Pendidikan adalah hal penting bagi setiap manusia, terutama anak-anak penerus bangsa, karena dunia membutuhkan orang-orang berpendidikan untuk membangun negara lebih maju. Pendidikan tidak hanya didapatkan di sekolah. Dari zaman ke zaman, pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan, serta perbaikan. Seperti yang kita rasakan saat ini, dikarenakan pandemi covid-19 kegiatan belajar mengajar terpaksa dipindahkan ke rumah. Sebelum pandemi kita bertatap muka langsung untuk membahas ataupun mendiskusikan pelajaran yang sedang kita pelajari, setelah pandemi kita hanya bisa belajar atau berdiskusi melalui media-media virtual seperti aplikasi zoom, aplikasi google meet, dan lain-lain.
Pendidikan Indonesia sedang dalam masa-masa pengujian. Ditengah kebijakan social distancing akibat pandemi, kita harus tetap maju untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Pembelajaran daring atau melalui media virtual memberikan warna khusus dalam perjuangan melawan covid-19. Bermacam tantangan dan persoalan harus dihadapi selama sistem pendidikan online ini, seperti kuota data internet, jaringan internet, dan hp yang tidak memadai untuk belajar. Padahal pembelajaran melalui media virtual sangat bergantung pada jangkauan jaringan internet dan cukupnya kuota data untuk mengakses pembelajaran.
Dilansir dari web Dikti Kemendikbud, menurut Dikjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, beliau menuturkan "Pembelajaran daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan kondisi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Seperti apa teknologi dapat digunakan, bagaimana akses internet pada daerah-daerah tertentu terpenuhui, dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu benda yang sangat berharga. kemajuan teknologi akan menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi maupun teknologi". Berdasarkan penuturan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan belajar harus berjalan dalam kondisi apapun.
Sistem pendidikan online juga mengajarkan kita untuk disiplin waktu dan belajar secara mandiri. Kejujuran juga dibutuhkan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). pembelajaran melalui media virtual memaksa orang tua ikut andil dalam mengawasi anak-anaknya selama belajar, tidak sedikit orang tua yang kebingungan dikarenakan kurang pahamnya mereka terhadap media digital. Dan orang tua dengan kondisi ekonomi menegah kebawah kesulitan mendukung anak-anak mereka belajar dari rumah karena keterbatasan fasilitas. Kendala tidak hanya terjadi pada orang tua dan murid, guru pun harus ikut beradaptasi dengan sistem pembelajaran jarak jauh.
Waktu yang digunakan dalam pembelajaran online berbeda dengan ketika belajar di kelas, jadi para guru mengalami kendala dalam menyampaikan materi. Dan mengenai kemampuan berteknologi, masih banyak guru yang belum memahami tentang cara berteknologi yang semakin canggih. Selain kendala teknologi, yang terpenting adalah para guru sulit mengajarkan etika kepada para pelajar karna tidak bisa bertatap muka secara langsung. Namun sisi positif dari pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah menguji kesabaran dan kekreatifitasan baik dari segi tenaga pengajar, murid, ataupun mahasiswa.
Yang dikhawatirkan jika pandemi masih terus terjadi, dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilakukan dalam kurun waktu yang lama, murid maupun mahasiswa akan mengalami gangguan kesehatan mental seperti kesepian, bosan, bahkan depresi karena kurangnya interaksi antar sesama. Karena kita sebagai manusia dan pelajar sangat butuh dengan yang namanya bersosialisasi ataupun berinteraksi antar sesama. Kita berdoa semoga covid-19 cepat selesai, dan sistem pendidikan Indonesia bisa kembali seperti sedia kala. Karena pendidikan Indonesia harus lebih baik dan maju di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H