Mohon tunggu...
Afies Rudit Setyono
Afies Rudit Setyono Mohon Tunggu... Guru - Teacher yang suka menulis dan membaca apa saja

Membaca dan Menulis adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Pembelajaran Inovatif dan Menyenangkan untuk Mendukung Siswa Inklusi di Sekolah Dasar

14 Oktober 2024   12:12 Diperbarui: 14 Oktober 2024   12:50 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ybkb.or.id/apa-itu-pendidikan-inklusif/

Observasi dilakukan selama dua jam pada kelas IV di SD Negeri Penusupan 02, di mana dua siswa inklusi berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Observasi ini bertujuan untuk melihat penerapan metode pembelajaran interaktif secara langsung dan mencatat respons siswa terhadap pendekatan yang dilakukan oleh guru.

Data yang terkumpul dianalisis secara tematik, dengan mengidentifikasi pola-pola umum yang muncul dari hasil wawancara dan observasi. Analisis ini kemudian digunakan untuk memahami bagaimana strategi-strategi pembelajaran dapat diterapkan secara efektif di kelas inklusi.

Hasil dan Pembahasan

1. Pandangan Guru tentang Pendidikan Inklusi

Dalam wawancara, Siti Mandu Chaerani mengungkapkan bahwa pendidikan inklusi di sekolah dasar merupakan sebuah langkah penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang setara bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Menurutnya, inklusi memungkinkan siswa belajar dalam suasana yang beragam, mengembangkan keterampilan sosial, dan membangun rasa percaya diri. Pandangan ini sejalan dengan literatur yang menyatakan bahwa pendidikan inklusi dapat meningkatkan kualitas interaksi sosial siswa, baik dengan teman sebaya maupun dengan guru.

2. Metode Pembelajaran untuk Siswa Inklusi

Strategi utama yang diterapkan oleh Siti adalah pembelajaran diferensiasi, yang menyesuaikan materi, aktivitas, dan penilaian sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa. Siti Mandu menjelaskan bahwa setiap siswa memiliki kekuatan dan kelemahan unik, dan sebagai guru, ia harus menyesuaikan pendekatannya agar siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka.

Selain itu, pembelajaran kolaboratif juga diterapkan untuk mendorong siswa inklusi berinteraksi dengan teman-teman mereka yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Misalnya, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok belajar heterogen di mana mereka saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan memperkuat kerja sama antar siswa.

3. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran

Siti Mandu juga memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, terutama melalui aplikasi pembelajaran interaktif dan platform online. Teknologi ini digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran secara lebih menarik dan interaktif, yang secara signifikan meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa. Melalui aplikasi interaktif, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka sendiri, yang sangat penting dalam kelas inklusi yang heterogen.

4. Tantangan dan Solusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun