merupakan anak muda yang nekat dan sangat berani. Hal itu terbukti ketika ia memutuskan untuk kuliah di Harvard University Amerika Serikat selepas menamatkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas. Ia berangkat karena mendapatkan beasiswa akibat kecerdasannya.

Di samping itu, Ferry juga sudah mempunyai jiwa bisnis sejak remaja. Saat kuliah semester satu di Harvard, ia sudah mulai mencoba peruntungan dalam jual beli tiket pesawat terbang. Hasil dari kegigihannya tersebut pada akhirnya berbuah manis dengan lahirnya perusahaan besar seperti sekarang.

Sebagai anak yang lahir di daerah pinggiran Kota Padang Sumatera Barat, maka Ferry Unardi pun hidup sederhana layaknya bocah-bocah pada umumnya. Akan tetapi, ia mempunyai mimpi besar dan berhasil menyelesaikan pendidikan hingga jenjang S2 di Harvard University.

Dalam masa pendidikan dan kuliahnya, ia sempat cuti karena ingin fokus membangaun bisnis sebagai penjual serta agen tiket pesawat di Amerika Serikat. Namun karena merasa perlu, ia pun memutuskan lanjut sekolah dan sambal bekerja.

Kisah di masa pendidikan seorang Ferry Unardi ini sungguh luar biasa. Di samping belajar, ia juga masih sempat dalam mengembangkan skill wirausaha.

Ferry Unardi merupakan pengusaha sukses dengan perusahaan startupnya Traveloka. Kisah bisnis Ferry dimulai sewaktu masih kuliah di Harvard, dimana dIa melakukan bisnis jual beli tiket pesawat terbang.

Karena hal tersebut, memberikan ide kepada Ferry untuk membangun bisnis penjualan tiket pesawat dengan membuat satu platform yang mudah diakses dan real time oleh para pengguna.

Hadirnya Traveloka adalah jalan keluar  dari permasalahan konsumen dalam membeli tiket pesawat yang tidak perlu datang ke agen penerbangan atau bandara. Dengan kesuksesannya tersebut saat ini Traveloka juga menyediakan layanan lainnya seperti tiket hotel, tiket lokasi wisata, layanan finansial, hingga pesan antar makanan.

Traveloka mencatatkan total kunjungan website nya sekitar 12,8 juta setiap bulannya. Pada tahun 2016 Ferry masuk ke dalam daftar Forbes. Lalu, pada tahun 2017 Traveloka berhasil meraih title unicorn dengan total investasi sebesar USD 1,2 miliar atau setara Rp17,7 triliun.

William Tanuwijaya

William Tanuwijaya (lahir 11 November 1981) merupakan seorang pengusaha Indonesia yang juga merupakan pendiri Tokopedia, sebuah situs web perdagangan elektronik yang memungkinkan penggunanya untuk membeli barang secara daring.

Lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, William yang kala itu baru lulus SMA merantau ke Jakarta untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik, mengikuti keinginan Ayah dan Pamannya. Sayangnya pada tahun kedua perkuliahan, ayah William jatuh sakit sehingga mengharuskan William untuk mencari pekerjaan sampingan agar tetap dapat berkuliah di Jakarta. Keadaan yang mendesak ini lantas memunculkan kecintaan William pada dunia internet. Pekerjaan sampingannya sebagai seorang penjaga warnet ternyata mengantarkan William meluncurkan Tokopedia pada 2009, tentunya setelah melalui berbagai perjuangan yang tidak mudah.

Tokopedia saat ini merupakan salah satu perusahan rintisan (startup) berstatus unicorn, alias mempunyai valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Perusahaan tersebut juga berhasil meraih Android Excellence Apps sebagai aplikasi terbaik pilihan Google di Play Store. William juga berhasil memperoleh penghargaan Young Global Leaders pada tahun 2016, sebagai salah seorang pemimpin muda yang berpengaruh di dunia. Bersama dengan Nadiem Makarim (Founder & CEO PT. Go-Jek Indonesia), dan Achmad Zaky (CEO PT Bukalapak), dan Sigit Arifianto (CEO Lister), William menjadi salah satu CEO Terpopuler Indonesia versi LinkedIn.

William Tanuwijaya lahir di Pematang Siantar, 11 November 1981. Selepas SMA, Ayah William memintanya untuk melanjutkan pendidikan di Jakarta. Meski berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, orang tua William sangat peduli pada pendidikan. Mereka ingin agar William memperoleh pendidikan yang lebih baik sehingga bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

William akhirnya menjalani pengalaman pertamanya keluar dari Sumatera Utara, dan berkuliah di Universitas Bina Nusantara.

Sayangnya pada tahun kedua perkuliahan, ayah William jatuh sakit sehingga mengharuskannya untuk bekerja sampingan sebagai penjaga shift malam warnet 24 jam di dekat lokasi kampus. Saat itu ia mendapatkan keistimewaan untuk menggunakan internet secara gratis, setiap harinya. Hal ini memunculkan kecintaannya pada internet, khususnya dunia digital.

5 PENGUSAHA LUAR NEGERI

Elon Musk

Elon Reeve Musk FRS ( lahir 28 Juni 1971) adalah seorang pebisnis Amerika Serikat. Dia terkenal karena ikut mendirikan SpaceX, Tesla, The Boring Company, Neuralink, dan OpenAI. Dan dengan pendapatan mencapai US$240 miliar (menurut Forbes pada 2022), dia dianggap sebagai orang terkaya di dunia menurut Bloomberg Biilionaires Index dan Forbes.

Setelah mengikuti kuliah perdagangan di Queen's School of Business selama dua tahun, Elon Musk mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari the Wharton School of the University of Pennsylvaniadan sarjana fisika.Melanjutkan Studi Ph.D. Fisika ke Universitas Stanford pada 1995, namun malah keluar dan mendirikan Zip2, dia juga memiliki kontribusi dalam perusahaan PayPal.

Elon Musk berperan dalam mendirikan perusahaan: SpaceX yang bergerak di teknologi antariksa; Tesla, Inc. yang bergerak di bidang otomotif; OpenAI, SolarCity, Neuralink, dan beberapa perusahaan lain.

Elon lahir di Pretoria, Afrika Selatan, dari pasangan ibu Kanada dan ayah Afrika Selatan. Ibunya bernama Maye Musk, seorang model dari Regina, Saskatchewan, Kanada, sementara ayahnya adalah Errol Musk, seorang ahli elektromekanika, pilot, dan juga pelaut.

Ia memiliki seorang adik laki-laki bernama Kimbal (lahir pada 1972) dan adik perempuan, Tosca (lahir 1974). Neneknya berasal dari Britania Raya, sementara kakeknya berasal dari Amerika Serikat. Setelah orang tuanya bercerai pada tahun 1980, Elon tinggal bersama ayahnya di Pretoria.

Sejak kecil, Elon sangat senang membaca dan belajar. Pada usia 10 tahun, ia mulai tertarik dengan mempelajari teknik komputer. Pada usia 12 tahun, ia belajar pemrograman dan berhasil membuat serta menjual kode komputer pada majalah komputer untuk sebuah gim yang ia beri nama Blastar dengan harga $500.

Elon lulus dari Pretoria Boys High School dan pindah ke Kanada tahun 1989 pada usia 17 tahun untuk menghindari wajib militer di Afrika Selatan.Tahun 1992, setelah belajar selama dua tahun di Queen's University, Kingston, Ontario, Musk pindah ke Wharton School di University of Pennsylvania dan memperoleh gelar S1 dalam bidang ekonomi dan S1 kedua dalam bidang fisika. Ia pindah ke California untuk mengejar gelar Ph.D. dalam bidang fisika terapan di Stanford namun keluar setelah dua hari demi mengejar keinginannya untuk berwiraswasta di sektor Internet, energi terbarukan, dan luar angkasa.

Bill Gate

William Henry Gates III (lahir 28 Oktober 1955) adalah seorang tokoh bisnis, investor, filantropis, penulis asal Amerika Serikat, serta mantan CEO yang saat ini menjabat sebagai ketua Microsoft, perusahaan perangkat lunak yang ia dirikan bersama Paul Allen. Ia menduduki peringkat tetap di antara orang-orang terkaya di dunia dan menempati peringkat pertama sejak 1995 hingga 2009, tidak termasuk 2008 ketika ia turun ke peringkat tiga.

Gates termasuk salah seorang pengusaha revolusi komputer pribadi terkenal di dunia. Meski demikian, taktik bisnisnya dikritik karena dianggap anti-kompetitif. Pada tahap-tahap akhir kariernya, Gates melakukan beberapa usaha filantropi dengan menyumbangkan sejumlah besar dana ke berbagai organisasi amal dan program penelitian ilmiah melalui Bill & Melinda Gates Foundation yang didirikan tahun 2000.

Bill Gates mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pejabat eksekutif tertinggi di Microsoft pada bulan Januari 2000. Ia masih menjabat sebagai ketua dan membentuk jabatan kepala arsitek perangkat lunak. Pada Juni 2006, Gates mengumumkan bahwa ia akan bekerja paruh waktu di Microsoft dan purna waktu di Bill & Melinda Gates Foundation. Ia melimpahkan secara bertahap semua pekerjaannya kepada Ray Ozzie, kepala arsitek perangkat lunak, dan Craig Mundie, pejabat riset dan strategi tertinggi Microsoft. Hari kerja purna waktu terakhir Gates di Microsoft adalah 27 Juni 2008. Saat ini, ia masih bekerja di Microsoft sebagai ketua non-eksekutif.

Gates lahir di Seattle, Washington, dari pasangan William H. Gates, Sr. dan Mary Maxwell Gates. Ia memiliki darah Inggris, Jerman, Skotlandia, dan Irlandia.Keluarganya termasuk masyarakat menengah ke atas; ayahnya adalah pengacara ternama, ibunya menjabat sebagai anggota dewan direktur First Interstate BancSystem dan United Way, dan ayahnya, J. W. Maxwell, adalah presiden bank nasional. Gates memiliki seorang kakak bernama Kristianne dan seorang adik bernama Libby. Ia merupakan keturunan keempat dalam keluarganya, namun dikenal sebagai William Gates III atau "Trey" karena ayahnya menyandang akhiran "II".

Gates tertarik dengan komputer sejak saat ia masih berusia belia. Perkenalannya dengan komputer terjadi ketika ia berusia 13 tahun. Saat itu, Mothers Club di sekolahnya, Lakeside School, membeli sebuah terminal Teletype Model 33 ASR dan beberapa komputer General Electric (GE) untuk para siswa.[10] Melihat komputer tersebut, Gates tertarik dan mulai mempelajarinya. Ia tertarik dengan kemampuan mesin tersebut mengeksekusi kode perangkat lunak dengan sempurna dan menulis program komputer pertamanya di sini menggunakan bahasa pemrograman BASIC.[10] Ketika ia mengenang kembali masa-masa itu, ia mengatakan, "Ada sesuatu yang pas dengan mesin tersebut."

Dari sana, ia mempelajari sistem lain, termasuk sistem minikomputer DEC PDP, khususnya PDP-10 yang dimiliki oleh Computer Center Corporation (CCC).Penggunaan komputer PDP-10 ini dibatasi waktu. Gates bersama beberapa temannya seperti Paul Allen, Ric Welland, dan Kent Evans, memutuskan untuk mengeksploitasi sebuah bug pada sistem operasi untuk memperoleh waktu tambahan penggunaan komputer.Namun mereka tertangkap tangan dan akhirnya dilarang oleh CCC untuk mengakses sistem itu selama musim panas.

 
Mark Zuckerberg

Mark Elliot Zuckerberg (lahir 14 Mei 1984) adalah seorang pemrogram komputer dan pengusaha Internet. Ia dikenal karena menciptakan situs jejaring sosial Facebook bersama temannya, yang dengan itu ia menjadi pejabat eksekutif dan presiden. Facebook didirikan sebagai perusahaan swasta pada tahun 2004 oleh Zuckerberg dan teman sekelasnya Dustin Moskovitz, Eduardo Saverin, dan Chris Hughes ketika menjadi mahasiswa di Universitas Harvard.[ Pada tahun 2010, Zuckerberg terpilih sebagai Person of the Year versi majalah Time. Hingga 2011, kekayaan pribadinya ditaksir mencapai $17,55 miliar.

Zuckerberg lahir tahun 1984 di White Plains, New York dari pasangan Karen, seorang psikiater, dan Edward Zuckerberg, seorang dokter gigi. Ia bersama tiga saudara perempuannya, Randi, Donna, dan Arielle,[9] dibesarkan di Dobbs Ferry, New York. Zuckerberg dibesarkan sebagai seorang Yahudi dan menjalani bar mitzvah ketika menginjak usia 13 tahun, meski selama ini ia menetapkan dirinya sebagai seorang ateis.

Di Ardsley High School, Zuckerberg mendapat nilai tinggi pada mata pelajaran klasika sebelum pindah ke Phillips Exeter Academy pada tahun pertamanya, tempat ia mendapat banyak hadiah dalam bidang sains (matematika, astronomi, dan fisika) dan ilmu klasik (dalam formulir pendaftaran perguruan tingginya, Zuckerberg memasukkan bahasa Prancis, Ibrani, Latin, dan Yunani Kuno dalam kolom bahasa non-Inggris yang bisa ia baca dan tulis) swerta merupakan seorang bintang anggar dan kapten tim anggar. Di perguruan tinggi, ia dikenal karena mengutip beberapa kalimat dari puisi-puisi epik seperti Iliad.

Pada sebuah pesta yang diadakan persaudaraannya pada tahun kedua di universitas, Zuckerberg bertemu mft, seorang mahasiswa Cina-Amerika asal pinggiran kota Boston (Braintree, Massachusetts), dan mereka terus berkencan, sempat putus sebentar, sejak 2003. Pada September 2010, Zuckerberg mengundang Chan yang sudah menjadi mahasiswi kedokteran di Universitas California, San Francisco, untuk pindah ke rumah sewaannya di Palo Alto. Zuckerberg mempelajari bahasa Tionghoa Mandarin setiap hari sebagai persiapan kunjungan keduanya ke Tiongkok pada bulan Desember 2010.Hingga 2010, Facebook diblokir oleh tembok api Internet negara itu.

Zuckerberg adalah anggota Alpha Epsilon Pi. Pada awalnya Mark Zuckerberg hanyalah seorang mahasiswa dari Universitas Harvard. Zuckerberg lalu membuat suatu sistem jejaring sosial untuk kelasnya. Tetapi setelah ia membuat sistem tersebut, ternyata semakin banyak saja orang yang tergabung didalamnya. Sistem itu lama-kelamaan telah menjaring universitas terdekat dari tempatnya kuliah, dan inilah awal dari Facebook yang kita kenal saat ini.

Dari situasi inilah, Zuckerberg berinisiatif untuk mengembangkan sistem jejaring tersebut. Mula-mula Zuckerberg mengembangkan sistem ini dan memberi nama Facebook. Zuckerberg dan kawan-kawannya lalu menyewa tempat di Palo Alto, California sebagai tempat untuk mengembangkan Facebook. Karena keasyikan untuk mengembangkan proyek Facebook, maka Zuckerberg lupa akan kuliahnya. Zuckerberg dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit antara memilih pendidikannya atau bisnis proyek yang sedang dia kembangkan. Dengan sikap yang optimis Zuckerberg dan kawan-kawannya memilih untuk meninggalkan kuliah mereka, dan memfokuskan diri pada proyek Facebook tersebut.

Jeff Bezos

Jeffrey Preston Bezos ( né Jorgensen; lahir 12 Januari 1964) adalah salah satu pengusaha terkaya di dunia. Ia adalah pendiri, ketua, CEO, presiden dan pemilik saham mayoritas perusahaan teknologi terbesar di dunia Amazon.com. Lulusan Universitas Princeton, Bezos pernah menjadi anggota Phi Beta Kappa, bekerja sebagai analis keuangan untuk D. E. Shaw & Co. sebelum mendirikan Amazon pada tahun 1994. Ia pernah dipilih sebagai Person of the Year oleh majalah TIME.

Nenek moyang Bezos adalah orang Texas yang secara turun temurun memiliki peternakan seluas 101 km² di Cotulla. Kakeknya adalah direktur regional Komisi Energi Atom Amerika Serikat di Albuquerque yang minta pensiun lebih awal untuk bekerja di peternakan. Pada masa remaja, Bezos sering menghabiskan musim panas bersama kakeknya. Sejak kecil, Bezos sudah memperlihatkan bakatnya di bidang mekanik. Bezos balita pernah mencoba membongkar sendiri tempat tidur miliknya dengan obeng.[3]

Bezos dilahirkan ketika ibunya yang bernama Jackie Bezos masih berusia belasan tahun. Pernikahan ayah dan ibunya hanya bertahan setahun lebih. Ibunya menikah kembali ketika Bezos masih berusia lima tahun. Ayah tiri Bezos yang bernama Miguel Bezos adalah imigran asal Kuba. Miguel Bezos datang sendirian ke Amerika Serikat sewaktu masih berusia 15 tahun hingga akhirnya diterima di Universitas Albuquerque. Keluarga Bezos pindah ke Houston, Texas, dan Miguel Bezos bekerja sebagai insiyur di Exxon. Kelas 4 hingga kelas 6 dilewatkan Bezos kecil di Sekolah Dasar River Oaks Elementary, Houston.

Bezos menunjukkan minatnya pada bidang ilmu sejak masih muda. Ia mengutak-utik alarm listrik supaya sang adik tidak masuk ke kamarnya. Garasi orang tua juga dijadikannya laboratorium untuk eksperimen ilmiah. Setelah orang tuanya pindah ke Miami, Florida, Bezos melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Miami Palmetto.[4] Ketika diterima di Universitas Princeton, Bezos ingin mengambil jurusan fisika, tetapi berubah pikiran dan mendalami komputer hingga lulus dengan gelar di bidang ilmu komputer dan teknik listrik.

Jack Ma

Jack Ma (lahir 10 September 1964) merupakan seorang pebisnis berkebangsaan Tiongkok. Dia merupakan pendiri sekaligus Chairman Eksekutif dari Alibaba Group, perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok. Dia merupakan warga Tiongkok Daratan pertama yang pernah muncul di majalah Forbes dan terdaftar sebagai biliuner dunia. Pada 2015, ia masuk dalam daftar orang paling berpengaruh di dunia pada urutan ke-22.Jack Ma secara resmi mengundurkan diri dari dewan direksi Alibaba pada 30 September 2019.

Sebagai seorang miliader, ternyata Jack Ma dilahirkan dari keluarga ekonomi lemah. Dia dilahirkan di daerah Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. Orangtuanya adalah pemusik dan pendongeng tradisional, ayahnya hanya mendapatkan tunjangan pensiunan bulanan sebesar sekitar Rp 500.000 untuk menghidupi keluarganya.

Saat umur 12 tahun, Jack Ma sudah tertarik untuk belajar bahasa Inggris, selama delapan tahun masa kecilnya dihabiskan sebagai pemandu wisata di sebuah hotel di dekat Danau Hangzhou, sekitar 160 kilometer dari Shanghai. Waktu itu Tiongkok baru mulai membuka diri dan mulai banyak turis yang datang ke Tiongkok. Hal inilah yang membantu dia lebih terbuka pemikirannya dibandingkan teman-teman seumurnya.[butuh rujukan]

Selanjutnya dia mendaftar ke Universitas Keguruan Hangzhou, semacam institut keguruan dan ilmu pendidikan. Di sini dia belajar menjadi guru sekolah menengah. Setelah lulus dari Universitas, dengan gelar Sarjana di bidang bahasa Inggris, dia ditugaskan mengajar di universitas. Ketika itu gaji Ma sebulan sebesar 100-120 renminbi, setara dengan Rp 114.000-Rp 142.500 per bulan.

Pada tahun 1992, saat perekonomian Tiongkok mulai bertumbuh, dia mencoba melamar di berbagai pekerjaan, akhirnya ia menjadi sekretaris general manager gerai penjual ayam goreng Kentucky Fried Chicken. Di sinilah ia bekenalan dengan komputer dan internet, dari seorang teman. Ketika dia mencari kata "beer" di mesin pencari Yahoo, dia menemukan kenyataan bahwa tidak ada data tentang Tiongkok. Akhirnya dia tertarik pada komputer dan meminjam uang 2.000 dollar AS dari kerabatnya untuk mendirikan perusahaan komputer. Padahal dia tidak mengerti tentang komputer ataupun surat elektronik, bahkan dia tidak pernah menyentuh papan tik komputer sebelumnya.

Setelah mengenal internet inilah, dia memutuskan untuk memfasilitasi para pedagangan Tiongkok menjual barang ke luar negeri melalui dunia maya, dia mendirikan Alibaba. Sekarang perusahaan yang dia pimpin, Alibaba Group bernilai lebih dari US$ 200 miliar setelah melantai di Bursa New York pada Oktober 2014.

Faktor Kesuksesan

1. Visi yang Jelas dan Inovasi Berkelanjutan

Pengusaha sukses selalu memiliki visi yang kuat untuk masa depan. Misalnya, Jeff Bezos mendirikan Amazon dengan tujuan menyediakan platform yang bisa menjual "segala hal". Selain itu, Elon Musk membawa inovasi dengan Tesla dan SpaceX untuk mengubah transportasi darat dan luar angkasa.

2. Ketekunan dalam Menghadapi Tantangan

Kesuksesan jarang dicapai dengan mudah, dan pengusaha yang sukses memiliki ketekunan yang luar biasa. William Tanuwijaya mendirikan Tokopedia di Indonesia meskipun ada banyak tantangan dalam pengembangan teknologi lokal. Mark Zuckerberg juga gigih dalam mengembangkan Facebook meskipun menghadapi banyak kompetisi.

3. Kemampuan Adaptasi

Keberhasilan bisnis seringkali tergantung pada kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar. Contohnya, Anthony Salim dari Grup Salim melakukan diversifikasi bisnisnya, dari makanan dan minuman hingga sektor lain seperti properti dan telekomunikasi, untuk menjaga perusahaan tetap relevan di pasar yang dinamis.

4. Fokus pada Pelanggan

Pengusaha sukses selalu menempatkan pelanggan sebagai prioritas utama. Jack Ma dengan Alibaba memberikan perhatian khusus pada pengalaman pengguna dan membangun ekosistem e-commerce yang nyaman dan tepercaya di Tiongkok.

5. Tim yang Solid

Tim yang kuat adalah aset penting bagi pengusaha. Dato' Sri Tahir, pendiri Mayapada Group, memahami pentingnya membangun tim yang solid untuk mengembangkan bisnisnya dari layanan kesehatan hingga keuangan.

6. Keterampilan Manajerial dan Keuangan

Ferry Unardi, pendiri Traveloka, memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam bidang manajemen, yang membantu Traveloka berkembang menjadi salah satu platform perjalanan terkemuka di Asia Tenggara.

7. Integritas dan Kepercayaan

Integritas adalah pondasi untuk kesuksesan jangka panjang. Robert Budi Hartono, pemilik Djarum Group dan salah satu orang terkaya di Indonesia, membangun kepercayaan tidak hanya di sektor rokok tetapi juga dalam perbankan melalui Bank Central Asia (BCA).

8. Kemampuan Mengambil Risiko yang Dihitung

Keberanian untuk mengambil risiko yang dihitung adalah kualitas yang dimiliki oleh hampir semua pengusaha sukses. Bill Gates meninggalkan kuliah di Harvard untuk membangun Microsoft, sebuah risiko besar yang membawanya pada kesuksesan global.

9. Penggunaan Teknologi sebagai Pengungkit

Teknologi adalah pengungkit besar dalam dunia bisnis saat ini. Mark Zuckerberg menggunakan teknologi untuk menghubungkan orang di seluruh dunia melalui Facebook, dan Elon Musk menciptakan inovasi teknologi dengan Tesla dan SpaceX.

10. Keinginan untuk Memberi Dampak Positif

Pengusaha sukses sering kali memiliki dorongan untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat. Jeff Bezos, melalui Amazon dan Blue Origin, serta Elon Musk dengan Tesla dan SpaceX, telah mendorong batasan teknologi dan industri, yang juga berdampak besar pada lingkungan dan masyarakat luas.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun