Menyandang status sebagai juara Liga Inggris pada musim sebelumnya tidak memberikan arti lebih untuk Liverpool, inkonsistensi menjadi pengistilahan yang tepat untuk disematkan kepada tim yang bermarkas di Anfield ini.Â
Banyak pengamat sepak bola yang memaparkan analisanya terhadap tim yang berjuluk "The Reds" ini, mulai dari musim yang anomali, cideranya para pemain andalan, menurunnya performa tim secara keseluruhan dan lain sebagainya.
Sempat memimpin klasemen Liga pada paruh pertama musim, kemudian terlempar dari 4 besar dikarenakan hasil minor yang didapat, mulai dari terputusnya rekor tak pernah terkalahkan di Anfield sejak 2017 oleh Burnley, kalah pada putaran keempat Piala FA oleh Manchester United, hingga harus tunduk kepada Real Madrid di Perempat Final Liga Champions, dan serangkaian hasil negatif lainnya.Â
Semua ini dirasa menjadi tekanan maupun pikiran bagi siapapun yang memiliki keterkaitan dengan tim ini, termasuk saya salah satu dari sekian banyaknya pendukung Liverpool yang ada. Jordan Henderson dkk tidak ada pilihan selain menuntaskan tiap laga yang dilakoni dengan kemenangan, agar terus menjaga asa mereka untuk masuk 4 besar dan tampil di Liga Champions musim depan. Â
Masuk pada bulan Mei yang itu mendekati akhir musim, Liverpool mengawalinya dengan mengalahkan Southampton 2-0, dan yang lebih mencuri perhatian lagi ialah Thiago mencetak gol pertamanya untuk tim ini, pada laga selanjutnya "The Reds" menang atas rivalnya yakni Manchester United, dengan Bobby Firmino yang shining pada laga ini, setelah meredup di banyak laga sebelumnya, tak kalah menghebohkannya lagi di jagat maya, Alisson mencetak gol kemenangan atas West Brom berkat sundulannya melalui sepak pojok, dan kali ini untuk mengantarkan Liverpool naik ke peringkat empat klasemen sementara berkat kemenangan atas Burnley, sorotan selanjutnya ditujukan kepada Nath.Â
Phillips dengan gol pertamanya untuk Liverpool serta gol Oxlade-Chamberlain setelah ia kembali dari cedera panjang yang dialaminya, dan pada pertandingan terakhir musim 2020/2021 ketika bermain di Anfield dengan dihadiri 10.000 penonton dirasa bisa memberikan semangat maupun motivasi tambahan bagi tim, sehingga 2 gol Sadio Mane melawan C. Palace dapat memantapkan Liverpool untuk mengakhiri musim berada di posisi ketiga klasemen akhir.
Menutup musim ini dengan memastikan satu slot untuk berlaga di Liga Champions musim depan merupakan kerja keras yang sangat-sangat layak untuk diapresiasi kepada tim ini. Kami datang, kami juang dan kami menang menjadi kalimat yang tepat sebagai gambaran dari apa yang telah mereka upayakan hingga pertandingan terakhir, yang mana sebelumnya dari berbagai pihak meragukan tim ini, namum semua itu bisa dibuktikan dengan hasil yang diraih, mereka menganggap tiap laganya sebagai Final, sehingga hasil yang ingin dicapai juga betul-betul yang terbaik.Â
Fenomena ini saya anggap serupa dengan kisah Jendral Romawi ketika menang dalam pertempurannya, yang kemudian tercetuslah kalimat ini, artinya berjuanglah sampai akhir, kita datang ke suatu tempat untuk memenangkan apa yang kita perjuangkan.
Come back stronger for the next year Liverpoolku   #YNWA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H