Mohon tunggu...
Afifah Nur Khoirunnisa
Afifah Nur Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Hobi saya adalah menggambar, menulis, dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Resesi Melanda Dunia, Bangkrutnya Terra Luna sampai Masalah Kenaikan BBM di Indonesia

8 Oktober 2022   21:03 Diperbarui: 8 Oktober 2022   23:15 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benarkah tahun 2023 seluruh dunia akan dilanda resesi besar-besaran? Taukah kamu, bahwa saat ini beberapa negara telah mengalami inflasi entah karena masalah internal ataupun konflik eksternal. Beberapa negara yang mengalami inflasi terparah diantaranya (mencapai lebih dari 100 persen) Lebanon dengan inflasi mencapai 211,43%, Sudan dengan 192%, kemudian Zimbabwe dengan inflasi sebesar 192%, Venezuela uaitu 167%, Suriah yang mencapai 139%. Beberapa negara yang inflasinya dibawah 100% adalah Turki sebesar 78%, Argentina sebesar 60%, Suriname dengan 59,8%, Sri Langka yaitu 54,6%, dan Iran sebesar 52,5%.

Tentu akan banyak masalah yang mengikuti setelah terjadinya lonjakan inflasi, yang kebanyakan berefek kepada masyarakat kalangan menengah kebawah, seperti harga barang kebutuhan pokok melonjak. Masalah imi bisa mempengaruhi sektor lain seperti naiknya harga transportasi, perumahan, kesehatan, dan peralatan rumah tangga. Hal ini bisa memicu ketidakpuasan dan demo dari masyarakat, turunnya nilai mata uang, reformasi ekonomi, bahkan sampai resesi besar-besaran. Akibat dari inflasi dan naiknya kebutuhan hidup, maka akan terjadi penurunan besar-besaran aktivitas ekonomi yang menjadi penyebab awal resesi.

Indonesia, walau sepertinya belum terlihat akan terjadinya resesi, tetapi kita belum boleh lengah. Beberapa bukti yang bisa membuktikan bahwa Indonesia juga terancam inflasi adalah berdasarkan data yang didapat dari Bank Indonesia (BI) tahun ini, laju inflasi Indonesia mencapai 6,5%. Walaupun inflasi yang terjadi tergolong kecil di banding negara lain, tetapi kita tetap harus meminimalisirnya. Kemudian PDB (Produk Domestik Bruto) di Indonesia yang pertumbuhan ekonominya sempat menurun karena pandemi covid-19. Lalu selama pandemi covid-19 terjadi, terdapat beberapa masalah perekonomian yang melanda Indonesia, apa saja itu?

Menurunnya angka investasi di kalangan masyarakat

Akibat dari pandemi yang membuat sektor ekonomi, terutama ekonomi digital menjadi tidak stabil. Apalagi setelah munculnya beberapa masalah investasi seperti koin Terra Luna yang sempat booming di twitter. masalah ini terjadi karena bangkrutnya investor yang menyebabkan harga anjok dalam sekejap dan masyarakat kehilangan banyak uang mereka serta terancam tidak bisa membayar utang bank dari kerugian yang ada. Harga aset Terra Luna yang terjun bebas membuat para investor panik menjual aset mereka. Buntut dari permasalahan ini adalah keluhan masyarakat untuk memproteksi bisnis UMKM e-commerce sampai masalah buruh yang menuntut jaminan sosial.

Menurunnya daya beli masyarakat

Masalah menurunnya daya beli masyarakat dipengaruhi oleh PPKM yang terus terjadi karena kasus covid yang tidak kunjung menurun. Banyak juga korban PHK dari beberapa perusahaan yang bangkrut dan tidak sanggup membiayai karyawan. Apalagi harga barang pokok yang sempat melonjak berkali lipat karena oknum yang sengaja menimbun barang saat covid. Walauoun begitu, pemerintah saat ini berupaya mengatasi permasalahan ini dengan mengirimkan bantuan subsidi bagi masyarakat terdampak covid. Pemerintah juga memberlakukan kebijakan seperti melindungi sektor lokal dan mengatur sektor pasar bebas.

Melonjaknya harga BBM dan penghilangan subsidi minyak

Permasalahan ini terjadi karena beberapa permasalahan mulai dari konflik yang terjadi di Kawasan timur tengah sebagai penghasil minyak terbesar di dunia yang menyebabkan ketakutan berkurangnya suplai ekspor minyak dan harga minyak dunia melonjak. Alasan kedua adalah membengkaknya beban subsidi BBM di Indonesia yang terlalu memberatkan mencapai Rp 502 trilliun sehingga pemerintah membuat kebijakan menaikkan harga minyak dengan mengurangi subsidi BBM dan dipindahkan untuk pembangunan bisang lain seperti kesehatan, pendidikan, serta infrastruktur Indonesia. Berdasarkan pernyataan sekertaris perusahaan pertamina melonjaknya harga minyak juga karena harga dari rata-rata ICP (Indonesian Crude Pride) yang cenderung tinggi.

itu adalah beberapa permasalahan yang terjadi sejak pandemi covid-19 menyerang Indonesia. Kita diharapkan untuk selalu waspada terhadap masalah ekonomi terutama resesi dan inflasi yang mungkin terjadi di masa mendatang. Kita seharusnya belajar dengan masalah yang lalu dan tidak akan mengulanginya lagi. Dengan begitu, Indonesia bisa bertahan dalam gempuran resesi dan inflasi dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun