Mohon tunggu...
Afifatum Musyaadah
Afifatum Musyaadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 1803096104

Q.S. Maryam:4

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penghijauan di Desa Wates Bersama BPDASHL Pemali Jratun Semarang

16 November 2021   22:41 Diperbarui: 16 November 2021   22:48 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang -- Peduli lingkungan dan Go Green, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah Ke-77 UIN Walisongo Semarang kelompok 106 melakukan penanaman bibit pohon bersama ketua RW 03 Desa Wates dan pemuda karang taruna, Minggu (07/11).

Pelaksanaan kegiatan tersebut bekerja sama dengan BPDASHL PEMALI JRATUN SEMARANG yang memberikan sejumlah 100 bibit pohon untuk ditanam di lahan milik masyarakat Desa Wates, Ngaliyan, Semarang RT/RW 07/03 .

Menurut Naufal azizul Umam selaku koordinator kelompok, Pengusungan program kerja penanaman pohon dilakukan dengan alasan untuk mendukung penghijauan.

"Alasan kami melakukan kegiatan penanaman pohon yaitu yang pertama untuk penghijauan atau Go Green, dan yang kedua agar generasi masa kini mempunyai rasa tanggung jawab merawat bumi," terang Naufal.

Kegiatan penanaman pohon tersebut mendapat tanggapan baik dari tokoh masyarakat di Desa Wates.

"Menurut saya ini merupakan kegiatan positif, sudah pasti baik. Karena untuk kesinambungan ke depannya, yang artinya dari tanaman kecil ini nanti yang metik buahnya warga sini. Dan akan kita rawat biar nanti ada buahnya, dimanfaatkan bersama untuk warga juga untuk lingkungan khususnya di RW 03 atau RT 07," jelas Pak Moh Zen, ketua RW 03 Desa Wates.

Beliau mengatakan bahwa untuk tanaman keras yang di kemudian hari akan tumbuh besar sudah tidak cocok ditanam di lahan milik warga dikarenakan sempitnya lahan.

"Kalau tanaman keras  contoh seperti mahoni dan jati kalau di lahan warga sudah tidak layak lagi. Itu harus di kebun. Sekarang kan kebun di wilayah kami itu sudah dibangun oleh pengembang, jadi semakin berkurang. Adanya kebun agak jauh dari kampung," lanjutnya.

Jenis pohon yang dibawa yaitu pohon jambu, rambutan, sirsak, nangka, mahoni, jati, dan sengon. Namun hanya tanaman buah berjumlah 40 bibit ditanam di lahan milik warga sedangkan untuk tanaman keras Pak Moh Zen memberikan alternatif lain untuk mencarikan kembali lahan yang lebih luas, yang memungkinkan untuk ditanami tanaman keras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun