Halooo, Kompasiana!
Alhamdulillah, hari ini saya kembali setelah sekian purnama tak posting tulisan apapun di K. Ada yang kangen, nggak? Hihihi.
Kenapa saya tidak se-"intens" dahulu kala? Jujur saja, karena saya belum bisa konsisten menulis dan masih banyak beralasan (sok sibuk akutu). Jika dahulu bisa 1-3 tulisan per minggu, kini malah jadi 3 bulan sekali. Dasar, piyih...
Mungkin karena dulu terdorong oleh deadline tugas one week one post oleh dosen saya, ya. Sekarang, diri yang sulit memotivasi diri sendiri ini jadi melempem :(
Pada akhirnya, sebulan terakhir saya memutuskan untuk mengikuti tantangan #30haribercerita di instagram. Saya penasaran, bagaimana rasanya menghasilkan tulisan setiap hari. Apakah sulit seperti mengikhlaskan dia yang telah meninggalkan saya? Eh.Â
Tantangan #30haribercerita yang digagas oleh akun instagram @30haribercerita ini telah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Syaratnya sangat mudah, tak perlu ribet untuk mengisi formulir pendaftaran dan sebagainya. Cukup posting apapun tiap hari dan diimbuhi hastag #30haribercerita.
Adapun cerita yang diposting juga bebas. Berpuisi, cerpen, cerbung, motivasi, resep, pantun, satu-dua kalimat galau, curhat, semuanya bebas. Terkadang, admin @30haribercerita akan memberi tantangan untuk menulis tema khusus atau memposting cerita gantung yang bisa dilanjutkan oleh pencerita yang lain. Serunya bukhand maend nggak, tuh?
Bagaimanapun, berkat tantangan ini tentu banyak pelajaran yang bisa saya refleksikan. Terutama tentang konsistensi. Bahwa tekad untuk konsisten itu sejatinya membutuhkan 3 dorongan, yakni niat yang kuat, semangat yang dijaga, dan pantang menyerah. Ihiiiy... Bicara memang selalu terasa mudah. Melakukannya itu, lhooo...
Di samping itu, ajang menulis bebas di media sosial seperti ini dapat menyebabkan angka pertemanan meningkat, lho. Berawal dari postingan kita di repost admin di akun resminya, lalu banyak yang mengapresiasi, saling follow dan berkenalan... Voila! Dapat teman baru, dah. Atau mungkin bisa juga dengan cara klik hastag #30haribercerita untuk kemudian membangun interaksi dengan sesama pencerita.