Mohon tunggu...
Afifah Wahda
Afifah Wahda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar Kehidupan

Hanya pembelajar yg punya hobi mencatat. Tak pandai bicara. Bercita-cita menjadi penulis & psikolog.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jalan Cinta Para Taubaters

24 Oktober 2017   21:55 Diperbarui: 24 Oktober 2017   22:33 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Kita itu sebelum penciptaan sudah punya peluang untuk gagal, mudah tergelincir, maka kita wajib bertaubat", tutur Ustadz Salim A. Fillah ketika mengisi kajian di Masjid Raden Patah UB, Sabtu kemarin (21/09). Untuk itu lah, kita manusia sebagai makhluk pilihan-Nya perlu untuk menjadi seorang taubaters. Itu berarti kita harus punyai kebiasaan untuk selalu bertaubat.

Ada lima kunci agar kita diingatkan untuk selalu bertaubat. Pertama, karena kita adalah insan yang melakukan kesalahan-kesalahan. Setiap harinya, manusia tak pernah luput dari dosa apapun. Dari pagi hingga petang, petang ke pagi lagi. Yang perlu kita sadari, nikmat Allah itu cukup, ibadah kita kurang, dosa kita banyak. Jika merasa belum seperti itu, perlu direnungkan lagi sejauh mana muhasabah kita.

Kedua, karena kita memiliki Rabb Yang Maha Pengampun. Maka, sejatinya kita menempatkan diri di posisi yang seharusnya. Yang banyak salah, kemudian senantiasa memohon ampunan dan pertolongan-Nya. Tak terkecuali orang gagal (tergelincir, terjerumus) kalau sikapnya dengan Allah benar, maka pertolongan Allah tidak tanggung-tanggung.

Ketiga, karena agama meminta kita untuk berserah diri kepada Allah SWT. Di sini lah, peran do'a menjadi senjata yang paling mujarab bagi kita sebagai seorang hamba. "Rumusnya kalau berdo'a itu mengakui keterbatasan diri dan meninggikan Allah, kita hanya perlu itu, tidak perlu meminta sesuatu karena Allah sudah tau", ungkap Ustadz yang juga penulis Jalan Cinta Para Pejuang ini.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Keempat, karena kita memiliki kitab panduan diantaranya berisi kisah-kisah orang-orang yang bersalah. Hal ini ditunjukkan dari kisah-kisah teladan yang ada di dalam Al-Qur'an, salah satunya cerita Nabi Adam dan Hawa ketika melanggar memakan buah kuldi kemudian dihukum ke dunia. Dan beberapa kisah-kisah para Nabi yang bisa dijadikan hikmah bagi kita.

Kelima, karena kita dibimbing oleh Nabi Muhammad SAW yang setiap harinya bertaubat sebanyak 70 hingga 100 kali. Kita patut malu kepada Rasulullah, beliau yang begitu mulianya di hadapan Allah masih menyempatkan diri untuk bertaubat setiap hari. Bahkan ketika beliau wafat kita ingat betul, beliau menyebut-nyebut kita, "Ummati, ummati, ummati". MasyaAllah, begitu durhaka kita jika tidak meneladaninya.

Itu lah kenapa kita harus menjadi seorang taubaters, karena kita mempunyai lima kunci yang bisa dijadikan tamparan diri kita. []

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun