propolis lokal dari Turi, Yogyakarta terhadap lini sel kanker payudara T-47D yang terfokus pada aktivitas anti-pertumbuhan kanker yang diakomodasi oleh senyawa bioaktif turunan flavonoid yang terkandung dalam propolis.
Lima mahasiswa yang mengikuti program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) di Universitas Gadjah Mada melaksanakan penelitian terkait potensiTim tersebut adalah tim PKM-RE Propolis ABC yang beranggotakan Firanti Zulkarnain, Melisa Uvictoria, Afifah Riezki Nurfadhilah, Dini Aura Insani, dan Nurhayati. Tim ini didampingi oleh dr. Dwi Aris Agung Nugrahaningsih, M.Sc., Ph.D. selaku dosen program studi Kedokteran FK-KMK UGM.
Kanker yang paling sering diderita oleh wanita adalah kanker payudara. Terdapat 68.858 kasus dari total 396.914 kasus kanker baru di Indonesia berdasarkan data KEMENKES RI tahun 2020 melalui Globocan. Kemoterapi merupakan metode yang umum dalam menekan pertumbuhan sel kanker, tetapi dapat menyebabkan ketidakseimbangan mikroRNA yang sayangnya malah memperparah proliferasi sel kanker.
“Hal tersebut menjadi dasar dari lima mahasiswa UGM untuk melakukan penelitian terhadap potensi senyawa bioaktif yang terdapat dalam propolis sebagai senyawa anti kanker,” ujar Firanti Zulkarnain selaku ketua tim, di Kampus UGM, Kamis (25/7). Propolis merupakan zat resin yang diproduksi oleh lebah sebagai perekat untuk mencegah predator masuk ke sarang lebah. Meskipun banyak sumber yang mencantumkan propolis sebagai bahan yang penuh manfaat, keberadaan dan kegunaan propolis masih asing di telinga masyarakat.
Tim PKM-RE UGM Propolis ABC kemudian melakukan penelitian mengenai propolis yang kaya akan flavonoid terhadap kanker payudara. Hal tersebut dilakukan dengan menganalisis efek flavonoid dalam propolis terhadap pertumbuhan sel kanker payudara dan juga mengkaji ekspresi gen mikroRNA pada kanker payudara.
Penelitian PKM Propolis ABC fokus terhadap potensi penggunaan senyawa bioaktif, seperti flavonoid sebagai senyawa anti kanker. “Flavonoid tidak hanya berpotensi sebagai antikanker, tetapi juga dapat memodulasi ekspresi mikroRNA yang mempengaruhi gen terkait pertumbuhan sel kanker dan kemampuannya untuk tetap tumbuh,” jelasnya.
Firanti dan tim berharap hasil penelitian mereka dapat menyumbangkan ilmu mengenai potensi senyawa flavonoid dalam ekstrak propolis Turi, Yogyakarta yang berpotensi dikembangkan sebagai antikanker dengan posibilitas mekanisme modulasi mikroRNA yang berperan dalam mengatur gen proliferasi maupun viabilitas kanker.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H