Dunia bisnis modern, analisis risiko merupakan langkah penting yang tidak bisa diabaikan. Ini adalah proses untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko yang bisa menghambat pencapaian tujuan. Bayangkan rantai pasokan seperti aliran sungai yang mengalir dari hulu ke hilir. Analisis risiko membantu kita menemukan dan mengatasi batu-batu besar yang bisa menghalangi aliran tersebut.
Green Supply Chain Management (GSCM) adalah konsep menarik yang mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam setiap tahap rantai pasokan. Mulai dari pengadaan bahan baku yang ramah lingkungan, proses produksi yang efisien dan minim limbah, hingga pengemasan dan distribusi yang memperhatikan dampak lingkungan. Dengan GSCM, perusahaan tidak hanya beroperasi lebih efisien, tetapi juga membantu menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam industri keripik talas, penerapan GSCM menghadapi beberapa tantangan unik. Misalnya, pada tahap green procurement atau pengadaan ramah lingkungan, petani talas lokal masih banyak yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan serta membakar limbah pertanian. Ini jelas mengancam lingkungan. Selain itu, seringnya pengiriman bahan baku talas juga meningkatkan emisi dari kendaraan.
Masuk ke tahap green manufacture atau produksi ramah lingkungan, kita menemukan masalah seperti kualitas pasokan talas yang bervariasi. Bahan baku yang tidak sesuai standar akan meningkatkan jumlah limbah. Penumpukan limbah organik dari produksi talas bisa menyebabkan pencemaran udara, dan air limbah dari pencucian talas yang mengandung bahan kimia seperti sabun bisa mencemari air.
Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan strategi mitigasi risiko yang cerdas. Pada tahap green procurement perusahaan bisa bekerja sama dengan petani untuk mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan. Di green production, pengembangan sistem manajemen limbah yang efisien dan program pelatihan untuk meningkatkan kualitas bahan baku akan sangat membantu. Sedangkan, green packaging penting untuk mencari bahan pengemas alternatif yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan teknologi pengemasan otomatis untuk mengurangi limbah akibat patahan keripik.
Inisiatif lingkungan yang telah diambil oleh UMKM dalam industri keripik talas juga patut diapresiasi. Banyak dari mereka yang sudah berkolaborasi dalam pengolahan limbah, seperti mengumpulkan dan mendaur ulang limbah organik. Produsen, sebagai pemangku kepentingan utama, harus memiliki visi yang jelas tentang keberlanjutan lingkungan dan bekerja sama dengan pemasok, retail, dan distributor untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan langkah-langkah ini, industri keripik talas bisa mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan berkontribusi pada keberlanjutan yang lebih baik. Analisis risiko dan penerapan strategi mitigasi dalam GSCM bukan hanya memastikan kelangsungan bisnis, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Pada akhirnya, ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan, termasuk kita semua yang menikmati keripik talas lezat tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H