Meski hanya 1 bulan, kami telah mengalami banyak suka dan duka bersama; seperti bagaimana pahitnya merasakan kegagalan saat uji coba membuat es krim dan selai dari pepaya, bagaimana paniknya kami saat ada salah satu anggota yang sakit, bagaimana senangnya ketika malam minggu tiba karena merupakan "jadwal" kami untuk makan malam di warung Rejo, bagaimana leganya ketika satu persatu program kerja telah usai, dan berbagai momentum lain yang tidak pernah kami alami sebelumnya. Bagian yang paling berkesan yakni ketika kami diminta bantuan untuk mencuci tikar-tikar yang digunakan untuk kegiatan masyarakat. Awalnya kami mengeluh saat melihat tumpukan tikar yang sangat banyak.Â
Ternyata ketika kami mencuci tikar-tikar tersebut di sumber air yang bernama "Bendong" rasanya sangat menyenangkan. Sembari bersenda gurau, bermain air, dan juga dibantu oleh anak-anak kecil yang kebetulan sedang mandi di sana, lelah kami pun terbayar lunas. Hal tersebut juga membuat kami semakin dekat satu sama lain. Tak heran jika ada beberapa anggota kelompok yang mengalami cinta lokasi, yakni sebutan bagi seseorang yang jatuh cinta saat sering melakukan segala sesuatu bersama di sebuah tempat. Di atas segalanya, semoga tali silaturahim baik antar anggota kelompok maupun dengan masyarakat tidak akan pernah terputus di dalam urusan agama, dunia, maupun akhirat. Aamiin.
Penasaran dengan cerita-cerita unik dan memorablelain selama mengabdi dari mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang?
Ingin tahu ide-ide muda nan keren yang menginspirasi untuk memberdayakan masyarakat?
Cari tahu jawabannya di sini, http://sipemas.uin-malang.ac.id/ in syaa Allah bermanfaat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H