Namun, seperti dalam setiap perjalanan, tentu ada kendala yang dihadapi. Salah satu kendala yang paling mencolok adalah mengatur waktu antara pekerjaan rutin di sekolah dengan tugas dalam program guru penggerak ini. Saya menyadari pentingnya mengelola waktu dengan baik agar semua berjalan tanpa hambatan dan sesuai dengan harapan. Salah satu strategi yang saya terapkan adalah menghindari menunda pekerjaan dan langsung mengerjakan tugas saat diberikan. Namun, terkadang ketika mau mengerjakan ada saja pekerjaan lain yang mendesak yang harus dikerjakan terlebih dahulu sehingga menunda mengerjakan tugas ini terutama bagian refleksi dwimingguan. Keluarga saya selalu mengingatkan saya untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, belajar, dan kesehatan.
Selama proses refleksi, saya juga menghasilkan berbagai gagasan kreatif tentang bagaimana saya dapat menjadi seorang guru penggerak yang efektif:
1. Menerapkan pembelajaran yang bervariasi untuk mencapai konsep "Merdeka Belajar".
2. Mengembangkan keterampilan intelektual dan moral siswa melalui bimbingan dan teladan.
3. Berkolaborasi dengan rekan guru untuk mendukung pembelajaran.
4. Menyediakan contoh dan inspirasi bagi siswa dalam proses belajar mereka.
5. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan dan perkembangan individu siswa.
Dalam topi berwarna biru, saya merumuskan kesimpulan dari refleksi ini. Menjadi bagian dari agen perubahan dalam dunia pendidikan adalah impian saya. Program guru penggerak ini telah memberikan saya pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Saya menyadari bahwa masih akan ada kendala dan tantangan yang harus saya hadapi, namun, saya yakin bahwa dengan komitmen dan usaha yang sungguh-sungguh, saya akan bisa mengatasinya.
Terima Kasih
Salam dan bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H