Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Dilamar (2)

12 Agustus 2018   04:55 Diperbarui: 12 Agustus 2018   18:04 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(lanjutan dari bagian 1)

Hari H

... Innama amruhu idza aroda syai'an ay-yakula lahu kun fayakuun...

Fasubhanal-ladzi biyadihi ma lakutu kulli syai'in wa ilaihi turja'uun... (QS. Yaasiin: 82-83)

***

"Minggir! Minggiiir!"

Syifa dan beberapa santriwati setengah tergesa sambil membopong tubuh Nazila dan membawanya ke Unit Kesehatan Santri. Selepas sholat shubuh berjamaah, Nazila ditemukan tak sadarkan diri di teras masjid. Hidung dan mulutnya mengeluarkan darah cukup banyak hingga mengotori mukenah putih yang ia kenakan.

"Bagaimana cara kita membawanya ke rumah sakit?! Sepertinya angkutan umum belum mulai beroperasi sepagi ini" tanya salah satu santriwati.

"A... aku juga belum tahu. Aku masih memikirkannya" jawab Syifa dengan penuh kepanikan. Tentu tidak hanya ia yang cemas, seluruh warga pesantren tersebut juga riuh melihat kondisi Nazila yang tiba-tiba parah. Padahal selama ini ia tak pernah mengeluh sakit apapun.

Tiba-tiba saja Ustadz Rifki ---salah satu guru di pesantren tersebut muncul dengan mengendarai mobil jenis pick up dan berteriak, "Kita akan membawanya dengan ini. Bergegaslah!"

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun