Mohon tunggu...
Afifah Manuhara Putri
Afifah Manuhara Putri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Halo, aku pohon enfp yang sangat tertarik dengan mbti. Namun, baru-baru ini dikejutkan bahwa aku seorang pohon intp. Sedikit menolak, tetapi benar bahwasannya pohon ini tidak begitu suka dengan pohon lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Makna Budaya Lokal di Indonesia

1 Juni 2024   07:20 Diperbarui: 1 Juni 2024   07:23 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang budaya lokal di Indonesia, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya sehingga tentunya Indonesia kaya akan budaya lokal. Terlebih lagi karena budaya lokal berasal dan berkembang dari daerah-daerah sehingga budaya lokal akan terus berkembang. Indonesia menjadi negara multikultural bukan karena tidak ada penyebabnya, pengaruh budaya juga menjadi salah satu penyebab. Budaya lokal di Indonesia meliputi banyak hal yakni kesenian daerah, lagu daerah, alat musik daerah, rumah adat, pakaian dan senjata adat, tradisi, serta makanan khas lokal.  
 
Yang pertama saya akan membahas opini atau pandangan saya mengenai kesenian daerah. Kesenian daerah mencakup lagu daerah, dan alat musik daerah. Kesenian daerah adalah wujud imajinasi masyarakat daerah sebagai penyampai pesan, sarana hiburan, pemersatu masyarakat, bentuk rasa syukur, hari besar keagamaan, maupun menyambut tamu yang dihormati. Misalnya pada tarian daerah, ada beberapa tarian yang digunakan untuk menyambut tamu seperti tari pendet dari Bali. Awalnya, tari pendet merupakan tari sakral digunakan untuk upacara piodalan di pura atau tempat suci keluarga.

Lalu, ada tari gambyong dari Surakarta yang juga digunakan untuk menyambut tamu, tidak hanya itu daerah-daerah yang memiliki tarian daerah biasanya akan menyambut tamu kehormatan mereka dengan menunjukkan atau menampilkan tarian daerahnya. Begitu pula dengan lagu daerah, seperti Apuse dari Papua, Jaranan dari Jawa Tengah, Rek Ayo Rek dari Jawa Timur, Tokecang dari Jawa Barat dan masih ada banyak lagi. Lagu daerah umumnya menggunakan bahasa daerah atau lokal sehingga memperkenalkan bahasa daerah mereka. Lagu daerah biasanya juga menunjukkan suatu kegiatan atau ciri khas daerah tersebut.  
 
Setelah itu ada budaya lokal yang lain yaitu alat musik daerah. Setiap alat musik daerah memiliki karakter atau tipe yang berbeda. Alat musik bonang dari Jawa Timur. Bonang memiliki ciri khas berbeda yaitu memiliki tonjolan diatasnya  yang disebut juga dengan pencu atau penclon yang dipukul dengan dua pemukul khusus. Sedangkan alat pemukulnya terbuat dari tongkat berlapis yang disebut Bindhi. Lalu ada alat musik Angklung dari Jawa Barat yang terbuat dari bambu.
 
Budaya lokal yang dimiliki Indonesia selanjutnya adalah rumah adat. Rumah adat adalah bangunan yang juga berupa ciri khas daerah. Setiap rumah adat memiliki fungsi dan makna tersendiri. Misalnya rumah adat Gadang dari Sumatera Barat digunakna untuk melangsungkan acara adat (perkawinan, khitan, turun mandi, dan pengangkatan datuak). Selanjutnya, ada rumah adat Honai dari Papua sebagai tempat penyimpanan peralatan perang dan perlatan warisan leluhur. Rumah adat Honai juga digunakan sebagai tempat menyimpan umbi-umbian dan hasil ladang lainnya.  
 
Belum lagi dengan contoh-contoh lainnya, budaya lokal di Indonesia sangat beragam dan harus terus dilestarikan oleh masyarakat Indonesia. Jangan sampai dengan kekayaan budaya lokal ini malah akan membuat negara lain mengeklaim salah satu budaya kita. Budaya lokal yang memiliki keunikan dan karakter masing-masing ini harus terus diperkenalkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak hanya kepada luar negeri namun juga kepada sesama warga negara Indonesia agar kita lebih saling mengenal  budaya lokal dari masing-masing daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun