Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semua tentang Prematur

10 November 2016   07:01 Diperbarui: 26 November 2016   19:00 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-Menjemur bayi di pagi hari

Agar kulit bayi tidak menguning, jemur di bawah paparan sinar matahari pagi selama 10-15 menit.

-Rajin memberi stimulasi

Bayi yang terlahir prematur membutuhkan stimulasi berlebih seperti sentuhan, suara, dan juga penglihatan agar tiap organ tubuhnya bisa berfungsi secara sempurna. Sebagai orang tua, berikan stimulasi seperti mengajaknya bicara dengan jarak sekitar 30 cm di depan wajah sang bayi sembari menatap kedua matanya. Pastikan bayi merasakan kehangatan kasih sayang dari orang tuanya.

-Metode KMC (Kangaroo Mother Care) bagi Bayi Prematur

Dikutip dari wartamedika.com, metode KMC adalah memposisikan bayi agar berada di dada sang ibu dan kulitnya saling bersentuhan langsung dengan ibunya. Hal ini sangat penting supaya suhu badan buah hati sobat tetap stabil. Selain menjaga tubuh bayi, metode KMC juga menciptakan bonding alias ikatan emosional antara ibu dengan anak. Metode kanguru tersebut disarankan untuk bayi dengan berat badan di bawah 2,5 kg.

-Kontrol ke dokter secara rutin

Meskipun orangtua dapat merawat sendiri di rumah, pastikan buah hati tak luput dari pengawasan dokter. Bila rutin mengonsultasikan kondisi bayi ke dokter, maka orangtua juga dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan baik.

Demikian ulasan dari segala hal tentang prematur. Mengasuh bayi prematur tak perlu over-protective, yang dibutuhkan hanya ketelatenan dan tentunya murni kasih sayang dari orangtua. Semoga bermanfaat ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun