Mohon tunggu...
Afies Rudit Setyono
Afies Rudit Setyono Mohon Tunggu... Guru - Teacher yang suka menulis dan membaca apa saja

Membaca dan Menulis adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kata Bijak Socrates "Kebajikan Tidak Diajarkan, Tetapi Dipraktikkan"

14 Januari 2024   08:57 Diperbarui: 14 Januari 2024   09:18 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
blogtrisno.files.wordpress.com

Socrates adalah seorang filsuf Yunani kuno yang dianggap sebagai salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah. Dia dikenal akan metode filsafatnya yang menggunakan dialog dan pertanyaan mendalam untuk menggali kebenaran. 

Meski Socrates sendiri tidak menulis apa pun, banyak kata bijak dan pandangannya yang dituliskan oleh murid-muridnya, terutama Plato. Kata-kata bijak Socrates seringkali menginspirasi banyak orang hingga ribuan tahun kemudian 

"Kebajikan tidak diajarkan, tetapi dipraktikkan."

Socrates percaya bahwa kebajikan seperti keberanian, keadilan, dan kebijaksanaan tidak bisa diajarkan, tetapi harus dipraktikkan dan dijalani. Kita belajar menjadi baik dan bijak melalui tindakan kita.

Pernyataan sederhana ini mengandung pemahaman mendalam tentang hakikat kebajikan menurut Socrates. Ia meyakini bahwa kebajikan sejati seperti keberanian, keadilan, kesabaran, dan kebijaksanaan bukanlah sekadar pengetahuan teoritis yang bisa diajarkan. 

Kebajikan adalah sesuatu yang harus dilatih, dipraktikkan, dan diwujudkan dalam tindakan nyata. Seseorang tidak bisa menjadi berani, adil atau bijaksana hanya dengan membaca buku atau mendengarkan ceramah. Nilai-nilai luhur itu harus dijalani, diperjuangkan, dan diuji setiap hari.

Misalnya keberanian. Seseorang tidak bisa belajar keberanian hanya dengan mempelajari teorinya. Ia harus menghadapi ketakutan dan bahaya, lalu bertindak dengan penuh keberanian. Begitu pula dengan keadilan, kesabaran, dan kebijaksanaan. Kita harus mengalami dahulu situasi yang menguji nilai-nilai tersebut, lalu menerapkannya dalam tindakan kita.

Itulah mengapa Socrates lebih banyak mengajak orang berdialog dan memberi contoh, bukan sekadar berpidato. Ia ingin orang-orang mempraktekkan kebajikan, bukan sekedar mendengar teorinya. Nilai-nilai luhur dipahami maknanya dalam tindakan, bukan definisi.

Begitulah pemahaman Socrates tentang kebajikan yang harus dipraktikkan, bukan diajarkan. Ia ingin kita menjadi manusia baik dan bijaksana melalui tindakan, bukan sekadar wacana. Itulah mengapa ajarannya abadi sampai ribuan tahun lamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun