Kemana kesalahan ramaiku saat jiwa sedang sejernih ini, apakah fitri harus sesunyi ini lantas saya dijauhkan dari ucapan maaf yang menguap dari sanubari.
Kemana senyuman ramahmu saat jiwa sedang selapang ini, apakah raya harus sesunyi ini lantas saya dikucilkan dari jabat tangan mereka yang paling memeluk luka.
Kemana penghuni rumahku saat jiwa sedang semenang ini, apakah lebaran harus sesunyi ini lantas saya dibiarkan soorang diri bernyanyi di telingaku sendiri
Maaf..Maaf
Maaf..Maaf
Maaf..Maaf
Maaf..Maaf
Sebuah pengulangan kata basa-basi yang sesungguhnya selalu saja salah alamat.Â
Dan merayakan kemenangan tanpa sebuah maaf tulus dari kamu yang pernah sangat aku lukai laksana saya yang hanya seorang diri menikmati ketupat lebaran di musim sunyi.Â
Bahkan jauh teramat sunyi lagi bila aku tak bisa memaafkan diri saya sendiri.
-----
Indonesia Bagian Selatan, 30/05/19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H