Surabaya, 09 Juni 2023. Selamat datang di dunia Pendidikan Anak Usia Dini atau yang biasa dikenal dengan PAUD. Anak merupakan generasi penerus bangsa sehingga memerlukan perhatian yang lebih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat dilakukan sejak lahir. Salah satu tempat tumbuh kembang anak usia dini selain keluarga yaitu sekolah usia dini yang dimulai pada usia 3-5 Tahun. Untuk itu perlunya fasilitas yang memadai anak dalam proses pembelajaran baik tenaga kerja maupun fasilitas yang diperlukan di kelas sebagai penunjang pembelajaran.Â
Kami dari kelompok 6 selaku mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang sedang menempuh mata kuliah Pendidikan Anak Usia Dini terdiri dari Afifah Titah H, Ninda Widya S, Elvira de JONG, dan Sophie Putri L dengan dosen pengampu ibu Sayidah Aulia Ul-Haque., M.Psi., Psikologi berkesempatan untuk membuat dan memberikan Alat Permainan Edukatif ( APE ) yang berjenis Engkle untuk membantu anak-anak dalam mengenal angka dan membantu perkembangan mereka dalam bidang motorik kasar.
Berdasarkan hasil dari analisis situasi di RA Permata Hati Surabaya, terdapat permasalahan yang dialami oleh guru, yaitu murid -- murid yang mengalami kendala pada pemahaman angka. Selama mengajar dan mengamati bahwa kebanyakan anak masih belum mampu untuk mengenal angka dan menghitung.Â
Anak hanya menunjukkan pemahaman awal tentang konsep dasar angka, seperti berbagai macam bentuk angka, mengurutkan angka dan sedikit yang mengerti tentang penjumlahan dan pengurangan. Namun, karena adanya alat permainan edukatif engkle ada beberapa tanda perkembangan yang menunjukkan kemajuan dalam pemahaman konsep angka selama kegiatan bermain di kelas. Tak hanya sekedar mengenalkan angka, alat permainan edukatif engkle tersebut juga membantu anak mengasah ingatan mereka terkait dengan berbagai macam bentuk hewan, buah - buahan dan ekspresi wajah.Â
Anak menunjukkan minat dalam permainan berhitung sederhana. Seperti ketika melempar dadu mereka mulai menghitung jumlah mata dadu dan melompat sesuai hasil mata dadu yang keluar. Dalam aturan permainan tersebut anak tidak boleh untuk keluar dari garis yang telah ditentukan, hal ini tentu dapat melatih motorik kasar anak, karena melatih keseimbangan anak ketika bermain.Â
Meskipun alat permainan edukatif engkle tidak ada aturan untuk menghitung secara akurat seperti penjumlahan dan pengurangan, banyak anak mulai berinisiatif sendiri melakukan penjumlahan dan pengurangan terhadap mata dadu sebelum mereka melompat dalam kegiatan permainan, sehingga memudahkan para guru di RA Permata Hati untuk mengajarkan pada tahap selanjutnya, yaitu penjumlahan dan pengurangan yang benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H