Sebaliknya, manusia yang memiliki kepribadian yang ‘tidak sehat’ cenderung mudah tersinggung, tertekan, kurang bergairah untuk hidup, dan lain sebagainya. Lantas bagaimana cara menyehatkan kepribadian? Allah SWT telah menjawabnya jutaan tahun yang lalu di dalam Al-Qur’an. Cukup taati perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya saja. Tidak pakai nawar, ya. In sya Allah, dengan demikian kenyamanan hidup akan tercapai tidak hanya di dunia, tapi juga di keabadian.
- “Sekolah kepribadian” bukan sekolah kepribadian
Akhir-akhir ini, sekolah kepribadian menjadi tren di kalangan masyarakat. Orientasi sekolah kepribadian pada umumnya yakni membimbing siswanya untuk bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma, mulai dari cara berjalan, berbicara, mengangguk, bersalaman, bahkan hal-hal detail seperti cara tersenyum yang anggun, atau cara menatap mata orang lain dengan benar pun juga diajarkan.
Padahal, sekolah kepribadian yang sesungguhnya adalah kehidupan. Sekolah kepribadian yang banyak didirikan pada saat ini tidak lebih sebagai pemanis tingkah laku. Dan tingkah laku hanyalah salah satu dari 4 komponen kepribadian yang sudah disebutkan di atas. Jadi pada hakikatnya, selama kita masih bisa bernafas, maka selama itu pula kita ber-sekolah-kepribadian. Untuk itu manfaatkan sebaik-baiknya moment ini, karena selain menjadi asuransi di akhirat nanti, the-real-sekolah-kepribadian ini tidak dipungut biaya sepeserpun dan mendapat bimbingan langsung dari Yang Maha Kuasa. Hehe. Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H