Mohon tunggu...
Afifah Yusfi Rahmalia
Afifah Yusfi Rahmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelatihan dan Pendampingan Akuntabilitas Dengan Aplikasi Akuntansi Digital Usaha UMKM Anyaman Pandan

20 Oktober 2022   08:35 Diperbarui: 15 Juni 2023   21:17 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bersama ibu yulis UMKM anyaman tikar

Jombang, 20 Oktober 2022 --Laporan keuangan menjadi hal yang penting dalam menunjang jalannya sebuah usaha. Laporan keuangan tersebut harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, agar pemilik usaha dapat melakukan evaluasi kinerja usahanya dengan baik dan benar. Namun tidak semua orang yang memiliki usaha paham dalam membuat laporan keuangan sederhana yang sesuai bidang usahanya dengan benar. Masih banyak pemilik usaha UMKM yang belum melakukan pencatatan dan pembukuan atas laporan keuangan dikarenakan kurangnya edukasi dalam bidang keuangan dan pencatatannya serta ketidakmampuan sumber daya yang mereka miliki. Kurangnya edukasi mengenai pencatatan dan pembukuan atas laporan keuangan, dapat berpengaruh dalam perkembangan dan jalannya sebuah usaha. Dengan demikian para pemilik usaha UMKM perlu mendapatkan pelatihan dan pendampingan akuntabilitas secara intens sesuai dengan standar keuangan yang berlaku, agar mereka dapat mengetahui dan memahami bagaimana proses pencatatan dan pembukuan guna menunjang kinerja UMKM-nya.

Dalam mengatasi masalah tersebut, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melaksanakan program Matching Fund pada tahun 2022 ini. Program Matching Fund merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat atau yang biasa disebut kuliah kerja nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa. Yang mendapat dukungan dana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara insan perguruan tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak industri (Kampus Merdeka - Kedaireka).

Kegiatan Matching Fund ini tertuju kepada UMKM yang ada di Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang Jawa Timur. Dalam kegiatan Matching Fund Program Studi Akuntansi memiliki beberapa program kerja salah satunya yaitu pelatihan dan pendampingan akuntabilitas usaha UMKM. Program ini memiliki sebuah Tim dengan nama “Tim Akuntabilitas”, yang mana tim tersebut dipimpin oleh PIC Dra. Cholis Hidayati, MBA., Ak., CA., CPAI dan Dosen Pendamping Lapangan Ardhi Islamudin, S.E., M.A bersama 5 (lima) mahasiswa yaitu Bella Dwi Ari Puspita K, Renata Maulita Wijaya, Anita Eka Pratiwi, Afifah Yusfi Rahmalia dan Maylizza Putri Dyansyah. 

Tim akuntabilitas ini menjalankan tugas dalam program kerjanya yaitu memberi pelatihan atau edukasi dasar kepada pemilik usaha UMKM di Desa Cupak untuk melakukan pencatatan hingga pembukuan atas transaksi-transaksi yang dilakukan sesuai dengan standar Sak - EMKM. Kemudian pemilik UMKM juga diberi pendampingan oleh Tim Akuntabilitas dalam melakukan pencatatan transaksi secara manual dan digital hingga terbentuk menjadi laporan keuangan yang sederhana. 

bersama ibu yulis UMKM anyaman tikar
bersama ibu yulis UMKM anyaman tikar
Desa Cupak memiliki lebih dari 5 jenis usaha UMKM, salah satunya yaitu UMKM Anyaman tikar atau Anyaman Pandan. Kerajinan anyam merupakan hasil dari proses penyilangan iratan bambu, rotan, atau daun-daunan yang dibentuk sebagai benda fungsional dengan pola tertentu. Menganyam adalah salah satu kerajinan tangan yang memiliki bahan ramah lingkungan dan alami. Hal ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat pedesaan.

Dengan bahan dasar daun pandan, Yang tidak hanya untuk aroma makanan saja, melainkan juga bisa menjadi bahan baku sebuah kerajinan. Kerajinan tradisional ini masih banyak kita dijumpai di era modern. Seperti yang ada di desa cupak kabupaten jombang terdapat salah satu UMKM yang menghasilkan kerajinan berupa anyaman tikar.

UMKM tersebut dikelola oleh Ibu Yulis sendiri, namun sebelumnya usaha ini telah dirintis oleh orang tuanya. " sebenarnya kerajinan anyaman ini sudah dirintis oleh ibu saya sekitar kurang lebih 21-25 tahun, tapi sejak 15 tahun terakhir ini usaha kerajinan anyaman ini telah diberikan kepada saya untuk saya kelola secara pribadi " kata ibu yulis, saat ditemui di balai Desa Cupak Minggu (11/09/22).

proses wawancara dengan ibu yulis
proses wawancara dengan ibu yulis
Hasil kerajinan anyaman dari daun pandan ini bisa berupa tikar, tas, dompet, tempat tisu dan lain-lain. Kerajinan anyaman yang dihasilkan bukan hanya sekedar barang, tapi juga bisa menjadi pemanis mata yang bernilai seni dan indah. 

Dalam mengelola usaha tersebut, bahan baku yang dipilih untuk kerajinan anyaman tikar di supply langsung dari pasar ngusikan. Namun bahan baku tersebut juga mudah didapatkan seperti dari sawah atau hutan. 

Kemudian untuk jangkauan pasarnya hanya warga sekitar Desa Cupak dan di Daerah Jombang saja. Harga kerajinan anyaman tikar ini sangat bervariasi, mulai dari lima belas ribu hingga puluhan ribu rupiah. Tergantung besar kecilnya barang dan tingkat kesulitan pembuatan kerajinan tersebut.

hasil kerajinan anyaman tikar/dokpri
hasil kerajinan anyaman tikar/dokpri

Terlepas dari itu semua, ada beberapa kendala yang dihadapi ibu yulis sebagai pelaku usaha UMKM kerajinan anyaman tikar. Yaitu tenaga kerja atau pengrajin anyaman tikar yang tidak ada. Kemudian dalam proses pembuatan anyaman, cuaca menjadi faktor utama untuk mendapatkan kualitas produk yang terbaik. Apabila telah memasuki musim hujan, proses pembuatan anyaman tikar ini menjadi terhambat dan pengeringan pandan memakan waktu yang cukup lama. 

Selanjutnya dalam hal pemasaran, ibu yulis sebagai pelaku usaha UMKM ingin memasarkan produknya dengan jangkauan yang lebih luas, salah satu caranya yaitu dengan memasarkan secara online, " Kendala yang paling sulit itu pemasaran mbak,  kalau untuk kendala yang lain masih bisa diatasi " Ujar ibu Yulis saat ditemui di balai Desa Cupak Sabtu (08/10/22).  harapan ibu yulis untuk kedepannya, dapat mengembangkan dan memasarkan produknya melalui media online agar banyak dikenal oleh masyarakat luas.  

melihat proses melukis kerajinan anyaman tikar/dokpri
melihat proses melukis kerajinan anyaman tikar/dokpri

Hasil penelitian dan wawancara ini didapatkan dari program Matching Fund Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi yang terlaksana sejak 27 Agustus – 08 Oktober 2022

Mahasiswa/i Akuntansi UNTAG Bersama UMKM di Desa Cupak
Mahasiswa/i Akuntansi UNTAG Bersama UMKM di Desa Cupak

#UntagSurabaya #KitaUntagSurabaya #UntukIndonesia #UntagSurabayaKeren #EcoCampus #Kampuskompeten

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun