Sayap-sayap sore patah kala itu, aku terlalu kencang mengepakan rasa percaya hingga malamku terlalu murahan menyerahkan senjaku padamu.
Senyap-senyap malam melangkah pergi kala itu, aku terlalu berisik mengharap mimpiku hingga matahari pagi terlalu jual mahal meneteskan embunnya padaku.
Terayap-rayap siang menyerah hari itu, aku seperti perupa yang sudah melukis segala gerak-gerikmu hingga malam tiba terlalu cepat tak terasa pekatnya sudah membenamkan keindahanmu.
Bercuap-cuap petang terbentur kepalanya saat itu, katanya; malam itu kau menjadi pelupa sesudah aku benar-benar tak mengingat lagi siapa yang telah membunuh diriku.
.....Mungkin saja lelah atau mungkin salahku sendiri yang terlalu mementingkan perasaanku dari pada perasaanmu....
-----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H