Mohon tunggu...
Afifah adzra Marissa
Afifah adzra Marissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Meninjau Permasalahan Stunting di Indonesia : Perspektif Calon Presiden dalam Membangun Generasi Unggul

3 Desember 2023   04:00 Diperbarui: 3 Desember 2023   09:15 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak, hal ini menjadi perhatian serius. Stunting berpotensi mengalami penyakit menular dan juga terhadap kecerdasan anak, karena kurang gizi yang mengakibatkan kurang cerdas pada anak.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia(SSGI) 2022 menyatakan, angka prevalensi stunting di Indonesia baru mencapai 21,6%. Hal ini belum memenuhi target di 2024 yaitu 14%. Penurunan angka prevalensi stunting masa pemerintah Jokowi tahun 2021-2022 baru 2,8% dari target idealnya 3,4 pertahun agar sesuai target pada 2024.

Isu stunting memang sangat perlu dibenahi dalam pemerintahan mendatang. Hal ini menjadi permasalahan krusial karena berkaitan dengan kemaslahatan dari generasi masa depan Indonesia.

Anies Baswedan-Muhamin Iskandar(AMIN), menargetkan penurunan stunting hingga 11-12,5%. Misi ini tercantum dalam dokumen Visi, Misi, dan Program Kerja Pasangan Anies-Muhaimin. "Menurunkan prevalensi stunting dari 21,6% (2022) menuju 11-12,5% (2029) melalui pendampingan ibu hamil hingga 1.000 hari pertama kelahiran anak", tertulis dalam dokumen Visi Misi AMIN.

Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, menargetkan penurunan prevalensi lebih tinggi. Mereka memiliki target menurunkan prevalensi stunting hingga di bawah 9%. "Dukungan gizi dan akses layanan kesehatan layanan kesehatan selama masa kehamilan dan menyusui. Program 1.000 hari pertama, serta pasokan gizi untuk anak hingga usia 5(lima) tahun. Dengan target prevalensi stunting tersebut di bawah 9% serta ibu dan ayah menjadi penjaga kesehatan keluarga", tertulis dalam dokumen Visi Misi pasangan Ganjar-Mahfud.

Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming tidak menargetkan angka prevalensi stunting dalamdokumen Visi Misinya. Namun mereka menyebut beberapa program pengentasan stunting, seperti program memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan juga pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil.

"Menambahkan Kartu Anak Sehat yang dimasukkan dalama program perlindungan sosial dan kesehatan sebagai penanggulangan stunting", tertulis dalam dokumen misi pasangan Prabowo-Gibran. Prabowo-Gibran juga memiliki misi untuk memperbaiki kualitas gizi , air bersih, dan sanitasi masyarakat dalammengatasi ancaman stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun