Tari tradisional merupakan bagian dari kajian budaya. Tarian yang merupakan perwujudan budaya dari suatu daerah ini merupakan tarian tradisional. Tari tradisional tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat yang dilestarikan secara turun temurun. Tari tradisional menggambarkan ciri khas suatu daerah yang menonjolkan falsafah, budaya, dan kearifan lokal daerah tersebut. dengan begitu setiap tari tradisional memiliki keunikan dan keindahan sendiri yang memiliki atau mengandung nilai-nilai lampau. Tari tradisional juga memiliki banyak kegunaan. Seperti tari Reog dari Ponorogo, Jawa Timur. Tari Reog merupakan tarian yang dilakukan di arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat. Tidak hanya itu saja, tari Reog Ponorogo juga digunakan untuk menyambut tamu kehormatan, maupun untuk acara tradisi adat istiadat. Tari ini merupakan media hiburan rakyat yang mengandung unsur magis.
Tari ini juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi masyarakat Ponorogo. Penari utamanya merupakan orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping, disertai Reog asli Indonesia. Jika dulu pada masa kerajaan Ponorogo, para penari yang merupakan warok memiliki ilmu hitam. Keunikan lainnya dari Reog Ponorogo ini adalah Singo Barong atau Dadak Merak. Singo Barong ini dari topeng kepala singa yang dirajut dari bulu-bulu merak, yang membentuk seperti kipas. Menurut adat rakyat Ponorogo, Singo Barong itu sebelum digunakan diberi kekuatan-kekuatan magis. Tak heran, jika penarinya mengalami kerasukan atau kesurupan.Â
Setiap tokoh dalam tari Reog memiliki ciri khas tersendiri. Warok dikenal sebagai wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan petunjuk), yang berarti mereka yang menjadi Warok mampu memberikan nasihat atau pelajaran tentang kehidupan yang baik kepada orang lain. Jathil adalah prajurit berkuda yang terlibat dalam kesenian Reog Ponorogo. Sedangkan dalam kesenian lain, Jathilan adalah bentuk seni yang berdiri sendiri, menggambarkan kecakapan prajurit berkuda dalam latihan. Tarian Jathilan dalam Reog Ponorogo cenderung lebih lembut, gesit, dan lincah. Kemudian, tokoh Bujang Ganong melambangkan Patih Pujonggo Anom, seorang patih muda dari Raja Bantarangin, Prabu Klono Sewandono, yang meskipun secara fisik kurang menarik, namun memiliki sifat yang gesit, bertekad kuat, cerdas, humoris, dan sakti. Singo Barong adalah tokoh yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo.
Tari Reog yang awalnya hanya dimainkan di daerah Ponorogo, kini telah dimainkan di seluruh penjuru dunia. Di berbagai sosial media dapat dilihat bahwa Reog sering tampil di luar negeri seperti Korea Selatan, China, Singapura, dan lain-lain. Gerakan tari Reog yang dinamis dan energik, diiringi musik gamelan yang meriah, menciptakan pertunjukan yang memukau dan penuh semangat. Keterampilan para penari yang luar biasa, terutama dalam mengangkat dadak merak, membuat pertunjukan Reog semakin menegangkan dan mengagumkan. Keunikan dan keindahan Reog Ponorogo telah diakui dunia. Pada tahun 2009, UNESCO menetapkan Reog sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Reog sering ditampilkan di berbagai festival budaya internasional, dan menjadi ikon budaya Indonesia yang mendunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H