Mohon tunggu...
Pemuja Sunyi
Pemuja Sunyi Mohon Tunggu... Duta Besar - 👤

.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku Perupa dan Kau Pelupa

25 Juni 2019   18:36 Diperbarui: 30 Juni 2019   04:40 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayap-sayap sore patah kala itu, aku terlalu kencang mengepakan rasa percaya hingga malamku terlalu murahan menyerahkan senjaku padamu.

Senyap-senyap malam melangkah pergi kala itu, aku terlalu berisik mengharap mimpiku hingga matahari pagi terlalu jual mahal meneteskan embunnya padaku.

Terayap-rayap siang menyerah hari itu, aku seperti perupa yang sudah melukis segala gerak-gerikmu hingga malam tiba terlalu cepat tak terasa pekatnya sudah membenamkan keindahanmu.

Bercuap-cuap petang terbentur kepalanya saat itu, katanya; malam itu kau menjadi pelupa sesudah aku benar-benar tak mengingat lagi siapa yang telah membunuh diriku.

.....Mungkin saja lelah atau mungkin salahku sendiri yang terlalu mementingkan perasaanku dari pada perasaanmu....

-----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun