Mohon tunggu...
Afifah Zahidah
Afifah Zahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Trisakti School of Management

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Menetapkan Target Kerja dengan Efektif

17 Juni 2021   13:28 Diperbarui: 17 Juni 2021   15:15 12553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Target kerja itu penting bagi karyawan dan juga penting bagi perusahaan karena target kerja merupakan langkah penting yang harus dipenuhi oleh karyawan dan perusahaan untuk mencapai kesuksesan. Tanpa adanya target kerja, karyawan akan bingung dengan semua pekerjaan yang dilakukannya karena tidak memiliki arah yang jelas. Oleh karena itu, agar pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan memiliki arah yang jelas dan dapat mencapai target yang diinginkan, maka perusahaan harus menetapkan target yang ingin dicapai dengan jelas dan spesifik.

Menurut Latham dan Locke (1979) dalam buku "Performance Planning Review Making Employee Appraisals Work by Richard Rudman," mereka melaporkan penelitian laboratorium dan lapangan yang menunjukkan bahwa orang yang memiliki target yang menantang akan bekerja lebih baik daripada orang yang memiliki target yang mudah untuk dicapai. Jadi, maksudnya adalah jika seseorang memiliki target yang menantang, maka kinerjanya akan lebih baik jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki target yang mudah untuk dicapai.

Latham dan Locke membuat kesimpulan tentang menetapkan target, yaitu:

  • Target yang sulit tetapi dapat dicapai maka akan meningkatkan tantangan pekerjaan.
  • Target khusus memperjelas apa yang diharapkan dari karyawan.
  • Feedback yang didapatkan karyawan ketika mencapai targetnya, yaitu karyawan mendapatkan penghargaan (seperti kenaikan gaji, promosi, dll)
  • Karyawan dapat membandingkan kinerja mereka saat ini dan masa lalu dan dalam beberapa kasus, mereka membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini dapat membuat mereka untuk berusaha lebih keras dalam membuat strategi yang lebih baik atau lebih kreatif untuk mencapai target mereka.

Jadi, menetapkan target yang tepat itu sangat bergantung pada sistem manajemen dan budaya dari suatu perusahaan. Untuk menentukan target, sasaran, atau indikator kinerja yang efektif, perusahaan bisa menggunakan fitur atau metode SMART, yaitu Specific, Measurable, Agreed, Realistic, dan Time-framed. Karena fitur atau metode SMART ini merupakan metode yang paling efektif untuk menentukan target dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi target yang ingin dicapai.

Metode SMART | Sumber: shutterstock.com
Metode SMART | Sumber: shutterstock.com
1. Specific Targets

Perusahaan harus memiliki target yang spesifik. Karena, jika perusahaan memiliki target yang spesifik, maka kinerja karyawan di perusahaan tersebut akan lebih baik dibandingkan dengan kinerja karyawan di perusahaan yang tidak memiliki target yang spesifik atau "vague" (atau bisa disebut juga sebagai target umum).

Contoh, jika perusahaan ingin meningkatkan penjualan, maka perusahaan harus membuat target yang spesifik, seperti "meningkatkan penjualan sebesar 10 persen," maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai target yang spesifik dan menggambarkan hasil yang diinginkan oleh perusahaan. Jika perusahaan hanya membuat target, seperti "mencoba meningkatkan penjualan," maka hal tersebut hanya dapat dikatakan sebagai masukan bagi karyawan saja dan itu dikatakan sebagai target umum karena tidak memiliki arah yang jelas.

Tetapi, tidak semua target bisa untuk meningkatkan atau mengembangkan kinerja. Bagi banyak karyawan di beberapa divisi, persyaratan utama untuk mencapai target adalah meningkatkan kinerjanya dalam waktu tertentu dan kemudian mempertahankannya.

2. Measurable Targets

Dengan hasil yang diharapkan dari tahap sebelumnya, target yang efektif akan mencakup ukuran atau standar yang akan digunakan dalam menilai hasil tersebut. Tindakan atau standar tersebut harus diketahui dan disepakati sebelumnya oleh manajer dan karyawan. Standar tersebut bisa berupa standar kuantitatif ataupun standar kualitatif.

3. Agreed Targets

Komitmen dari seorang karyawan merupakan kunci untuk menetapkan target yang efektif. Karyawan harus berpartisipasi dalam menetapkan target yang nantinya akan mereka capai dan karyawan juga memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam membuat perencanaan target kelompok kerja, department, dan perusahaan secara keseluruhan. Tetapi, karyawan tidak boleh menetapkan target untuk dirinya sendiri karena target dari masing-masing karyawan harus sesuai dengan target dari kelompok kerja ataupun perusahaan.

Semakin banyak karyawan yang terlibat dalam menetapkan suatu target, maka karyawan akan lebih bergantung kepada perusahaan. Agar karyawan tidak terlalu bergantung kepada perusahaan, maka manajer harus memastikan bahwa para karyawan dapat memahami dan menerima target yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Realistic Targets

Perusahaan harus membuat target yang menantang, tetapi tidak di luar jangkauan karyawan. Jadi, targetnya masih dapat dicapai oleh karyawan. Jika target yang menantang tersebut diterima oleh karyawan, maka hal tersebut dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan jika karyawan menerima target yang mudah. Tetapi, karyawan tidak akan menerima target yang mereka anggap unreasonable atau unreachable (target yang menurut mereka tidak masuk akal/tidak dapat dicapai). Demikian pula, jika target yang ditetapkan terlalu mudah, maka hal tersebut tidak akan mengganggu kapabilitas karyawan dan tidak memiliki efek motivasi bagi karyawan.

Target itu harus bersifat realistis. Target akan bersifat realistis, jika karyawan konsisten dengan rencana dan target organisasi, yaitu dalam lingkup tanggung jawab individu serta dalam keterampilan dan kemampuan individu.

5. Time-framed Targets

Sama seperti target spesifik, target juga harus memiliki time frame atau time limit. Jika beberapa target sedang ditetapkan, maka karyawan harus memeriksa rentang waktu atau tanggal penyelesaiannya yang sedang berjalan selama periode tersebut. Bagi banyak orang, target hanya akan memiliki efek terbatas jika tanggal penyelesaiannya, selesai pada waktu yang sama. Tanggal target harus realistis, karena jika tanggal target tidak realistis, maka karyawan akan sulit untuk menyelesaikan aktivitas tertentu dengan tepat waktu apalagi jika beberapa target yang berbeda harus dicapai dalam periode waktu yang sama.

Dengan menggunakan fitur atau metode SMART, maka target kerja di suatu perusahaan akan cepat tercapai dengan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun