Mohon tunggu...
Afif Abdurrazaq
Afif Abdurrazaq Mohon Tunggu... Freelancer - CPNS Sekretariat Jenderal DPR RI

Memiliki hobi menonton film dan serial. Menggemari olahraga bulu tangkis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Presidential Threshold dalam Sistem Pemerintahan Indonesia dan Sistem Multipartai: Sebuah Kontradiksi

23 September 2024   15:01 Diperbarui: 24 September 2024   09:49 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penulis menyarankan agar presidential  threshold ini dihapuskan. Penyelenggaraaan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif yang serentak, menjadikan penentuan presidential threshold berdasarkan pada pemilihan umum sebelumnya. Menurut penulis, hal tersebut menjadikan pemilu tidak adil, seharusnya pemilihan umum dimulai 0 persen untuk semua peserta, bukan menjadikan hasil pemilu sebelumnya untuk syarat pemilu selanjutnya.

Penulis juga menyarankan agar presidential  threshold dihapuskan sehingga sesuai dapat memunculkan lebih banyak pasangan-pasangan calon yang berkontestasi pada pemilihan presiden. Beragamnya pasangan calon menjadikan pemilihan presiden lebih sesuai dengan sistem multipartai yang diterapkan di Indonesia. Dengan lebih banyak pasangan calon, kemungkinan untuk mendapatkan pemimpin terbaik menjadi semakin tinggi. Lebih jauh, hal tersebut dapat mengurangi polarisasi pada masyrakat.

Kepada masyarakat, aktivis, akademisi, dan politisi yang menentang presidential threshold, penulis menyarankan untuk tetap menjaga diskusi tentang penghapusan presidential threshold ini. Masyarakat tidak boleh dibatasi untuk berpikir kritis, sekalipun gugatan sudah berulang kali ditolak. Hak warga negara untuk dipilih dan memilih harus dikembalikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun