Mohon tunggu...
Afifah Putri Sari
Afifah Putri Sari Mohon Tunggu... -

inspirasi hadir saat malam, saat daun berguguran, dan saat sendiri di kamar imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Buang Sampah pada Tempatnya!

19 September 2014   16:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:14 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkan wajah Anda terlempari sampah yang dibuang oleh orang yang mengendarai mobil? Atau pernahkan Anda melihat bagaimana orang-orang meninggalkan sampah di suatu tempat dengan sadar padahal jelas telah disediakan tempat sampah? Pasti tidak jarang juga kita menutup hidung ketika melewati gunungan sampah. Tempat sampah jauh dan adanya pikiran bahwa nantinya pasti ada yang membersihkan sampah yang dibuang merupakan dua dari sekian juta alasan mengapa banyak orang membuang sampah sembarangan.

Problematika sampah

Sampah adalah barang-barang yang tidak lagi digunakan. Sampah digolongkan ke dalam satu dari  enviromental issue sehingga menjadi masalah pada setiap negara di dunia. Sampah hanya akan tertumpuk seperti gunung di berbagai tempat karena tidak banyak orang yang ingin menyentuh untuk mengolahnya. Tanpa sadar kita ikut menyumbang penumpukan sampah lewat plastik-plastik dari produk yang kita gunakan setiap hari, seperti bungkus makanan, minuman, shampoo, sabun, dan lain-lain. Lalu, pernahkah kita berpikir akan ke mana semua sampah yang kita buang? Atau pernahkah kita berpikir dampak yang ditimbulkan dari banyaknya sampah?

Sebagai keseimbangan ekosistem, dekomposer seperti bakteri dan jamur terlibat dalam mendegradasi sampah perlahan-lahan dan membuat sampah akhirnya menjadi bagain dari tanah, tapi hal itu hanya berlaku bagi sampah organik. Sampah organik meliputi dedaunan kering dan bagian lainnya dari tubuh makhluk hidup. Sementara sampah anorganik meliputi plastik dan kaleng. Dekomposer membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mendegradasi sampah plastik dan kaleng. Inilah peran kita sebagai manusia sebagai pembantu proses alam dalam menangani masalah sampah.

Bicara soal sampah, kebiasaan buruk banyak orang dalam membuang sampah sembarangan menjadi kunci latar belakang masalah sampah yang tidak juga dapat teratasi secara maksimal. Masalah sampah juga muncul sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan aktivitas yang beragam sehingga sampah yang dihasilkan bertambah.  Selain itu, masalah sampah terjadi karena sistem pengelolaan sampah yang diterapkan belum menjawab penyelesaian masalah sampah.

Bukan hanya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sampah dapat ditemukan di mana saja. Mulai dari setiap rumah, pinggir jalan raya, sekolah, kantor, hingga pusat hiburan seperti pantai kini sudah banyak tercemari sampah. Pencemaran sampah di sungai-sungai pun sudah sangat memprihatinkan. Pada TPA pun, sampah seakan menumpuk dan setiap hari semakin bertambah banyak. Bahkan bukan hanya di daratan saja, beberapa negara membuang sampahnya di lautan. Bayangkan betapa sesaknya bumi ini karena bumi menelan banyak sampah sementara kita hidup di antara sampah.

Bukankah lucu ketika ada tulisan “Jangan Buang Sampah di Sini”  justru di sekitarnya terdapat banyak sekali tumpukan sampah? Sepertinya tulisan larangan itu tidak berarti apapun. Bahkan tong yang bertuliskan ”Tempat Sampah” sangat kurang terisi karena orang lebih menyukai meninggalkan sampahnya di mana saja.

Sampah yang dibiarkan tertumpuk di suatu tempat dapat menimbulkan masalah, diantaranya orang-orang yang berada di sekitarnya dapat terganggu karena adanya bau busuk yang terbawa lewat udara. Belum lagi penyakit yang banyak ditimbulkan lewat sampah karena sampah memang tempat terbaik bagi beberapa bakteri patogen untuk hidup dan berkembang-biak. Diare dan muntaber menjadi penyakit yang sering diidap karena sampah. Penumpukan sampah bukan hanya berdampak negatif bagi kesehatan manusia, tetapi juga bagi lingkungan. Kerusakan lingkungan, ketidakseimbangan ekosistem, kematian hewan, hingga menyebabkan bencana yang lebih besar seperti banjir.

Penyelesaian Sampah

Bukan perkara mudah untuk menjaga lingkungan bebas sampah tapi bukan perkara yang tidak mungkin untuk mengatasi masalah sampah. Kita tidak bisa hanya saling menyalahkan baik antara pemerintah dan masyarakat karena sampah. Kesinergisan antara keduanya sangat membantu pemecahan masalah sampah. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan fasilitator sedangkan masyarakat sebagai pelaksana. Kebijakan terkait pemilahan sampah, tempat penampungan sampah, hingga badan yang secara khusus menanangani sampah menjadi rencana program yang dapat diusung pemerintah. Masyarakat idealnya sebagai pelaksana yang aktif dan tertib dalam memperlakukan sampah.

Sudah seringkali kita mendengar betapa budaya membuang sampah di negara-negara maju sangat terkoordinasi dengan baik. Seperti adanya jadwal pembuangan sampah untuk setiap rumah, adanya denda yang dengan tegas dijatuhkan bagi mereka yang nekad buang sampah sembarangan, dan adanya upaya mengolah sampah. Namun, di Indonesia tercinta ini, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya kiranya belum secara sadar dimiliki oleh penduduk negeri ini. Padahal, pesona alam yang dimiliki Indonesia sangatlah luar biasa dan sepertinya akan sangat ternoda jika banyak penduduknya yang membuang sampah di sana dan di sini, di mana saja.

Upaya meminimalkan sampah ada tiga cara yaitu reduce, reuse, dan recycle. Reduce merupakan cara meminimalkan sampah dari produk yang kita gunakan sehari-hari. Sedikit mungkin kita menggunakan plastik dan menghindari menggunakan plastik yang berlebihan serta menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan. Reuse merupakan cara menggunakan sampah kembali seperti reuse sampah organik sebagai kompos. Recycle merupakan cara mendaur ulang sampah menjadi barang yang memiliki manfaat. Banyak usaha daur ulang yang memodifikasi sampah plastik menjadi tas cantik, payung keren, hingga accecoris yang bernilai.

Mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang menjadi sangat penting untuk dilakukan sebagai tindakan preventif mengurangi dampak sampah. Jangan lagi meninggalkan sampah dimana saja meski hanya sekecil bungkus permen, jangan lagi membuang sampah sembarangan meski hanya seputung bungkus rokok, dan jangan lagi mengacuhkan sampah karena kitalah yang memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikannya.

Jika bukan kita yang menjaga bumi ini, siapa lagi? Save the earth now

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun