Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tangkis Kekerasan Seksual pada Anak melalui Beskop

25 November 2017   20:43 Diperbarui: 25 November 2017   20:53 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini (25/11) Komunitas Dulinan Malang bergerak menuju bagian selatan Kota Malang tercinta. Demi menyuarakan anti kekerasan seksual pada anak, Komunitas Dulinan Malang menyelenggarakan Seminar Parentingyang bertajuk "Tantangan Orang Tua dalam Melindungi Anak-Anak dari Kekerasan Seksual di Era Modern" kepada wali murid sekolah alam Al-Ikhlas dan masyarakat sekitar di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. 

Ibu Fuji Astutik, S.Psi, M.Psi selaku Psikolog UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan pemateri memaparkan banyak hal yang terkait dengan kekerasan seksual pada anak serta bagaimana cara mencegahnya. Beliau juga bercerita banyak pengalaman yang unforgetabledalam menangani berbagai kasus kekerasan seksual khususnya di Kota Malang. Alhamdulillah,masyarakat yang hadir begitu antusias mengikuti acara tersebut.

Dokpri; Ibu Fuji Astuti, S.Psi, M.Psi selaku pemateri seminar
Dokpri; Ibu Fuji Astuti, S.Psi, M.Psi selaku pemateri seminar
Tidak hanya di hadapan orang dewasa, Komunitas Dulinan Malang juga menyuarakan anti kekerasan seksual kepada siswa sekolah alam RA Al-Ikhlas Kepanjen melalui "Beskop". "Beskop" merupakan salah satu Alat Peraga Edukatif (APE) yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran di kelas dengan metode bercerita. APE yang satu ini cukup mudah dan "murah" untuk diwujudkan. 

Dengan berbahan kardus bekas, pring(bambu), dan sentuhan hiasan menarik, "Beskop" dapat dibuat oleh siapa saja. Melalui cerita Islami yang dibawakan oleh salah satu anggota Komunitas, siswa dibekali pengetahuan tentang pentingnya menjaga aurat dan juga hal-hal yang harus dilakukan saat ada orang asing yang terindikasi akan melakukan kejahatan seksual. Komunitas Dulinan Malang berinisiatif untuk menanamkan sikap anti kekerasan seksual melalui cerita karena sejatinya anak-anak menyukai hal-hal yang bersifat unik dan penuh imajinasi.

Dokpri;
Dokpri;
Selain itu, Komunitas Dulinan Malang juga mengenalkan permainan tradisional "Egrang Bathok Kelapa" demi melestarikan warisan nenek moyang sekaligus usaha dalam meminimalisir kedekatan kids jaman nowdengan gadget. Karena mengembalikan anak kepada fitrahnya (baca: bermain) merupakan salah satu misi utama dari Komunitas Dulinan Malang itu sendiri. Tidak kalah dengan peserta seminar, siswa RA Al-Ikhlas begitu senang dengan kehadiran kakak-kakakdari Komunitas Dulinan Malang yang cantik-cantik (karena yang ganteng-ganteng berhalangan hadir, hehe).

Dokpri; siswa RA Al-Ikhlas Kepanjen bermain
Dokpri; siswa RA Al-Ikhlas Kepanjen bermain
Sing penting bungah (bahasa Jawa yang artinya "yang penting bahagia") itulah slogan kami. Tidak kurang, juga tidak lebih. Karena segala hal positif di muka bumi ini berawal dari bahagia, bukan? Hanya dengan bahagia, manusia bisa melakukan berbagai kegiatan seperti belajar, bekerja, bermain, bahkan tidur dengan maksimal dan penuh rasa ikhlas. Setuju?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun