Nah, biasanya ketika terjadi kasus yang sama ---misalkan kasus pelanggaran merokok di atas, guru BK akan melakukan prosedur tindak-lanjut yang sama. Hal yang demikian tidaklah tepat, karena setiap siswa yang melakukan pelanggaran yang sama tentu memiliki alasan yang berbeda. Ada yang merokok di sekolah karena tidak berani merokok di rumah, ada yang terlalu kecanduan rokok hingga tidak bisa menahan diri, atau mungkin ada yang merokok di sekolah karena terpengaruh dengan teman sepermainannya. Dengan penyebab kasus yang bermacam-macam, maka guru BK juga harus memiliki penanganan yang bermacam-macam pula.
6. Hanya fokus pada siswa tertentu
Selama ini ruangan BK seakan-akan hanya dimasuki oleh siswa-siswa yang "bermasalah" atau melanggar peraturan. Padahal seperti yang telah dijabarkan pada link berikut, bahwasannya layanan BK diperuntukkan pada seluruh siswa tanpa terkecuali. BK tidak hanya memproses hal-hal yang negatif, namun juga yang bersifat positif seperti kelanjutan studi, pengembangan potensi diri, dan sebagainya.
7. Hanya guru BK selaku konselor yang aktif, sedangkan siswa atau konseli berperan pasif
Program BK akan terlaksana dengan maksimal jika konseli dan konselor berperan aktif dalam mencapai tujuan. Jika seorang konseli hanya diam atau bercerita tanpa berniat untuk mengubah keadaan, niscaya program BK hanya akan mengalami ke-sia-sia-an. Ibarat kaki kanan dan kiri, program BK akan mengalami kemajuan jika keduanya mau bergerak.
8. Berpusat pada instrumen
Pada kenyataannya, guru BK sering memberi siswa berbagai angket atau instrumen ini-itu seperti tentang pilihan studi lanjut, peminatan ekstrakurikuler, penilaian terhadap guru, dan lain-lain. Hal tersebut memang diperlukan, namun sesungguhnya tidak semua hal harus didasarkan pada lembaran kertas. Karena belum tentu yang dituliskan oleh siswa adalah hal yang benar-benar diinginkannya. Untuk itu, guru BK harus benar-benar terjun ke lapangan, tidak hanya berbasis pada data saja.
Demikianlah beberapa statement miring yang harus diubah dalam menyikapi sosok guru BK beserta layanannya. Kompasianer, apakah juga punya statement miring lain tentang BK? Sekian dan semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H