Mohon tunggu...
Afif Afandi
Afif Afandi Mohon Tunggu... Bankir - UNIBA

Alumni pascasarjana UNIBA

Selanjutnya

Tutup

Money

People Developement

5 Desember 2021   05:09 Diperbarui: 5 Desember 2021   05:23 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

PEOPLE DEVELOPMENT
Seputar people developement
Manusia sebagai mahluk social tentunya selalu berinteraksi satu sama lain. Hal itu tidak adakan bisa terlepas dari seluruh kegiatan aspek manusia itu sendiri baik dilingkungan tempat tinggalnya, lingkungan diluar tempat tinggal (lingkungan kerja maupun sekolah) dan lain sebagainya. 

Untuk itulah, manusia harus senantiasa berkembang dan dikembangkan dalam arti sesungguhnya yakni di didik dan mendapatkan pendidikan serta pengembangan yang layak. Karena jika manusia tidak di didik, maka perkembangannya akan menjadi terlambat bahkan tidak sempurna.

Dalam sebuah perusahaan, karyawan merupakan asset yang amatlah penting untuk dikembangkan. Pengembangan yang ada didalam perusahaan terebut haruslah selaras dengan visi misi perusahaan kedepan dalam mengembangkan orang yang ada dalam perusahaan itu. Departemen HR merupakan bagian yang bertanggung jawab untuk pengembangan orang dalam suatu perusahaan agar bisa membentuk karyawan sesuai dengan kriteria dan keterampilan yang perusahaan inginkan.

Fokus utama dari pengembangan orang (people development) itu sendiri dalam suatu perusahaan biasanya meliputi kebutuhan, perjalanan karier, perilaku, skilss, dan kompetensi yang perlu ditangani secara hati hati. People development merupakan investasi jangka panjang, namun manfaatnya bisa timbul dalam jangka pendek seperti meningkatkan loyalitas dan performa serta kinerja dari karyawan dan bagian dalam perusahaan itu sendiri.

Merencanakan dan mewujudkan bentuk bentuk perubahan juga merupakan bentuk dan merupakan kunci untuk praktik pembangunan agar sebuah organisasi menjadi lebih baik (Roy hujsmans 2021). Menyatukan berbagai macam latar belakang baik dari mulai pendidikan, status social maupun ekonomi dan pengalaman atau latar belakang yang berbeda merupakan suatu hal yang tidaklah mudah, diperlukan effort yang lebih dari staff people development di perusahaan itu sendiri untuk senantiasa menedeteksi kebutuhan apa yang dirasakan oleh perusahaan tersebut terhadap karyawannya. Unsur-unsur kerjasama dan penggunaan semua sumber daya yang tersedia sangat penting untuk keberhasilan peningkatan kualitas hidup orang-orang yang terlibat (Hassin, N. H et al, 2020).

Kesiapan orang terhadap people developement
kesiapan sesorang dalam menerima perubahan tidaklah sama. Kesiapan adalah keadaan pikiran tentang kebutuhan. Ini dapat berubah karena keadaan yang berubah seperti jenis perubahan yang diperkenalkan, budaya organisasi, karakteristik pengadopsi potensial dan agen perubahan (Twinkle trivedi, 2021).

Dari sisi perusahaan, people development juga harus dijalankan dengan baik supaya bisa membuat organisasi lebih matang dan berkembang sesuai dengan tujuan arah perusahaan dan tentunya melahirkan SDM yang kompeten yang akan memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan itu sendiri. HRD atau People Development Officer adalah satu istilah jabatan yang kepadanya diberikan wewenang dan tugas untuk melaksanakan fungsi pengembangan SDM di lingkungan perusahaan. 

Dibutuhkan kompetensi khusus untuk mampu mendesain dan melaksanakan program pengembangan kompetensi karyawan sesuai visi bisnis perusahaan secara menyeluruh dan terintegrasi. People Development Analyst Program ditujukan untuk membekali peserta dengan kemampun untuk melaksanakan fungsi tersebut.
People development dilakukan dalam rangka mempersiapkan talent agar mampu menunjukkan performa terbaik dan dapat mencapai target bisnis yang diemban kepada mereka. Bicara tentang bisnis bukan hanya menjalankan tetapi juga bagaimana mereka mengelola bisnis lebih besar lagi dan sustain di masa datang.

Tahap awal dari people development adalah melakukan profiling , yaitu mengidentifikasi dan menggali potensi yang dimiliki seseorang dan kompetensi yang ditunjukkan melalui kinerjanya. Yang perlu di pahami tidak ada seseorang pun yang memiliki potensi di atas 100. Di beberapa area bisa jadi potensinya besar, tapi di area lainnya tidak. Untuk itu perlu ditetapkan potensi mana yang secara prioritas akan dikembangkan. Biasanya dalam mengembangkan potensi dikaitkan dengan kebutuhan organisasi ke depan.

Dalam sebuah organisasi (mengutip tulisannya Atok R. Aryanto dalam Kubik Leadership / Lead For Impact), yang bertugas melakukan fungsi pengembangan bisa beberapa pihak, yaitu bagian SDM, diklat, HCD, maupun para atasan. Pengembangan harus sesuai dengan potensi dan kompetensi yang bersangkutan. Secara umum, developing dibagi ke dalam 3 area,
1. In class training (seminar, training, workshop)
2. In process colaborating (coaching, consulting, project assignment)
3. External development (Melakukan studi banding dengan perusahaan lain, mendapatkan beasiswa, dll).

Proses development antara satu talent dengan yang lainnya bisa jadi berbeda. Jika dilihat dari durasi, ada yang 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan bahkan lebih. Tergantung sejauh mana organisasi mengharapkan perubahan pada yang bersangkutan. Di dunia militer, dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk mengubah seseorang dari sipil menjadi disiplin dengan standars militer atau tentara (contoh program komando cadangan atau komcad), dengan lingkungan dan treatment yang sedemikian rupa. Begitu juga untuk development people. Lingkungan, peran atasan, tugas yang diberikan dan treatment sangat mempengaruhi keberhasilan pengembangan.

Perlunya rules model dalam people development

Perusahaan dalam proses berjalannya membutuhkan karakteristik pemimpin di semua bidang organisasi. Namun banyak bisnis atau bahakan perusahaan yang mengabaikan pentingnya menerapkan rencana dalam mengelola suksesi. Mereka kerap kali sering bahkan lalai dan cenderung melupakan program pengembangan karyawan yang dilakukan secara formal dalam internal organisasi atau perusahaan mereka, dalam rangka untuk memberi karyawan kesempatan dan kemampuan yang jelas untuk mengisi peran manajemen di masa depan.

Merancang program pengembangan kepemimpinan adalah salah satu cara yang cukup baik untuk menawarkan kepada mereka para karyawan yang bekerja atau bergabung dalam bisnis dan organisasi atau perusahaan tersebut untuk mendapatakan kesempatan dalam rangka mengembangkan keterampilan manajerial yang dibutuhkan dalam organisasi, dan juga kesempatan untuk berkembang dalam karir dan pendapatan atau gaji mereka.

Program-program people development ini juga dapat menghasilkan manfaat lain, seperti semangat kerja karyawan yang lebih tinggi dan produktivitas tim, kreativitas, sinergi antar bagian kerja dan inovasi yang lebih besar. Ini juga dapat membantu karyawan dalam suatu perusahaan untuk merasa lebih terhubung dengan bisnis, dan memahami bagaimana pekerjaan mereka memberi value bagi perusahaan.

Cara terbaik untuk merancang program people development adalah memikirkan kesenjangan posisi kepemimpinan spesifik yang dihadapi, atau mungkin akan segera dihadapi oleh organisasi atau perusahaan tersebut. Misalnya, apakah ada pimpinan departemen atau divisi yang ingin segera pensiun? Dan jika pimpinan departemen atau kepala divisi tersebut saat ini resign, atribut dan karakteristik seperti apa yang akan sangat dibutuhkan bisnis atau perusahaan tersebut.

Selain itu, pikirkan juga tentang tujuan strategis jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Misalnya, jika organisasi berada pada jalur cepat untuk pertumbuhan, program pengembangan kepemimpinan dari perusahaan tersebut harus diselaraskan untuk memastikan bisnis yang dijalankan memiliki kepemimpinan yang tepat untuk memenuhi prioritas tersebut.

Daftar pustaka
Hassin, N. H., Wei, L. S., Amin, M. F. M., & Abas, M. A. (2020). Community development model for poverty eradication of indigenous people in Malaysia. International Journal of Society Systems Science, 12(2), 151. https://doi.org/10.1504/ijsss.2020.10030430
Huijsmans, R., Ansell, N., & Froerer, P. (2021). Introduction: Development, Young People, and the Social Production of Aspirations. European Journal of Development Research, 33(1), 1–15. https://doi.org/10.1057/s41287-020-00337-1
Trivedi, T. (2021). The Uncertain Future of Banking: People and Change Management. AIMS International Journal of Management, 15(2), 137. https://doi.org/10.26573/2021.15.2.5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun