Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jangan Ucapkan 9 Kalimat Ini kepada Anak!

11 Desember 2016   12:31 Diperbarui: 11 Desember 2016   16:40 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

Menyudutkan anak dengan kalimat tersebut tentunya akan membuat anak-anak menanggung beban emosional seumur hidupnya. Masalah yang ditimbulkan anak tentu tidak sepenuhnya karena kesalahan yang ia perbuat. Bisa jadi ada faktor lain yang menyebabkan anak demikian. Orangtua memang harus mengingatkan kesalahan anak, namun tidak dengan kalimat yang seperti itu. Pilihlah kalimat yang lebih halus sebelum mengatakannya pada anak, jangan sampai membuat mereka down dan putus asa.

5. “Kalau kamu nakal, Ibu akan meninggalkanmu di sini”

Kalimat tersebut sering digunakan orangtua untuk melarang anak supaya mereka patuh dan tidak banyak tingkah. Perlu diketahui bahwa ketakutan terbesar pada anak adalah ketika ia merasa tidak aman dan tersesat sendirian. Mengatakan kalimat tersebut sama saja dengan menanam biji “ketakutan” pada anak yang nantinya akan tumbuh sebagai rasa trauma. 

Daripada mengancam anak seperti demikian, lebih baik katakan dengan kalimat yang mengandung ancaman secara halus. Misalnya ketika anak merengek meminta untuk dibelikan mainan pada saat berbelanja bersama, katakan kepadanya “Kalau kamu merengek terus, kita pulang saja ya. Tapi kalau kamu bersikap baik, kita akan berkeliling lagi untuk memilih barang yang akan dibeli bersama.”

6. “Ikuti saja apa yang Ibu katakan, jangan membantah”

Kalimat ini memang terdengar seperti perintah biasa. Namun sebenarnya kalimat ini memiliki makna, “Saya orang dewasa dan kamu hanya anak-anak” atau “Saya memiliki kuasa dan kamu tidak” atau bahkan “Saya yang berhak mengatur, kamu wajib mengerjakannya”. Penegasan yang demikian akan menciptakan jurang yang besar antara orangtua dan anak. 

Gaya berbicara yang seperti ini akan menimbulkan rasa kesal dan kebencian kepada diri anak. Maka cobalah untuk menggunakan kalimat yang lebih baik untuk mengungkapkan perbedaan pendapat dengan anak, sehingga mereka akan merasa dihargai.

7. “Payah sekali, hanya begitu saja kamu tidak bisa”

Sudah jelas sekali bahwa kalimat di atas mengandung arti menyepelekan usaha anak. Meskipun terkadang orangtua melakukannya untuk membangkitkan motivasi, namun hal tersebut tidak baik untuk dilakukan. Ketika anak mendengar kalimat tersebut, maka akan tertanam pada dirinya bahwa ia tidak bisa dan tidak akan pernah bisa melakukannya. Selain itu, ingatlah bahwa perkataan adalah doa. Bisa jadi ketika orangtua mengatakannya, secara tidak langsung sama saja mendoakan anaknya agar tidak bisa melakukan hal tersebut selamanya.

8. “Pantas saja nilaimu jelek, terlalu banyak bermain sih”

Inilah yang sering dilupakan orangtua. Dunia anak adalah mutlak dunia bermain dan tidak dapat diganggu gugat. Sebelum kalimat ini terlontarkan, pastikan dahulu apakah orangtua sudah benar memilihkan mainan pada anak atau belum. Orangtua yang cerdas adalah orangtua yang tepat dalam memilihkan mainan yang mengedukasi dan mengasah kreativitas anak. Maka jangan salahkan benda mati yang bernama permainan itu ketika nilai anak tidak memuaskan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun