"DIH, MALES BANGET. Aku nggak suka, deh!" Sering, nggak, mendengar perkataan semacam itu?
Semakin dewasa, kebencian seseorang terhadap seseorang atau sesuatu hal rasanya semakin variatif, ya? Mulai dari membenci orang terdekat, orang tak dikenal, hingga benda mati seperti makanan, tempat, dan sebagainya. Entah dikatakan atau hanya terlintas dalam pikiran ---kuat atau lemahnya perasaan tersebut, tentu kita pernah merasakannya.
Rupanya, rasa benci timbul bukan karena ulah orang lain, apalagi benda mati. Dilansir dari Everyday Health, kebencian bermula dari persepsi tentang pengalaman pribadi atau ketidakberdayaan di mana diri kita merasa tersakiti akibat mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Kebencian akan memicu respon alamiah yang bisa menimbulkan emosi seperti jijik, marah, cemas, dan emosi negatif lainnya.
Lebih lanjut, kebencian juga bisa ditimbulkan dari ajaran dan persepsi lingkungan terdekat kita. Sering dengar suatu kelompok agama tertentu membenci kelompok agama lainnya, bukan? Semacam itulah, betapa mudahnya rasa benci itu timbul dan terkadang menjadi sulit untuk menghilangkannya.
Dampak dari Membenci
Kebencian yang 'dipelihara' dalam jangka waktu yang lama rupanya dapat berdampak buruk secara fisik maupun psikis manusia. Joanna Kleovoulou, seorang psikolog klinis, mengemukakan bahwa menyimpan rasa benci ibarat membiarkan seseorang menetap tanpa membayar sewa alias rugi banget, kan?
Sebab, penelitian menunjukkan bahwa kebencian dapat mengubah zat kimia dalam otak untuk mengaktifkan saraf otonom, meningkatkan kortisol, dan juga hormon adrenalin. Ketiganya sangat menguras energi dan berkontribusi pada penambahan atau penurunan berat badan secara drastis, kecemasan, paranoid, depresi, hingga penyakit kronis.Â
Oleh sebab itu, tidak jarang kita mendengar orang yang pola hidupnya terlihat sehat namun tetiba sakit keras yang ternyata dipicu oleh perilaku memendam pikiran selama bertahun-tahun. Serem juga, yhaaa.
Secara tidak langsung, membenci juga dapat menguras energi hingga kita merasa seperti kelelahan. Pernah nggak, merasa capek banget hanya karena mikirin seseorang yang bikin kita kecewa? Demikianlah, energi yang seharusnya bisa disalurkan untuk hal-hal positif malah tersedot oleh perasaan benci.
Ketika kita fokus pada kebencian, kita justru jadi kehilangan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Kita mungkin nggak sadar soal ini, tapi energi yang kita alihkan untuk membenci seseorang sebenarnya bisa dipakai untuk hal-hal yang lebih produktif. Coba, deh, mulai sekarang alihkan perhatian kita terhadap hal-hal yang bisa dikendalikan saja.
Satu lagi, terkadang hubungan sosial dengan orang lain pun menjadi berjarak akibat kita tidak bisa mengendalikan ekspresi kebencian itu sendiri. Ketika sedang membenci, biasanya hawa sekitar yang akan dirasa adalah ketegangan dan ketidaknyamanan. Padahal, hubungan sosial dengan siapapun itu penting untuk kelangsungan hidup, lho.
Mantra Anti Membenci
Menghilangkan kebencian memang nggak mudah, tapi juga berdampak buruk jika kita terus memeliharannya. Berdasarkan pengalaman orang awam ini, setidaknya ada lima mantra yang biasa dipegang teguh dan diucap berulang dalam hati agar rasa benci itu mereda atau bahkan hilang sama sekali:
"Sesungguhnya, Setiap Orang Terlahir sebagai Orang yang Baik"
Gini, deh, Tuhan telah menjamin bahwa kita semua terlahir ibarat kertas putih disertai potensi yang baik. Terkadang, perilaku buruk seseorang bisa jadi karena mereka belum menemukan cara untuk menyembuhkan luka batin mereka. Kalau istilah kekiniannya, sih, belum selesai dengan diri sendiri (cielah). Bayangkan jika kita berada di posisi mereka---apakah kita bisa lebih memahami dan memberi mereka kesempatan kedua?
"Takdir dan Jalan Hidup Setiap Orang Pasti Berbeda, Kita Tak Tahu Rasanya Jadi Mereka"
Setiap orang itu punya cerita hidup dan pengalaman yang unik. Apa yang kita lihat dari luar belum tentu mencerminkan seluruh kisah hidup mereka. Mungkin, yang terlihat aneh atau bikin kita nggak nyaman itu sebenarnya hasil dari perjalanan hidup mereka yang beda banget dari kita. Cobalah untuk memahami dari sudut pandang mereka, siapa tahu kita bisa lebih toleran.
"Barangsiapa yang Membenci Akan Merugi"
Seperti kata ahli di atas: membenci ibarat menyewakan rumah tanpa dibayar sepeser pun. Sudah capek memikirkan mereka, eh, bisa jadi mereka justru tidak memikirkan kita sama sekali. Alhasil tenaga, waktu, dan pikiran kita terkuras hanya untuk hal-hal yang negatif. Bayangkan kalau kita alihkan energi tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat atau menghasilkan uang, wkekekek ---pasti hidup akan lebih happy!
"Kita Tidak Bisa Mengendalikan Orang Lain"
Seringkali kita berharap orang lain berubah sesuai dengan harapan kita. Padahal, yang bisa kita kontrol hanyalah diri kita sendiri. Jadi, daripada berharap orang lain berubah, lebih baik kita fokus pada bagaimana kita bisa menjadi lebih baik. Dengan begitu, kita bisa menghadapi perbedaan dengan lebih bijak.
"Tuhan Maha Adil, Segala Perbuatan Buruk Akan Mendapat Balasan"
Percayalah, segala perbuatan buruk pasti ada balasannya ---baik untuk orang tersebut maupun untuk generasi berikutnya. Jadi, daripada kita terjebak dalam kebencian, lebih baik kita serahkan urusan itu kepada Tuhan. Fokuskan energi kita untuk hal-hal yang lebih positif dan percaya bahwa keadilan akan terwujud dengan sendirinya.
Nah, itu dia 5 mantra yang bisa kita pegang untuk menghindari perasaan benci. Semoga dengan menerapkan mantra-mantra ini, hidup kita jadi lebih damai dan penuh dengan vibes yang positif, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H