Mohon tunggu...
Afifah Rahmadani
Afifah Rahmadani Mohon Tunggu... Animator - Public Relations Student

Welcome readers

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Korean Wave

3 Agustus 2021   15:06 Diperbarui: 3 Agustus 2021   15:22 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Budaya Korea berkembang pesat dan meluas secara global. Keberadaannya cenderung diterima publik dari berbagai kalangan sehingga menghasilkan suatu fenomena "Korean Wave". Fenomena ini dapat dijumpai di Indonesia dan dampaknya sangat terasa di kehidupan sehari-hari terutama pada generasi milenial. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang akibat adanya globalisasi menjadi faktor utama penyebab besarnya antusiasme publik tehadap Korean Wave di Indonesia. Korean Wave sendiri diawali dan sangat identik dengan dunia hiburan seperti musik, drama, dan variety shows yang dikemas menarik dengan menyajikan budaya-budaya Korea. Sering berjalannya waktu, budaya Korea banyak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari para pecinta budaya Korea, mulai dari fashion, make up, korean skincare, makanan, gaya bicara, hingga bahasa.

Salah satu produk Korean Wave yang sangat diminati kaum milenial adalah musik pop. Musik pop Korea ini atau yang sering disebut sebagai K-pop merupakan salah satu penyumbang pendapatan terbesar negara Korea Selatan dari industri hiburan. Pemerintah Korea Selatan sendiri memang sudah lama memberi perhatian khusus terhadap industri musik mereka.Hal ini menunjukkan kesungguhan pemerintah Korea Selatan dalam memberdayakan popularitas artis mereka.

Penduduk Indonesia sendiri banyak yang tertarik dengan K-pop dan menjadi seorang k-popers atau pecinta K-pop. Selain mengidolakan musik K-pop mereka juga banyak yang menyukai bahkan tergila-gila dengan drama korea atau yang biasa disebut kebanyakan orang dengan drakor. Cerita yang sering disuguhkan sering sekali membuat para penontonnya terbawa suasana dan ikut merasakan emosi dari para pemainnya. 

Para boy band dan girl band Korea sudah beberapa kali menyambangi negara Indonesia untuk menggelar konser musik. Hal itu pun disambut hangat dan antusias dari para fans militan nya di Indonesia. Para fans boy band dan girl band Korea bahkan rela menguras habis tabungan hanya untuk membeli tiket konser untuk menonton idola mereka secara langsung didepan mata. Selain harga tiket yang mahal adapun barang-barang yang berkaitan dengan boy band dan girl band Korea yang juga biasa dikoleksi oleh para fans dan tentu dengan harga yang tidak murah, yaitu merchandise dan segala produk yang diiklankan oleh para idola mereka.

Keberadaan artis Kpop saat ini banyak mempengaruhi preferensi para milenial dalam beberapa hal. Misalnya semakin maraknya penggunaan produk-produk skincare dan make up Korea, style Korea, konsumsi makanan Korea, dan lainnya. Mereka juga sering menyelipkan kata-kata dengan bahasa Korea dalam kehidupan sehari-hari seperti annyeong, saranghae, hyung, dan hwaiting.

Kesukaan mereka terhadap idolanya sangatlah didasari dengan hati yang tulus. Salah satu contohnya seperti kesediaan para fans untuk rela menghabiskan uang banyak untuk membeli tiket dan datang ke konser musik idola mereka. Membeli merchandise pun dengan harga yang mahal bukann menjadi alasan bagi mereka untuk tidak memilikinya. Salah satu contoh yang baru saja terjadi diwaktu belakangan kemarin adalah adanya kolaborasi salah satu boy band korea dengan sebuah restoran makan cepat saji yaitu Mcdonald's. 

Banyak orang yg rela mengantri hanya untuk mendapatkan makanan dengan bungkus bergambarkan logo boy band Korea tersebut. Hal ini mengundang banyak kontroversi pro dan kontra. Terlebih saat peluncuran kolaborasi ini, Indonesia sedang dihadapkan dengan situasi pandemik. Dengan adanya peluncuran kolaborasi tersebut menciptakan banyaknya antrian direstoran makanan cepat saji tersebut. Hal itu tentu dinilai sangat disayangkan apalagi ditengah keadaaan seperti ini yang mana kita harus sangat meminimalisir adanya perkumpulan yang dapat menyebabkan cluster penularan virus Covid-19. 

Namun disisi lain tidak sedikit juga yang merasa bahwa dengan adanya hal tersebut secara tidak langsung banyak membantu ditengah situasi yang sedang kacau saat ini. Banyak para ojek online yang mendapatkan rezeki pesanan makanan, hal itu dinilai membantu perekonomian mereka yang terdampak akibat pandemi Covid-19 ini,hal itu juga turut menaikan pendapatan tersendiri bagi restoran makanan cepat saji tersebut. Walaupun fans militan para Koran Wave ini terkadang mendapatkan citra yang kurang baik dimata masyarakat yang tidak mengikuti Korean Wave itu sendiri karna dirasa terlalu berlebihan dalam mengidolakan seseorang dan hal itu kurang baik,namun banyak juga hal yang patut dinilai positif dari para Korean Wave ini salah satunya dampak dari kolaborasi yang disebutkan sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun