Public Relations (PR) merupakan elemen yang sangat penting dalam setiap perusahaan modern, terutama di sektor energi yang terus berkembang. Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab mengelola sumber daya alam dan energi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Pertamina memiliki peran besar dalam menyediakan energi serta menjaga hubungan yang baik dengan berbagai stakeholder yang terlibat. Stakeholder yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, pelanggan, investor, dan lembaga internasional yang berhubungan dengan kebijakan energi global. Seiring pergerakan dunia menuju energi berkelanjutan, peran PR semakin dibutuhkan untuk menjamin komunikasi yang efektif dan transparan.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang energi,, Pertamina beroperasi dalam berbagai sektor, mulai dari hulu (upstream), yang mencakup eksplorasi dan eksploitasi minyak, hingga hilir (downstream), yang berfokus pada pengolahan dan distribusi energi. Dengan lebih dari 6.000 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di seluruh Indonesia, dan berbagai proyek internasional di Malaysia, Irak, dan Aljazair menghadirkan tantangan tersendiri dalam pengelolaan hubungan dengan berbagai pihak. Oleh karena itu, fungsi Public Relations (PR) menjadi sangat krusial dalam memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dapat berkomunikasi dengan baik dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.
Perkembangan teknologi energi terbarukan dan kebijakan pengurangan emisi karbon membuat PR memiliki posisi strategis dalam mendukung transisi energi. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target Net Zero Emission pada tahun 2060, mengharuskan Pertamina beradaptasi menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Dalam hal ini, PR tidak hanya berperan dalam menjaga citra perusahaan, tetapi juga untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya keberlanjutan dan transisi energi tersebut.
Peran PR dalam sektor energi juga mencakup penanganan berbagai situasi kritis, seperti kelangkaan energi, penyesuaian harga bbm, atau dampak lingkungan dari kegiatan operasional. PR harus mempertahankan kepercayaan publik melalui komunikasi yang proaktif dan responsif. Dengan memahami peran PR yang sangat sentral ini, kita dapat lebih menghargai bagaimana fungsi ini berkontribusi pada keberlanjutan dan perkembangan sektor energi, yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat.
1. Tugas Utama Pertamina: Dari Hulu ke Hilir
Pertamina menjalankan perannya di sepanjang rantai pasokan energi, dari sektor hulu hingga hilir. Sebagai perusahaan energi negara, Pertamina bertanggung jawab mengelola sumber daya alam Indonesia, mulai dari eksplorasi hingga distribusi energi kepada masyarakat di seluruh negeri.
Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak (Upstream): Di sektor hulu, Pertamina melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Menurut Yanti, Non Government Relation PT Pertamina (Persero), "Operasinya tidak hanya terbatas di wilayah Indonesia, tetapi juga mencakup negara-negara lain seperti Malaysia, Irak, dan Aljazair". Dalam konteks internasional ini, peran Public Relations (PR) menjadi penting untuk menjalin hubungan dan komunikasi yang efektif dengan berbagai pihak yang terlibat, termasuk pemerintah dan komunitas lokal di negara-negara tersebut.
Pengolahan Energi (Refining and Petrochemical): Setelah minyak mentah diperoleh, proses pengolahan dilakukan di kilang Pertamina untuk menghasilkan produk-produk yang bernilai seperti bahan bakar (solar, pertamax, LPG) dan produk petrokimia lainnya. Peran PR dalam tahap ini adalah menjaga transparansi operasional perusahaan serta menyampaikan informasi terkait perkembangan kilang dan produk yang dihasilkan kepada masyarakat dan pemerintah.
2. Distribusi Energi: Menjaga Kebutuhan Masyarakat
Tahap distribusi energi merupakan bagian penting dalam operasional Pertamina, di mana produk energi didistribusikan kepada masyarakat di seluruh Indonesia. "Melalui jaringan lebih dari 6.000 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Pertamina memastikan ketersediaan energi di seluruh wilayah, termasuk di daerah terpencil melalui program BBM Satu Harga. Program ini bertujuan untuk mengatasi ketimpangan harga BBM antarwilayah, terutama di Indonesia bagian timur." Ungkap Yanti, Non Government Relation PT Pertamina (Persero).
Di sektor distribusi gas, Pertamina melalui PGN (Perusahaan Gas Negara) mengelola penyaluran gas bumi melalui pipa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri. PR berperan dalam menjaga komunikasi yang baik dengan pelanggan dan masyarakat, memastikan pemahaman terhadap kebijakan distribusi serta membangun citra positif perusahaan.
3. Energi Terbarukan: Mendukung Transisi Energi
Sejalan dengan kebijakan global untuk mengurangi emisi karbon, Pertamina turut mendukung transisi energi melalui pengembangan energi terbarukan. Perusahaan ini berkomitmen untuk mencapai target net-zero emission pada tahun 2060, sesuai dengan tujuan pemerintah Indonesia. Inisiatif yang diambil meliputi pengembangan biofuel, energi surya, hidrogen, dan energi bersih lainnya. Sebagai penghubung antara perusahaan dan publik, PR juga bertanggung jawab mengkomunikasikan manfaat transisi energi dan memastikan dukungan masyarakat terhadap kebijakan yang diambil.
4. Pengelolaan Stakeholder: Fungsi Penting PR dalam Hubungan Bisnis
Stakeholder Pertamina meliputi pemerintah, legislatif, akademisi, masyarakat lokal, dan investor. Setiap kelompok memiliki kepentingan yang berbeda, sehingga diperlukan pendekatan yang tepat untuk menjaga hubungan yang produktif dengan semua pihak.
Fungsi Stakeholder Relations: PR berperan sebagai pengelola hubungan antara perusahaan dan stakeholder, memastikan bahwa komunikasi berjalan dengan efektif. Pemerintah, misalnya, memiliki peran dalam menetapkan regulasi dan kebijakan energi. Akademisi, yang berperan dalam penelitian dan pengembangan teknologi energi, serta legislatif, yang mengesahkan kebijakan energi nasional. Â Sementara itu, masyarakat lokal membutuhkan jaminan bahwa kegiatan operasional perusahaan memberikan dampak positif. Dengan memetakan stakeholder (stakeholder mapping), PR dapat mengidentifikasi kebutuhan setiap pihak dan menyusun strategi komunikasi yang relevan.
Kepentingan Stakeholder: Pemerintah memiliki kepentingan dalam mendukung ketahanan energi nasional. Legislatif bertugas memastikan regulasi yang adil dan berkelanjutan, sementara masyarakat ingin mendapatkan akses energi yang terjangkau dan ramah lingkungan. PR bertugas menjembatani berbagai kepentingan ini melalui komunikasi yang responsif dan adaptif.
5. Program BBM Satu Harga: Solusi untuk Kesenjangan Energi.
Program BBM Satu Harga merupakan upaya Pertamina untuk menciptakan kesetaraan harga bahan bakar di seluruh Indonesia. Sebelumnya, harga BBM di daerah terpencil, terutama di wilayah Indonesia Timur, lebih tinggi karena tingginya biaya distribusi. Program ini berhasil mengurangi ketimpangan tersebut dan mendukung pemerataan energi nasional. PR berperan dalam memastikan bahwa program ini dipahami dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Selain itu, komunikasi yang baik diperlukan untuk menjaga citra positif Pertamina sebagai perusahaan yang peduli pada kesejahteraan masyarakat.
Public Relations (PR) memegang peran strategis yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan operasional dan keberlanjutan Pertamina sebagai perusahaan energi milik negara. Sebagai penghubung utama antara perusahaan dengan berbagai pemangku kepentingan, PR memastikan terciptanya komunikasi yang efektif, transparan, dan responsif terhadap tantangan yang ada di sektor energi yang terus berkembang.
Dalam operasionalnya, mulai dari sektor hulu hingga hilir, PR tidak hanya bertugas membangun citra positif perusahaan tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat melalui pengelolaan hubungan yang baik dengan pemerintah, komunitas, dan mitra usaha. Salah satu kontribusi penting PR terlihat dalam program BBM Satu Harga, yang mendukung pemerataan energi di seluruh Indonesia dengan menciptakan pemahaman publik dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap komitmen Pertamina.
Dalam konteks transisi energi global menuju penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan, PR juga memainkan peran penting dalam menyampaikan inisiatif Pertamina, seperti upaya mencapai target net-zero emission. PR turut mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan dan membantu mengelola persepsi publik terhadap transformasi energi yang dilakukan perusahaan.
Dengan pendekatan komunikasi strategis, PR mampu membantu Pertamina menghadapi berbagai tantangan, menjembatani kepentingan stakeholder, serta memperkuat posisinya sebagai perusahaan energi terkemuka baik di tingkat nasional maupun internasional. Peran PR yang signifikan ini menjadi faktor penting dalam mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang Pertamina.
DAFTAR PUSTAKA
Almusawa, M. S., Praktik, H., & Lapangan, K. (2024). STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT . PERTAMINA HULU INDONESIA UNTUK MEMBANGUN STAKEHOLDER PERUSAHAAN.
Khoiroh, U., Hani, U., Baharun, H., Iman, D. Z., & Jadid, U. N. (2025). PUBLIC POLICY ANALYSIS: HOW MUTUAL PUBLIC. 1, 1--11.
Mulyani, E. S., Fauji, I., & Islam, L. P. (2025). Humas dalam Institusi Lembaga Pendidikan Islam. 2, 1--12.
Nur, R., Embisa, S., Riyanto, S., & Dharmawan, L. (2025). Strategi Public Relation Melalui Optimalisasi Akun Media Sosial PT . Pelabuhan Indonesia ( PELINDO ) Dalam Membangun Citra Positif. 4(2), 782--790.
Studi, P., Logistik, T., & Pertamina, U. (2025). Promosi Program Studi Teknik Logistik Universitas Pertamina Melalui Seminar Daring Interaktif yang Melibatkan Alumni. 9(1), 104--114.
Sabilah, F. A., & Muyasaroh, H. (2023). Strategi public relations PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap dalam memperkuat pemberdayaan pasar SEMOK (Small Enterprise Medium of Kemiren Asri) di Kelurahan Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap. HUJJAH: Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam, 7(1)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI