Mohon tunggu...
Afifah Nur Fauziah
Afifah Nur Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

ada apa??

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini

14 November 2022   09:43 Diperbarui: 14 November 2022   09:50 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian Evaluasi

Evaluasi pembelajaran anak usia dini adalah suatu proses dan hasil belajar yang sistematik meliputi pengumpulan, penganalisisan, penafsiran, dan pemberian keputusan dengan model bermain dan belajar di PAUD yang disesuaikan dengan indikator pencapaian perkembangan dan pembelajaran yang mengacu pada standar penilaian pembelajaran. Terdapat beberapa istilah-istilah dalam evaluasi , yaitu : evaluasi pembelajaran, penilaian, ujian, ulangan, pengukuran, tes, assessment. Istilah-istilah itulah yang biasa digunakan untuk menentukan hasil tingkat pencapaian pembelajaran seseorang. Menurut Linn dan Gronlund, Evaluasi merupakan proses yang sistematis untuk pengumpulan, penganalisisan, dan penafsiran data / informasi demi menentukan sejauh mana anak dapat mencapai tujuan pembelajaran. Secara garis besar evaluasi dikatakan sebagai proses perencanaan, perolehan, dan penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk membuat suatu alternatif keputusan. Perlu diketahui bahwa dalam evaluasi pembelajaran anak usia dini terdapat pokok bahasan yang harus diperhatikan, terdapat 4 bahasan yaitu istilah-istilah dalam evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran PAUD, Tujuan evaluasi, dan karakteristik evaluasi pembelajaran PAUD.

B. Prinsip-prinsip Evaluasi

Tujuan dilakukannya evaluasi pembelajaran yaitu untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik ke depannya. Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang akurat dan baik, Maka evaluasi harus berhubungan dengan beberapa prinsip. Menurut Khusnuridlo (2010) berikut adalah beberapa prinsip umum evaluasi pembelajaran, yaitu:

  • Kontinuitas

Prinsip evaluasi pembelajaran yang pertama yaitu harus dilakukan secara kontinuitas atau berkelanjutan sehingga terlihat keberhasilan antara kegiatan sebelumnya dan setelah melakukan evaluasi. Dengan melakukan evaluasi secara kontinu, guru juga dapat melihat perkembangan peserta didik dengan melihat kemajuan hasil belajarnya.

  • Komprehensif

Komprehensif artinya evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh untuk menilai beberapa aspek di dalamnya seperti aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik peserta didik. Pasalnya, tidak jarang beberapa guru yang hanya memperhatikan aspek kognitif atau pengetahuan siswa, padahal seluruh aspek penilaian berperan besar dalam evaluasi pembelajaran.

  • Kooperatif

Proses evaluasi pembelajaran harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan berbagai elemen untuk mengembangkan siswa, mulai dari guru mata pelajaran, guru wali kelas, kepala sekolah, orang tua, hingga petugas administrasi.

  • Objektif

Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik, maka proses evaluasi tersebut harus dilakukan secara objektif. Artinya, faktor-faktor subjektif seperti hubungan guru dengan siswa, kedekatan guru dengan siswa, faktor perasaan tidak tega dan lainnya tidak boleh dimasukkan dalam proses evaluasi.

  • Praktis

Prinsip evaluasi pembelajaran selanjutnya harus dilakukan secara praktis, artinya tidak memakan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan pada guru dalam menyusun instrumen.

C. Tujuan Evaluasi

Secara umum, tujuan evaluasi pembelajaran yang utama yaitu untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik dari sebelumnya. Namun lebih dari itu, berikut beberapa tujuan evaluasi pembelajaran:

  • Meningkatkan motivasi belajar siswa.
  • Siswa bisa mencapai tujuan belajar dengan optimal sesuai yang diharapkan.
  • Mendorong kreativitas guru untuk menciptakan model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.
  • Membuat kegiatan belajar di sekolah berjalan lancar.
  • Menumbuhkan rasa ingin terus belajar bagi siswa maupun guru.

D. Karakteristik Evaluasi Pembelajaran PAUD

Evaluasi tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran, karena keefektifan pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi. Dengan kata lain, melalui evaluasi semua komponen pembelajaran dapat diketahui apakah dapat berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak. Guru dapat mengetahui tingkat kemampuan peserta didik, baik secara kelompok maupun perseorangan.

Dalam proses evaluasi pembelajaran atau penilaian proses dan hasil belajar, tentu sering digunakan alat ukur tertentu, baik tes maupun nontes. Alat ukur ini mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka mengetahui keefektifan proses pembelajaran di sekolah. Mengingat begitu pentingnya suatu alat ukur dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, maka suatu alat ukur harus memiliki syarat-syarat tertentu sekaligus merupakan karakteristik alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memenuhi syarat-syarat atau kaidah-kaidah tertentu, dapat memberikan data yang akurat sesuai dengan fungsinya, dan hanya mengukur sampel prilaku tertentu. Secara sederhana, Zainal Arifin (2011 : 69) mengemukakan karakteristik instrumen evaluasi yang baik adalah :

  • Valid, artinya suatu alat ukur dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Tepat tidaknya hasil evaluasi ini antara lain dipengaruhi oleh penggunaan teknik dan instrument evaluasi. Maka seorang evaluator perlu memperhatikan teknik dan instrument yang akan digunakan agar sesuai dengan kemampuan atau jenis hasil belajar yang akan dievaluasi.
  • Reliabel, artinya suatu instrumen dapat dikatakan reliabel atau handal jika ia mempunyai hasil yang taat asas (consistent).
  • Relevan, artinya instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan.
  • Representatif, artinya materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh materi yang disampaikan.
  • Praktis, artinya mudah digunakan. Jika instrumen itu sudah memenuhi syarat tetapi sukar digunakan, berarti tidak praktis.
  • Deskriminatif, artinya instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun.
  • Spesifik, artinya suatu instrumen disusun dan digunakan khusus untuk objek yang dievaluasi.
  • Proporsional artinya suatu instrumen harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antara sulit, sedang, dan mudah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun