Mohon tunggu...
Afifahnazizah
Afifahnazizah Mohon Tunggu... Aktris - mahasiswa

hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pandemi Covid-19 dan Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

22 November 2024   11:07 Diperbarui: 22 November 2024   11:12 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama:Afifah Nur Azizah
Nim:2310901092

Pandemic covid-19 dan tantangan kebijakan kesehatan mental di Indonesia

Artikel ini membahas tentang dampak covid-19 terhadap kesehatan masyarakat di Indonesia dan tantangan yang dihadapi untuk merumuskan kebijakan kesehatan mental yang efektif,pandemic covid-19 mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti hal nya kesehatan fisik,mental,ekonomi. Hal ini memicu peningkatan kasus gangguan mental,seperti kecemasan,depresi dan stres.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tantangan dalam pengelolaan kesehatan mental selama pandemik dan memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat untuk mengatasi system kesehatan mental di Indonesia
Teori jurnal ini mengangkat teori Health Belif Model(HBM) digunakan untuk memahami perilaku kesehatan individu berdasarkan sudut pandang resiko dan manfaat tindakan kesehatan. Model ini mencakup enam komponen
1.Precived susceptibility(kerentanan yang dirasakan)
Sejauh mana individu merasa rentan terhadap suatu penyakit atau kondisi.
Pandemi covid-19 meningkatkan kesadaran masyarakat akan kerentanan terhadap gangguan mental akibat tekanan sosial dan ekonomi namun saja sebagaian masyarakat cenderung meremehkan dampak gangguan mental.

2.Perceived severty(keseriusan yang dirasakan)
Pandangan tentang seberapa serius dampak penyakit tersebut.

3.Precived benefits(manfaat yang dirasakan)
Keyakinan bahwa tindakan tertentu dapat mengurangi resiko atau dampak penyakit.
Hambatan signifikan meliputi:
Manfaat layanan kesehatan mental,seperti konseling di puskesmas bersama psikolog lebih dikenal luas selama pandemi covid-19 ini menunjukkan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental.

4.Precived barriers(hambatan yang dirasakan)
Presepsi yang mengenai hambatan yang mencegah seseorang mengambil tindakan kesehatan.
-Stigma sosial,banyaknya masyarakat yang tidak mau mencari bantuan karena rasa takut dicap negative.
-Keterbatasan akses kurangnya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan terutama di daerah terpencil.
-Biaya,layanan kesehatan mental yang masih dianggap mahal

5.Cues to action(isyarat untuk bertindak)
Factor-faktor yang memotivasi seseorang untuk mengambil tindakan kesehatan.
Pandemic covid-19 mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental,namun kurangnya kempanye menyebabkan kurangnya efektivitas isyarat ini

6.Self-efficacy(keyakinan diri)
Keyakinan individu terhadap kemampuan mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
Banyak nya individu yang merasa tidak percaya untuk mengelola kesehatan mental mereka sendiri atau mencari bantuan professional,hal ini dipengaruhi rendahnya literasi kesehatan mental di masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun