Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Resensi] Menumbuhkan Anak melalui Cerita

19 Oktober 2017   22:39 Diperbarui: 19 Oktober 2017   23:01 3448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

"... Aku minta maaf, aku sadar apa yang ku perbuat itu salah. Jadi, maafkan aku ya" lanjutnya dengan penuh penyesalan.

Kelinci tersenyum dan berkata, "tidak mengapa, elang. Kamu tidak sendiri kok, ada aku dan kura-kura. Kami juga sahabatmu, kebunku juga kebunmu. Jadi, kamu bisa ikut merawatnya. Jangan dirusak lagi, ya. Kasihan buah dan sayur yang sudah tinggal dipanen. Padahal mereka berharap untuk dimakan, tapi malah dihancurkan dan dibuang" ungkap kelinci sembari membantu elang keluar dari jebakan.

-Sabar Disayang Allah, Bab 3

Kutipan di atas mengandung banyak pesan moral bagi anak seperti tentang keberanian dalam mengakui kesalahan, kesungguhan untuk meminta maaf, dan juga bagaimana cara memaafkan dengan tulus. Selain itu, cerita tersebut juga mengajarkan tentang arti persahabatan tanpa memandang perbedaan yang ada. Dengan tokoh-tokoh binatang yang familiar dan kalimat-kalimat yang disesuaikan dengan masa kanak-kanak, cerita yang diangkat pun akan mudah dimengerti siapa saja yang membaca atau mendengarkannya.

Buah karya mahasiswi jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini cocok untuk dimiliki semua kalangan, terutama bagi orang tua. Layaknya buku pedoman, buku ini akan membantu banyak dalam menyampaikan berbagai pesan kebaikan yang dibalut dengan cerita manis dan mendukung imajinasi anak. Idealnya, kumpulan cerita anak penuh nilai moral ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menambah pengetahuan, melatih kemampuan untuk mengolah emosi, dan menginspirasi anak untuk terus berbuat kebaikan.

Dalam pengantarnya disebutkan bahwa buku ini dilahirkan atas keinginan untuk mengembalikan marwahpengasuhan sebagai proses berkelanjutan yang seharusnya diemban bersama antara orangtua, guru di sekolah, dan masyarakat. Mengasuh atau mendidik anak merupakan suatu proses yang hasilnya tidak bisa diperoleh secara instan. Proses tersebut memerlukan waktu, kontinuitas, dan ketelatenan, terutama dalam mengembangkan aspek moral, sosial, dan emosional anak. Buku ini memberi solusi untuk membantu dalam mewujudkan semua itu. Seperti judulnya: Menabung Sebelum Tidur, dengan adanya buku ini semoga masyarakat (terutama orangtua) dapat "menabung" sedikit demi sedikit ke dalam diri anak melalui lebih dari 30 cerita menajubkan yang kaya akan pesan syurga.

Sayangnya, buku ini tidak menampilkan ilustrasi-ilustrasi yang menggambarkan setiap cerita. Namun tidak usah khawatir, anak adalah imaginatoryang ulung. Yang terpenting adalah bagaimana teknik orangtua untuk menyampaikan cerita demi cerita yang ada agar anak senantiasa tertarik untuk mendengarnya. Selain itu, buku ini juga menjadi solusi bagi orangtua untuk membuat anak agar lebih mencintai buku bacaan yang tentu sarat makna. Jangan biarkan gadgetmerampas waktu berharga anak untuk membentuk kepribadian; karena sejatinya manusia tumbuh dengan cerita.

Judul Buku : Menabung Sebelum Tidur
Penyunting : Akhmad Mukhlis
Penerbit : Kota Tua
Cetakan : I, Agustus 2017
Tebal Buku : 146 halaman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun