Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

The Valuable Things from Patuk Rekesan

19 September 2017   21:52 Diperbarui: 24 September 2017   22:01 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Meski hanya 1 bulan, kami telah mengalami banyak suka dan duka bersama; seperti bagaimana pahitnya merasakan kegagalan saat uji coba membuat es krim dan selai dari pepaya, bagaimana paniknya kami saat ada salah satu anggota yang sakit, bagaimana senangnya ketika malam minggu tiba karena merupakan "jadwal" kami untuk makan malam di warung Rejo, bagaimana leganya ketika satu persatu program kerja telah usai, dan berbagai momentum lain yang tidak pernah kami alami sebelumnya. Bagian yang paling berkesan yakni ketika kami diminta bantuan untuk mencuci tikar-tikar yang digunakan untuk kegiatan masyarakat. Awalnya kami mengeluh saat melihat tumpukan tikar yang sangat banyak. 

Ternyata ketika kami mencuci tikar-tikar tersebut di sumber air yang bernama "Bendong" rasanya sangat menyenangkan. Sembari bersenda gurau, bermain air, dan juga dibantu oleh anak-anak kecil yang kebetulan sedang mandi di sana, lelah kami pun terbayar lunas. Hal tersebut juga membuat kami semakin dekat satu sama lain. Tak heran jika ada beberapa anggota kelompok yang mengalami cinta lokasi, yakni sebutan bagi seseorang yang jatuh cinta saat sering melakukan segala sesuatu bersama di sebuah tempat. Di atas segalanya, semoga tali silaturahim baik antar anggota kelompok maupun dengan masyarakat tidak akan pernah terputus di dalam urusan agama, dunia, maupun akhirat. Aamiin.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Demikian pengalaman-pengalaman menarik dan hikmah yang saya dapat selama menjalankan KKM di Dusun Patuk Rekesan. Akhir kata, KKM bukanlah tentang melunturkan kewajiban dan mendapatkan nilai demi secarik ijazah, tapi tentang bagaimana kita menjalani hidup, mengabdi ke pada masyarakat, dan membawa manfaat baginya. Karena dalam Hadits Riwayat Ahmad yang sangat masyhur disebutkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Wallahua'lam bish-shawab.

Penasaran dengan cerita-cerita unik dan memorablelain selama mengabdi dari mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang?

Ingin tahu ide-ide muda nan keren yang menginspirasi untuk memberdayakan masyarakat?

Cari tahu jawabannya di sini, http://sipemas.uin-malang.ac.id/ in syaa Allah bermanfaat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun