Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sempat Viral Istilah "Pick Me Girl", Apakah Termasuk Gangguan Kepribadian?

4 Februari 2023   05:57 Diperbarui: 4 Februari 2023   06:01 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: The Berkeley Beacon

"Apa cuma aku yang lebih nyaman temenan sama cowok daripada sama cewek? Soalnya temenan sama cewek tuh ribet plus banyak drama!"

"Aku mah tetep cuma pakai bedak bayi sama lip balm di tengah gempuran launching beragam jenis make up yang lucu-lucu. Soalnya aku suka yang necurelll, gitu"

"Di saat temen-temenku story-nya tumbuh kembang anak dan di rumah aja, apalah aku yang sedang sibuk meniti karir hingga isi story cuma meeting, meeting, dan meeting teruuus"

Pernahkah sekali atau dua kali melihat mendengar hal senada di atas?

Beberapa waktu lalu, warganet di platform TikTok dan Twitter sempat ramai membicarakan hastag #PickMeGirl. Kebebasan berekspresi di media sosial tersebut membuat beberapa orang ingin "dilihat" atau dikenang dengan ciri khas yang berbeda. Hal inilah yang memicu warganet lain untuk berkomentar mengenai #PickMeGirl.

Dilansir dari Urban Dictionary, istilah "Pick Me Girl" merujuk pada seorang perempuan yang berusaha keras untuk membuat orang lain terkesan dengan menunjukkan bahwa dirinya jauh berbeda dengan perempuan lain pada umumnya. Laki-laki pun juga bisa terindikasi demikian, lho.

"I'm not like the other girls"

Mereka yang ingin dianggap spesial tak jarang terdengar self-proclaimed, menyepelekan orang lain hanya karena memilih hal mainstream, dan melakukan berbagai cara untuk membuat kesan yang berbeda. Jika dibiarkan berlarut-larut, perilaku tersebut bisa jadi dianggap mengganggu dan menyebalkan.

Ibu Ike Herdiana selaku psikolog dari Universitas Airlangga Surabaya menyebutkan terdapat beberapa ciri khusus bagi "Pick Me Girl". Pertama, seseorang tersebut akan menyatakan tanpa diminta terkait kondisi pribadi yang jauh berbeda dari karakteristik pada umumnya atau berdasarkan stereotip gender.

Kedua, secara langsung atau tidak langsung seseorang tersebut akan cenderung merendahkan perempuan lain. Seperti contoh di atas, ketika mereka merasa spesial dengan memilih sibuk berkarir dibandingkan berkeluarga, mereka secara tidak langsung merendahkan pekerjaan Ibu rumah tangga (yeu).

Dan yang terakhir, seseorang dengan indikasi "Pick Me Girl" akan menunjukkan kebiasaan, ketertarikan, gaya, sikap, maupun ciri khas yang dianggap berbeda dan mampu menarik perhatian. Lebih lanjut, Ibu Ike Herdiana mengemukakan bahwa karakter "Pick Me Girl" ini muncul karena perilaku misoginis yang terinternalisasi.

Reportase dari Modern Intimacy mengungkap bahwa misoginis pada "Pick Me Girl" terjadi berdasarkan keinginan menghindar dari stereotip perempuan yang dianggap tidak menonjol. Hal tersebut sering tidak disadari dan sulit diidentifikasi saat perempuan tumbuh dalam budaya patriarki yang mendukung maskulinitas.

Perempuan hanya ingin ---seperti sebutannya: dipilih. Oleh sebab itu, mentalitas mereka lahir dari gagasan bahwa orang lain akan 'memilih' dan memandang istimewa dengan upaya yang terkadang menyakiti perempuan lain. Tak jarang pula mereka menghabiskan banyak energi demi terlihat eksklusif.

Kembali pada pertanyaan, apakah "Pick Me Girl" termasuk dalam gangguan kepribadian?

Jawabannya adalah, bisa iya dan bisa tidak. Perilaku tersebut seringkali membuat hubungan sosial menjadi tidak menyenangkan sebab terdapat unsur merendahkan pihak lain. Belum lagi sikap superior yang luar biasa annoying dan tidak jarang pelakunya akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri karena dianggap 'wajar'.

Kondisi tersebut akan membuat mereka tidak realistis hingga dapat mengarah pada gangguan histrionik. Dikutip dari Kompas,  histrionik merupakan jenis gangguan yang membuat pengidapnya selalu mencari perhatian lebih hingga bersikap dramatis, menunjukkan emosi yang labil, egois, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, jika perilaku "Pick Me Girl" mulai meresahkan bagi diri sendiri dan orang lain, ada baiknya pelaku segera mencari bantuan profesional. Konseling sangat dibutuhkan untuk mengontrol perkataan, perbuatan, dan pola pikir agar seseorang dapat diterima oleh lingkungan sekitar sekaligus terhindar dari risiko gangguan mental lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun