Mohon tunggu...
Afifah Ghina Rahmani
Afifah Ghina Rahmani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki hobi mendengar lagu dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketergantungan Narkoba : Pilihan atau Penyakit?

11 November 2024   20:52 Diperbarui: 11 November 2024   21:11 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyalahgunaan narkoba, termasuk narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya, merupakan masalah serius yang semakin hari semakin meningkat, baik dari segi jumlah kasus maupun tingkat keparahan dampaknya. Kasus-kasus penyalahgunaan ini terus berkembang di masyarakat, dan tren yang memprihatinkan adalah bahwa sebagian besar pengguna narkoba berasal dari kalangan muda. Generasi muda yang seharusnya menjadi penerus bangsa kerap menjadi sasaran utama dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba, yang mengancam masa depan mereka dan potensi kontribusi positif mereka bagi masyarakat. Kasus penyalahgunaan narkoba di negara saat ini semakin hari semakin mengkhawatirkan, terbukti dengan adanya peningkatan signifikan jumlah pengguna narkoba, terutama di kalangan remaja. Pada fase usia remaja, individu berada dalam masa pencarian jati diri dan cenderung tertarik pada hal-hal baru yang dianggap menantang atau menarik, termasuk penggunaan narkoba. Di sisi lain, banyak remaja yang mengalami berbagai macam tekanan dalam hidupnya, baik dari lingkungan keluarga, sekolah, perkuliahan, atau pergaulan yang dapat membuat mereka rentan terhadap perasaan frustasi atau depresi. Dalam kondisi psikologis yang tidak stabil ini, narkoba kerap dianggap sebagai pelarian sementara untuk mengatasi beban emosional atau tekanan yang dirasakan. Akibatnya, banyak remaja yang tanpa sadar terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, yang justru menambah masalah dan menimbulkan dampak negative yang merusak kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosial mereka. Dikhawatirkan bahwa dampak dari makin maraknya kasus penyalahgunaan narkoba akan mengarah pada fenomena “lost generation” atau hilangnya satu generasi. Istilah ini mengacu pada kemungkinan hilangnya potensi, produktivitas, dan kontribusi dari satu generasi yang terjebak dalam lingkaran ketergantungan narkoba.

Penyalahgunaan narkoba ini pun sudah menjadi masalah yang cukup serius yang akhirnya merusak tatanan pada masyarakat, khususnya generasi muda yang rentan terhadap pengaruh negatifnya. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa penyalahgunaan narkoba ini akan berdampak buruk pada Kesehatan fisik dan mental individu, selain itu juga penyalahgunaan narkoba ini pun juga dapat memicu berbagai masalah sosial, dimulai dari meningkatnya tindak criminal hingga rusaknya hubungan dalam suatu keluarga dan pastinya lingkungan sekitar. Fenomena ini menuntut perhatian dan penanganan serius dari semua pihak, baik dari pemerintah, lembaga Pendidikan, hingga pihak keluarga agar generasi muda saat ini tidak terjebak dalam bahaya narkoba.

Dengan adanya kasus penyalahgunaan narkoba ini pasti dapat mengarah kepada yang namanya ketergantungan. Ketergantungan narkoba merupakan masalah yang sangat kompleks dan memiliki dampak yang cukup luas yang terus mempengaruhi individu di seluruh dunia, terlepas dari latar belakang sosial, ekonomi, ataupun budaya mereka. Masalah ini bukan hanya mempengaruhi orang yang menggunakannya, tetapi juga keluarga, lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan. Ada perdebatan yang mendalam tentang apakah ketergantungan narkoba adalah akibat dari pilihan individu yang dilakukan secara sadar atau apakah ini adalah kondisi medis yang melibatkan gangguan pada aspek fisik dan psikologis seseorang. Di satu sisi, sebagian orang berpandangan bahwa penggunaan narkoba merupakan tindakan yang dipilih oleh beberapa individu, dengan kata lain, seseorang memutuskan untuk menggunakan narkoba dan harus bertanggung jawab atas konsekuensi yang dihadapinya. Pendekatan ini menekankan aspek tanggung jawab pribadi dan menyatakan bahwa kecanduan adalah hasil dari serangkaian pilihan yang buruk.

Namun, pada sisi lain muncul semakin banyak bukti dari penelitian medis yang menunjukkan bahwa ketergantungan narkoba melibatkan komponen biologis yang kuat, seperti perubahan pada struktur otak dan sistem saraf. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan terhadap yang namanya kecanduan, seperti halnya penyakit kronis lainnya. Pandangan seperti ini didukung oleh bukti ilmiah yang menunjukkan adanya perubahan kimiawi di otak akibat penggunaan narkoba dalam jangka waktu yang lama. Para ahli di bidang psikologi dan neuroscience menunjukkan bahwa zat-zat dari narkoba dapat merusak mekanisme dan sistem saraf pusat pada otak yang mengendalikan rasa puas, kontrol impuls, dan pengambilan Keputusan sehingga membuat individu yang mengalami kecanduan lebih sulit untuk menghindari penggunaan narkoba meskipun mereka menyadari dampak negatifnya. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan narkoba bukan sekedar masalah kehendak pribadi, tetapi juga kondisi medis yang membutuhkan pendekatan pengobatan khusus. Penggunaan jangka panjang menyebabkan perubahan permanen yang membuat individu tidak mampu lagi mengendalikan dorongan untuk menggunakan narkoba. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan banyak institusi Kesehatan lainnya bahkan mengklasifikasikan ketergantungan narkoba sebagai gangguan kronis atau penyaki. Dengan memandangnya sebagai penyakit, pendekatan ini menekankan pentingnya perawatan medis dan psikologis, bukan sekedar teguran atau hukuman sosial.

Bagi sebagian orang, ketergantungan pada narkoba diangap sebagai hasil dari Keputusan atau pilihan pribadi mereka. Mereka yang berpandangan demikian berargumen bahwa awalnya penggunaan narkoba adalah tindakan yang disengaja. Keputusan untuk memulai narkoba, seringkali didorong oleh munculnya rasa penasaran atau adanya tekanan sosial, adalah langkah awa yang seharusnya dapat dikendalikan oleh seorang individu. Menurut pandangan ini, setiap orang bertanggung jawab atas Keputusan yang diambil dan efeknya pada diri mereka sendiri. Mereka percaya bahwa dengan kemauan dan komitmen kuat, pengguna narkoba bisa berhenti. Beberapa contoh menunjukkan bahwa banyak mantan pengguna yang berhasil pulih sepenuhnya setelah memilih untuk menjauh dari narkoba tersebut. Ini menegaskan gagasan bahwa ketergantunga, setidaknya pada tahap awal, adalah suatu pilihan.

Selain dari perspektif diatas, penting juga untuk mempertimbangkan faktor lingkungan dan biologis yang berperan dalam ketergantungan narkoba. Beberapa individu lebih rentan menjadi pencandu karena faktor genetic, sedangkan yang lain mungkin karena terpapar narkoba sejak kecil atau melalui lingkungan yang cukup rentan. Faktor lainnya juga bisa seperti adanya trauma masa kecil, tekanan psikologis, dan pengaruh dari teman sebaya turut mempengaruhi Keputusan seseorang untuk mencoba narkoba. Ini menunjukkan bahwa ketergantungan narkoba tidak bisa hanya di sederhanakan sebagai sebuah pilihan atau penyakit, ada juga banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi seorang pencandu.

Melihat kompleksitas masalah ini, sangat jelas bahwa baik pandangan “pilihan” maupun “penyakit” memiliki kebenarannya sendiri. Pemahaman ini mendorong kita untuk mengadopsi pendekatan holistic dalam menangani ketergantungan narkoba, di mana terapi medis, dukungan sosial, dan rehabilitasi memainkan peran yang cukup penting. Rahabilitasi dan program terapi yang komprehensif sangat dibutuhkan untuk membantu pengguna narkoba kembali pada kehidupan normal dan produktif. Dengan menggabungkan pengobatan, terapi perilaku, dan dukungan komunitas, kita dapat memberikan solusi yang lebih efektif untuk mengatasi ketergantungan narkoba secara menyeluruh.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa ketergantungan pada narkoba adalah isu yang cukup kompleks dan multidimensi, yang tidak dapat disederhanakan sebagai pilihan ataupun penyakit. Kedua perspektif yang dijelaskan diatas sebenarnya melengkapi satu sama lain dalam memberikan pemahaman yang lebih lengkap. Dengan pendekatan yang tepat, masyarakat dapat membantu para pengguna narkoba untuk bisa pulih sepenuhnya, terlepas dari apakah mereka memulainya sebagai pilihan atau berkembang menjadi penyakit. Penanganan yang efektif juga membutuhkan pemahaman, empati, serta dukungan dari seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari narkoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun