"Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka. Kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain."
(QS Al-An'am [6]: 6)
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, "Janganlah kamu bersedih hati. Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu."
(QS Maryam [19]: 24)
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada sungai-sungai yang mengalir darinya, dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air darinya, dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Baqarah [2]: 74)
Ayat-ayat ini mengisyaratkan adanya sungai di bawah permukaan tanah. Sungai di bawah permukaan tanah? Apa itu? Apa itu mungkin? Jika mungkin, bagaimana hal itu dapat terjadi?
Di Pulau Jawa, sungai bawah tanah yang sering dijadikan objek kajian para ahli adalah sungai bawah tanah di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, yang dikenal tandus dan berkapur. Sungai bawah tanah dan daerah berkapur Gunung Kidul mempunyai kaitan erat, yaitu hanya daerah berkapur yang memungkinkan keberadaan sungai bawah tanah. Sungai bawah tanah Gunung Kidul sudah relatif dikenal karena telah diteliti oleh para ahli bumi Indonesia maupun luar negeri sejak 1970-an.
Kita umumnya membayangkan bumi sebagai bongkahan tanah dan batu yang padat, besar, dan tanpa lubang, kecuali kecil seperti lubang jangkrik dan cacing. Ternyata di dalam bumi juga terdapat sungai, bahkan banyak sungai. Di bawah tanah suatu tempat di permukaan bumi bisa jadi ada dua atau tiga sungai, bahkan lebih, dengan kedalaman berbeda. Muara akhir sungai tetaplah laut atau daerah rendah dekat laut. Di sinilah orang kuno tahu adanya sungai bawah tanah.
Sungai bawah tanah terjadi jutaan tahun yang lalu sebagai tertutupnya laut oleh endapan kapur daratan. Air yang tertahan oleh batu keras akan tersimpan di tempat tersebut dan akan mengalir sebagai aliran sungai bila batu keras yang menahannya pecah, misalnya, akibat gempa bumi. Air ini akan terus mengalir ke tempat yang lebih rendah sampai akhirnya mencapai air laut.
Mengingat sungai bawah tanah terkait dengan endapan kapur atau pasir, maka wajar sungai ini terdapat di daerah gurun tempat Nabi Isma'il dan Ibunda Maryam. Di daerah kita yang berkapur juga sangat mungkin mempunyai sungai bawah tanah. Di Pacitan dan Tuban, Jawa Timur, yang berkapur oleh para ahli juga disinyalir mempunyai sungai-sungai bawah tanah, tetapi sampai saat ini belum tersentuh oleh kajian serius. Tentu kenyataan ini merupakan tantangan menarik sebagai seorang Muslim yang berminat menggeluti masalah bumi, khususnya sungai bawah tanah. Allah telah mengisyaratkan keberadaannya bahkan secara simbolis dikaitkan dengan peristiwa suci kelahiran Nabi Isa a.s.  :-D