Mohon tunggu...
Afies Rudit Setyono
Afies Rudit Setyono Mohon Tunggu... Guru - Teacher yang suka menulis dan membaca apa saja

Membaca dan Menulis adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Pembelajaran Inovatif dan Menyenangkan untuk Mendukung Siswa Inklusi di Sekolah Dasar

14 Oktober 2024   12:12 Diperbarui: 14 Oktober 2024   12:50 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Afies_Rudit Setyono

afiesruditsetyono@gmail.com

Abstract

Penelitian ini berfokus pada strategi pembelajaran inovatif dan menyenangkan yang diterapkan guru dalam mendukung siswa inklusi di sekolah dasar. Pendidikan inklusi berupaya memberikan kesempatan yang setara bagi semua siswa, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, untuk belajar di lingkungan yang mendukung perkembangan mereka secara holistik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap seorang guru dengan pengalaman 13 tahun di SD Negeri Penusupan 02. Temuan utama penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan diferensiasi, pembelajaran kolaboratif, serta pemanfaatan teknologi interaktif sangat efektif dalam meningkatkan motivasi, partisipasi, dan keterampilan sosial siswa inklusi. Meskipun begitu, berbagai tantangan seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya dukungan dari lingkungan sekolah, serta terbatasnya pelatihan bagi guru masih menjadi hambatan. Penelitian ini memberikan rekomendasi strategis untuk mengatasi kendala-kendala tersebut melalui kerjasama lintas pihak dan pengembangan berkelanjutan bagi guru.

Kata Kunci : strategi pembelajaran inovatif, Pendidikan inklusi, Sekolah Dasar

Pendahuluan

Pendidikan inklusi merupakan sebuah paradigma yang berupaya untuk mengintegrasikan siswa dengan kebutuhan khusus ke dalam sistem pendidikan umum, sehingga mereka dapat belajar bersama teman-teman sebayanya tanpa adanya diskriminasi. Di Indonesia, pendidikan inklusi semakin ditekankan oleh pemerintah sebagai bentuk pemenuhan hak asasi setiap anak dalam memperoleh pendidikan yang layak. Namun, di tingkat sekolah dasar, penerapan pendidikan inklusi masih menghadapi berbagai tantangan, seperti terbatasnya sumber daya, infrastruktur yang kurang memadai, serta rendahnya kompetensi guru dalam menghadapi siswa dengan beragam kebutuhan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengeksplorasi strategi-strategi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung keberhasilan siswa inklusi.

Guru berperan penting dalam menciptakan strategi pembelajaran yang dapat mendukung perkembangan siswa inklusi, sehingga penelitian ini sangat penting untuk mengeksplorasi bagaimana strategi tersebut diterapkan di sekolah dasar. Dalam konteks penelitian ini, SD Negeri Penusupan 02 merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi. Penelitian ini berusaha memahami bagaimana seorang guru yang sudah berpengalaman mengajar selama 13 tahun, yaitu Ibu Siti Mandu Chaerani, S.Pd.SD, mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang efektif dan inovatif.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa strategi pembelajaran berbasis permainan, diferensiasi, dan kolaborasi sangat efektif dalam meningkatkan partisipasi siswa inklusi (Smith, 2019; Johnson, 2021). Namun, kajian yang lebih spesifik diperlukan untuk melihat bagaimana strategi ini diterapkan di sekolah-sekolah dasar di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam strategi pembelajaran inovatif dan menyenangkan yang diterapkan oleh guru untuk siswa inklusi di sekolah dasar.

Materi dan Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Wawancara dilakukan dengan Ibu Siti Mandu Chaerani, seorang guru kelas IV di SD Negeri Penusupan 02, yang telah memiliki pengalaman mengajar selama 13 tahun, termasuk dalam menangani siswa inklusi. Pedoman wawancara disusun untuk menggali informasi tentang berbagai aspek pembelajaran, meliputi latar belakang pendidikan inklusi, metode pembelajaran yang digunakan, teknologi yang dimanfaatkan, tantangan yang dihadapi, dan evaluasi terhadap kemajuan siswa inklusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun