Sesungguhnya rasa tersebut wajar saja untuk sesekali dirasakan, kok. Apalagi jika rasa insecure justru dijadikan motivasi untuk berubah ke arah yang lebih baik. Namun, rupanya terlalu banyak insecure dapat menimbulkan masalah dan berdampak pada hubungan sosial di kehidupan sehari-hari.
Insecure dapat dikatakan sebagai wujud dari tidak-berusaha-mencintai-diri-sendiri-beserta-takdir. Bagaimana bisa kita merasa tidak beruntung karena orang lain memiliki previllege yang kita idamkan? Bagaimana bisa kita merasa iri sebab postingan orang lain menunjukkan hal yang belum bisa kita dapatkan? Padahal, semua itu tentu di luar kendali kita.
Mengutip dari perkataan seorang filsuf yang masyhur di atas: terdapat beberapa hal yang berada di bawah kendali kita, serta beberapa hal tidak tergantung pada diri kita. Dalam penjabarannya, Epictetus menyebut pemikiran tersebut dengan istilah dikotomi kendali.
Sederhananya, konsep dikotomi kendali mengajarkan kita untuk tidak ambil pusing atas segala hal yang berada di luar kuasa kita.Â
Contohnya yakni reputasi orang lain, tindakan orang lain, opini orang lain, hingga unggahan mereka di media sosial. Tidak bisa kita kontrol, to?
Di samping itu, peristiwa seperti kecelakaan, cuaca buruk, bencana alam, pandemi, dan hal-hal yang terjadi atas takdir Tuhan juga termasuk dalam golongan yang tidak bisa kita kontrol. Sebab, kita bukanlah Thanos maupun Aang sang Avatar. Hehehe... Canda. Kondisi saat lahir ---termasuk di dalamnya jenis kelamin, warna kulit, dan sebagainya juga bagian darinya.
Atas dasar tersebut, maka untuk apa kita sibuk memikirkannya berlarut-larut? Misal, dalam 3 tahun terakhir kita sering menyalahkan pandemi virus Covid-19 karena menghambat aktivitas dan pekerjaan sehari-hari. Kita begitu sibuk mengeluh dan mencari 'kambing hitam' atas terjadinya pandemi. Selanjutnya, kita justru merasa stres atas hal yang tidak mampu kita atasi sendiri.
Contoh lain, sebelum tidur seringkali kita mengulas beberapa hal yang mengganggu pikiran. Kenapa, ya, tadi si Suranto ngomong kayak gitu? Atau, enak banget, dah, jadi mbak Maudy Ayunda, udah cantik, pinter, kaya raya, dapat suami idaman, aku bisa sampai di titik itu nggak, ya? Lagi-lagi, rasa insecure menggerogoti dan 'membunuh' rasa percaya diri. Rasa tidak bersyukur dan mencintai diri sendiri.
Dikotomi kendali dalam aliran stoisisme menginginkan kita meninggalkan pikiran-pikiran tidak penting tersebut dan mulai fokus terhadap segala sesuatu di bawah kendali kita.Â