Mohon tunggu...
Afifah Nur Chamidah
Afifah Nur Chamidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN Reguler 77 UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Imunisasi dan Keuntungannya untuk Kesehatan Masyarakat

20 November 2021   10:42 Diperbarui: 20 November 2021   10:44 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit pada tubuh manusia terdapat beberapa mekanisme atau cara yang dikenal dengan istilah sistem kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Kekebalan aktif diperoleh melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid. Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang khusus diberikan dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit (PMK, 2020). Vaksin merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi dan komponen lain dari mekanisme kekebalan tubuh. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang berasal langsung dari antibodi yang dimasukkan dalam tubuh. Kandungan sediaan tersebut adalah imunoglobulin yang diproduksi dari pengumpulan plasma dari serum manusia.

WHO menyatakan jika vaksin pada anak-anak dapat menyelamatkan sekitar 2-3 juta jiwa di dunia setiap tahun. Vaksin telah memberikan kontribusi besar terhadap penurunan angka kematian bayi secara umum. Vaksin tidak hanya melindungi diri sendiri namun juga memberikan perlindungan bagi orang-orang yang tidak dapat diimunisasi contohnya pada usia tertentu maupun orang dengan penyakit tertentu. Sebelum pengembangan dan penggunaan vaksin untuk anak-anak, hanya sedikit orang yang selamat dari masa kanak-kanak tanpa menderita penyakit seperti campak, gondok, rubella, cacar air, batuk, dan diare rotavirus. Selain beberapa penyakit yang diderita pada masa kanak-kanak tersebut, terdapat ribuan anak setiap tahun menderita penyakit poliomielitis paralitik, difteri, atau meningitis yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe b (Hib) atau Streptococcus pneumoniae.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, penyelenggaraan imunisasi terus berkembang antara lain dengan pengembangan vaksin baru (Rotavirus, Japanese Encephalitis, Pneumococcus, Dengue Fever dan lain-lain) serta penggabungan beberapa jenis vaksin sebagai vaksin kombinasi misalnya DPT-HB-Hib. Pemberian vaksin secara umum bertujuan untuk menurunkan angka sakit, kecacatan, dan kematian akibat suatu penyakit. Secara khusus, vaksin bertujuan untuk mencapai global eradikasi polio pada tahun 2018, tercapainya penurunan campak pada tahun 2015 dan pengendalian penyakit rubella 2020, dan terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis (safety injection practise and waste disposal management) (IDAI, 2015). Vaksin yang digunakan untuk program imunisasi dasar di Indonesia adalah vaksin produksi PT. Biofarma Bandung. Proses penelitian dan pembuatannya mendapat pengawasan ketat dari ahli-ahli vaksin WHO serta Badan POM yang mengawasi proses produksi vaksin.

Vaksin dapat memiliki beberapa manfaat ekonomi. Salah satunya manfaat yang paling terlihat adalah menghindari pengeluaran untuk pengobatan medis. Vaksin dapat mencegah beberapa penyakit, mengurangi biaya pengeluaran untuk berobat jika terkena penyakit, seperti biaya dokter, obat-obatan dan biaya rawat inap. Hal ini terutama penting untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana sebagian besar pengeluaran medis adalah out-of-pocket. Vaksin juga dapat mengurangi jumlah orang yang jatuh ke dalam kemiskinan karena biaya pengobatan. Beberapa jenis imunisasi/vaksin (Yuniarto, 2010):

  • BCG (Bacille Calmette Guerin)

Imunisasi ini memberikan kekebalan terhadap penyakit TB (tuberkolosis), diberikan hanya satu kali. Diberikan saat bayi berumur satu bulan atau satu bulan satu minggu.

  • DPT (Difteri Pertusis Tetanus)

Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah timbulnya penyakit difteri,pertusis,dan tetanus. DPT dilaksanakan sebanyak empat kali,tiga kali dibawah usia setahun dan satu kali ditas usia setahun.

  • Polio

Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah penyakit Poliomielitis. Polio ini bisa digabungkan dengan DPT. Biasanya dilaksanakan di bawah satu tahun.

  • Hepatitis B

Imunisasi ini memberikan kekebalan terhadap penyakit hepatitis B. Hepatitis B diberikan sebanyak tiga kali. Bila suntikan ke-1 diberikan pada usia satu bulan, maka jangka waktu suntikan ke-2 antara 1-2 bulan kemudian,sedangkan suntikan ke-3 boleh sampai 5 bulan kemudian.

  • Campak

Imunisasi ini diberikan agar bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit campak dan harus diberikan di usia 9 bulan.

  • HiB (Hemophilus Influenzae type B)

Imunisasi ini diberikan agar bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit radang selaput otak. Imunisasi ini diberikan tiga kali, dua kali di bawah satu tahun dan satu kali di atas satu tahun. Hemophilus influenza merupakan penyebab terjadinya radang selaput otak (meningitis), terutama pada bayi dan anak usia muda.

  • MMR (Measles Mumps Rubella)

Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit gondok,campak, serta campak jerman. Imunisasi ini diberikan hanya satu kali.

Beberapa imunisasi dapat membentuk kekebalan tubuh seumur hidup, seperti campak. Namun ada pula bentuk imunisasi yang memberikan kekebalan tubuh dalam jangka waktu tertentu misalnya, DPT, dan polio. Apabila bayi akan diimunisasi bayi harus dalam kondisi benar-benar fit. Sebab, imunisasi yang diberikan pada bayi yang tidak sehat akan menjadi tidak efektif. Sebaiknya imunisasi diberikan selengkap mungkin. Biasanya dokter akan memberi tahu kapan bayi harus diimunisasi. Tanyakan pula efek yang akan disebabkan setelah diimunisasi dan bagaimana penanganannya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penulis. 2015. Pentingnya Imunisasi Untuk Mencegah Wabah Sakit Berat, Cacat dan Kematian. Jakarta: IDAI

Republik Indonesia. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 84 Tahun 2020 Tentang Vaksinasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Yuniarto, P. 2010. "Pentingnya Imunisasi Bagi Anak", Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara. 6(1): 28-29.

Penulis: Rukha Maulida

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun